BeritaPCPlaystationPS4

Setelah 8 Tahun Diundur, Skull & Bones Lewati Masa Alpha

Skull & Bones besutan Ubisoft telah melewati masa Alpha setelah dilaporkan bahwa game tersebut melewati 8 tahun pengembangan.

Skull & Bones besutan Ubisoft telah melewati masa Alpha setelah sebuah laporan menyebutkan bahwa game tersebut melewati 8 tahun pengembangan.

Sebuah laporan terbaru dari Kotaku tampaknya mengungkapkan berapa banyak masalah yang Ubisoft hadapi untuk mencapai titik itu. Mulai dari awal kehidupan Skull & Bones sebagai ekspansi Assassin’s Creed IV: Black Flag hingga sekarang yang gamenya tertahan karena kesepakatan dengan pemerintah Singapura. Jika kalian tertarik dengan game-game Ubisoft, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Skull & Bones Telah Lewati Masa Alpha

Skull & Bones Alpha
Skull & Bones | Ubisoft

Menanggapi laporan panjang dari Kotaku, juru bicara Ubisoft mengatakan bahwa, “Tim Skull & Bones bangga dengan pekerjaan yang telah mereka capai pada proyek ini sejak update terakhir mereka dengan produksi yang baru saja melewati Alpha. Kami bersemangat untuk berbagi lebih banyak detail ketika waktunya tepat.”

Tentunya mencapai titik ini, banyak sekali rintangan yang Ubisoft harus hadapi. Kotaku melaporkan bahwa pengembangan Skull & Bones dimulai pada tahun 2013 sebagai ekspansi Assassin’s Creed IV: Black Flag. Ekspansi tersebut berubah nama menjadi Black Flag Infinite, lalu berubah lagi menjadi namanya yang sekarang yaitu Skull & Bones.

Skull & Bones Alpha
Skull & Bones | Ubisoft

Skull & Bones seharusnya rilis pada akhir tahun 2018. Kemudian sampai sekarang, game tersebut mengalami pengunduran hingga bulan Maret 2023. Salah satu pengembang Skull & Bones mengatakan kepada Kotaku bahwa, “Tidak ada yang percaya Februari 2022 [untuk perilisan], tetapi Anda selalu berharap.”

Sumber Kotaku lainnya juga berkata bahwa Skull & Bones telah mencoba beberapa prototipe latar, seperti Kepulauan Karibia, Samudra Hindia, hingga dunia fantasi bernama Hyperborea. Ubisoft juga telah mencoba berbagai macam struktur genre, seperti ship-based multiplayer shooter, survival-like, roguelike, dan live service.

Singkatnya, dasar dari Skull & Bones masih belum jelas. Tetapi apabila Ubisoft telah menyatakan bahwa game tersebut melewati masa Alpha, maka itu menunjukkan bahwa game tersebut sekarang memiliki bentuk akhir yang bisa diharapkan.

Gunakan Dana Melebihi 120 Juta Dollar

Skull & Bones Alpha
Skull & Bones | Ubisoft

Perubahan-perubahan ini telah membuat ratusan karyawan Ubisoft bekerja untuk tujuan yang tidak jelas. Kotaku mendapatkan informasi bahwa perkiraan biaya produksi Skull & Bones melebihi 120 juta USD atau sekitar 1,7 triliun rupiah.

Sumber Kotaku juga mengatakan bahwa jika ini merupakan game Take-Two Interactive atau Electronic Arts (EA), mungkin mereka telah membatalkan game tersebut. Tetapi untuk kasus ini, Ubisoft tidak bisa membatalkan Skull & Bones karena adanya kesepakatan dengan pemerintah Singapura.

Sebagai gantinya, Ubisoft Singapore (pengembang Skull & Bones saat ini) harus merilis sebuah game asli mereka di tahun-tahun mendatang dengan imbalan pembayaran subsidi. Proses pengembangan yang sulit juga telah menyebabkan banyaknya karyawan Ubisoft Singapore keluar dan menjadikan lingkungan kerja yang tidak bersahabat.

Skull & Bones Alpha
Skull & Bones | Ubisoft

Idenya sederhana. Ubisoft Singapore bertanggung jawab untuk mengembangkan Skull & Bones, di mana mereka akan menggunakan keahliannya untuk membuat game live service yang cepat. Namun, kondisi di lapangan sudah mulai melampaui ambisi sederhana ini.

“Teknologi bergerak maju dan Anda segera menginginkan visual yang lebih baik. Kemudian Anda menyadari bahwa beberapa aset Anda tidak cocok lagi,” kata seorang mantan pengembang. “Semakin banyak Anda mulai berubah, semakin banyak bagian yang menjadi tidak cocok. Ketika sebuah proyek terseret selama lebih dari beberapa tahun, asumsi awal Anda tidak lagi valid.”

Ubisoft akhirnya memutuskan untuk meninggalkan proyek tersebut dan membuat IP AAA baru dengan identitas naratif dan visualnya sendiri. Maka Skull & Bones, dengan nama kode “Project Liberté” pun lahir.

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks