Menyambut ulang tahun ke-10, Rexus kembali menggemparkan dunia peripheral Tanah Air dengan menghadirkan mouse ceper bertajuk Daxa Air Mini.
Lini Daxa milik Rexus tidak henti-hentinya menghadirkan, menawarkan, dan memberikan opsi untuk para gamer Indonesia agar bisa menemukan kenyamanan dan kecocokan tingkat tinggi.
Salah satu lini Daxa terbaru yaitu Daxa Air Mini kali ini hadir—sesuai namanya—dalam ukuran yang cenderung kecil, ceper alias pendek, dan sangat ringan. Menjadi menarik ketika banyak orang Indonesia yang cenderung memiliki tangan besar seperti penulis pribadi, tetapi Rexus justru menghadirkan mouse berukuran kecil yang mini.
Meski demikian, bentuk mini mouse tidak bisa begitu saja diciutkan secara keelokan bentuk yang memberikan kenyamanan tanpa pamrih.
Berikut review Rexus Daxa Air Mini.
Kemasan yang Selalu Totalitas Box tampilan depan Box tampilan belakang Kemasan box yang dimiliki lini Daxa dari Rexus selalu totalitas dengan membuat pelindung produk ini tampil solid dan kokoh sehingga tahan dari bantingan, atau jika ingin ditumpuk box lain sangat mampu.
Visual hitam di seluruh bagian box memberikan highlight untuk branding yang terlihat secara sembunyi karena visibiltasnya muncul ketika disorot oleh cahaya. Bagian atas hanya terdapat logo Daxa beserta gambar mouse yang tak kasat mata. Sedangkan bagian bawah memperlihatkan 10 fitur yang juga terlihat tidak begitu jelas jadi harus disorotkan cahaya ke bagian ini.
Isi box Lalu konten box yang akan kita dapatkan, yakni:
Mouse Daxa Air Mini USB-A to USB-C 1.5m USB receiver & extender Set glide Pouch bag Buku manual Kartu garansi Mini pouch Tambahan pouch bag dalam isi box ini sangat berguna untuk membawa mouse bepergian karena terbuat dari kulit sintesis yang tahan akan air. Selain itu, adanya extender USB berguna untuk mendekatkan jarak receiver dengan mouse ketika dipasangkan ke system unit PC desktop. Alhasil, penggunaan wireless secara jarak bisa lebih diminimalisir dan semakin dekat agar delay terasa minim.
Desain Ceper yang Elok dan Nyaman Mouse dalam genggaman Mouse gaming tapi ceper? Ya inilah Daxa Air Mini. Berukuran panjang 10 cm, lebar 7.8 cm, dan ketinggian/ketebalan hanya di 3.7 cm membuat mouse ini terlihat ceper juga pendek secara dimensi. Meski begitu, keelokan bentuk yang terlihat mini dan imut ini memberikan sensasi cakraman yang pas untuk tangan penulis berukuran cukup besar layaknya rata-rata orang dewasa.
Bentuk mouse ini pun tidak ambidextrous atau simetris, melainkan condong ke kanan yang bisa dikatakan agak berlawanan dengan desain mouse G502 dari brand Logitech G . Mouse dengan bentuk semacam ini menurut penulis termasuk jarang dan ini menjadi pertama kalinya Gamedaim membahas mouse semacam ini. Biasanya, mouse itu cenderung condong ke arah kiri, bukan kanan layaknya Daxa Air Mini.
Keelokan dan keunikan serta ‘si paling beda’ dari yang lain justru membuat mouse gaming besutan Rexus dalam rangka ulang tahun ke-10 ini justru memberikan rasa presisi dan cekraman yang merata tanpa pamrih untuk berkata bahwa mouse ini memang begitu nyaman. Semua jari-jemari penulis bisa mendapatkan ruang yang cukup untuk memegang body mouse keseluruhan sehingga pergerakan mouse pun dapat dirasakan dengan baik.
Body Bagian kiri Bagian kanan Tampilan atas Kekurangan dari bentuk seperti ini ialah masih banyaknya ruang yang terbuang di sisi belakang telapak tangan sehingga ketika mouse ini dipegang, tangan penulis harus agak mundur agar posisi jari-jemari dapat terposisikan dengan tepat terhadap tombol.
Di samping itu, mouse ini lebih nyaman ketika dipakai secara palm grip saja, bukan yang lain. Ketika penulis coba claw grip maupun fingertip grip, jari-jemari justru cepat pegal dan kurang nyaman. Belum lagi ukuran mouse yang pendek membuat penekukan jari semakin ekstrim sehingga mengirim sinyal bahwa jari harus cepat-cepat ditidurkan kembali.
Pergerakan mouse begitu mudah berkat bobot mouse yang begitu ringan di 59 gram. Bobot ringan mouse dikarenakan material mouse yang keseluruhan terbuat dari plastik yang solid dan cangkang mouse dibuat bolong-bolong atau honeycomb sehingga case menjadi lebih ringan.
Hanya saja mouse kali ini cangkang nya tidak dapat dilepas dan digonta-ganti dengan warna lain. Mungkin juga karena kerumitan bentuk mouse yang berbeda dengan Daxa Air IV misalnya di mana mouse seri ke-4 dari Daxa Air tersebut mengusung bentuk simetris, sedangkan Air Mini tidak.
Dengan bobot di bawah 60 gr, Daxa Air Mini termasuk lightweight mouse. Semakin mudah pergerakan mouse dibantu dengan adanya 3 buah glide di mana 2 di antaranya itu cukup besar. Rexus juga telah menyiapkan cadangan glide mouse jikalau sewaktu-waktu glide bawaan sudah tidak meminimalisir gesekan di alas mouse.
Tombol Bekerja dengan Baik Side button Tidak berbeda jauh dengan mouse konvensional, tetapi Daxa Air Mini ini disematkan side button, DPI button, dan slide button di alas. Side button mouse tidak menonjol ke luar dan terasa empuk ketika dipencet meski terlihat kasat mata karena warna hitam doff tombol mengikuti body mouse. Mungkin jika dibuat glossy akan lebih terlihat visibilitas tombolnya. Ketika dipencet, side button masih mengeluarkan suara dan memang cukup audible.
Kedua tombol mouse yaitu right & left button ini didukung dengan switch Kailh GM 8.0 yang durabilitasnya diprediksi dapat bertahan hingga 80 juta klik atau 5 tahun ke atas. Yang penulis rasakan, kedua tombol begitu mudah untuk diberi tekanan sehingga perintah mouse ke komputer dapat terkirim dengan cepat dan mudah. Meski begitu, kedua tombol juga masih audible mengingat mouse gaming ini memang tidak silent click .
Melirik ke bagian tengah terdapat DPI button dan scroll button. DPI button berukuran begitu kecil dan lagi-lagi karena doff hitam jadi menyaru dengan body mouse. Tetapi tombol kecil kali ini tidak begitu audible jadi cenderung tidak berisik. Mouse ini juga mendukung besaran DPI hingga 26.000 untuk maksimumnya di mana secara bawaan, urutannya itu: 400, 800, 1600, 2400, 3200, dan 6400. Setiap tingkatan DPI secara bawaan akan mengubah LED RGB yang berada di scroll button.
Mengenai tombol yang dapat diputar atau scroll button ini, penulis cukup terkesima dengan keluwesan tombol ketika diputar. Begitu ringan dan presisinya, tombol scroll bisa dengan tepat mengarahkan pemutaran ketika melakukan scroll—misalnya—di aplikasi Word. Hanya saja ketika dipencet atau diklik, tombol scroll tidak begitu presisi dan akurat serta ada rasa tergelincir sedikit. Jadi ketika dipencet, tombol scroll malah ikut terputar karena tekanan yang diberikan oleh jari.
Konektivitas Tahan Lama port USB C Sebagai mouse tanpa kabel (nirkabel), Daxa Air Mini mengusung baterai berkapasitas sebesar 300mAh yang diklaim Rexus dapat dioperasikan selama 40 jam ketika LED mati. Untuk pengisian daya baterai sendiri bisa menggunakan kabel bawaan mouse melalui port USB-C yang terletak tepat di depan mouse. Rexus juga mengklaim pengisian daya hanya membutuh waktu tidak lebih dari 1 jam 30 menit. Rasio penggunaan dengan pengisian daya baterai terbilang cukup jauh jika dikalkulasikan.
Mode wireless mouse menggunakan dongle USB 2.4GHz yang secara jarak mampu menjangkau hingga 7 meter lebih. Dari sisi delay pun tidak begitu terasa dengan jelas dan kasat mata jadi tidak mengganggu aktivitas secara keseluruhan.
Tombol alas Terdapat slide button pada alas mouse yang berfungsi untuk mengaktifkan LED sekaligus mode wireless mouse. Bagian tengah digunakan ketika masuk ke mode wired. Jika di-slide ke atas maka mode wireless akan menyala dan LED mati. Namun ketika tombolnya digeser ke bawah maka caya LED di bagian dalam cangkang mouse akan menyala dan logo Daxa akan kelap-kelip RGB. Dalam rangka menghemat baterai, LED mouse akan mati dengan sendirinya jika tidak digunakan.
Cukup Sulit untuk Gim Berintensitas Tinggi Mouse Mouse Daxa kali ini memang tidak diragukan lagi kenyamanannya. Buktinya, jari-jemari penulis dapat bersender dengan lega di bagian body keseluruhan mouse dan mendapatkan ruangnya masing-masing. Hanya saja jika berbicara mengenai gim berintensitas tinggi seperti battle royale Apex Legends , kemungkinan besar kalian harus membiasakan diri dengan bentuk mouse yang terbilang unik apabila sebelumnya menggunakan mouse ambidextrous sebagai daily driver.
Penulis merasa kesulitan untuk mengganti senjata dan menembak secara cepat dan serentak ketika dalam keadaan genting atau ke-gep musuh. Hal ini disebabkan grip mouse yang hanya cocok untuk palm grip atau posisi santai, bukan yang siap sedia melawan musuh seperti fingertip grip atau claw grip.
Meski demikian, hal ini hanya penulis rasakan ketika bermain Apex Legends menggunakan Wingman yang memang membutuhkan tingkat akurasi sangat detail dan terperinci. Dan sebenarnya hal semacam ini bisa diakali dengan penyesuaian DPI agar pergerakan mouse bisa disesuaikan lebih tajam lagi.
Sensor mouse yang terbilang di atas rata-rata yaitu PMW3395 ini sangat mampu mendukung akselerasi tingkat tinggi dan memberikan akurasi serta presisi yang cakap. Namanya juga mouse gaming, jadi sensor yang diusung harus siap menghadapi gim berintensitas tinggi sekalipun agar kursor mouse bisa diandalkan dan penembakan tidak melesat dari target. Itulah yang penulis rasakan dengan mouse ini berkat bantuan sensor yang mumpuni.
Polling rate yang dapat diatur hingga 1000Hz juga tidak diam saja dalam membantu mulusnya jalannya permainan agar ketika match berlangsung sekalipun, gamer tidak kalap melawan musuh berkat waktu respon mouse ke komputer yang begitu cepat.
Spesifikasi Teknis
Dimensi : 105 x 78 x 37mm Berat : 59gr Switch : Kailh GM 8.0 Sensor : PAW3395 DPI Maksimum : 26000 DPI Bawaan : 400 – 800 – 1600 – 2400 – 3200 – 6400 IPS : 650 Akselerasi : 50g (Maksimum) Polling Rate : 125 – 250 – 500 – 1000 Hz Waktu Debounce : 8ms (Bawaan), dapat diatur Konektivitas : Kabel USB, Nirkabel 2.4GHz Baterai : 300Mah (Baterai Li-ion Polymer) Waktu Operasional : 40 jam (LED mati) Waktu Isi Daya : 1,5 jam Mouse Rexus Daxa Air Mini dibandrol dengan harga Rp779.000 yang dapat dibeli melalui Tokopedia .