Tarif, tarif, dan tarif. Kita sering mendengar kata “tarif” dalam setiap pemberitaan media saat ini, tetapi kita sering dibingungkan dengan artinya. Saya juga bukan ahli ekonomi, jadi saya tetap menggunakan definisi tarif yang beredar di internet. Jadi, apa itu tarif?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tarif adalah “harga satuan jasa, aturan pungutan, dan daftar bea masuk”, sedangkan kamus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menggambarkan tarif sebagai “pajak atas impor atau ekspor”.
Seperti yang dilansir oleh Katadata, dalam kegiatan ekspor dan impor, tarif diberlakukan untuk menaikkan biaya impor atau barang tertentu. Bagi konsumen domestik, cara tersebut bisa mengurangi permintaan barang impor karena harganya lebih mahal. Bagi pengekspor, tarif membuat produk mereka menjadi tidak kompetitif di negara tujuan.
Kita sudah mendapatkan deskripsi singkat tentang tarif, sekarang waktunya kita membahas kontroversi di balik pengumuman tarif yang diberlakukan oleh presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan potensinya terhadap kenaikan harga produk-produk di industri game, terutama dalam peluncuran Nintendo Switch 2.
Tarif, Nintendo, dan Potensi Kenaikan Harga di Industri Game
Pada 3 April 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan adanya implementasi tarif terhadap semua negara yang melakukan kegiatan ekspor ke negaranya.
Lalu apa hubungannya dengan industri game? Kita harus memahami sebuah fakta bahwa produk-produk seperti konsol, game, aksesori, dan sebagainya di industri game sebagian besar diproduksi oleh negara-negara seperti Jepang, Vietnam, Kamboja, dan Tiongkok.
Jika melihat daftar negara yang terkena tarif Amerika Serikat, Jepang telah mendapatkan tarif sekitar 24%, Vietnam sekitar 46%, Kamboja sekitar 49%, dan Tiongkok sekitar 34%. Ini berarti produk-produk yang diproduksi dari negara-negara tersebut akan dibanderol lebih mahal ketika diekspor ke Amerika Serikat.
Di sisi lain, Nintendo telah mengumumkan bahwa Nintendo Switch 2 akan dibanderol sekitar 449,99 dolar AS dan akan diluncurkan pada 5 Juni 2025. Dengan fakta ini, kita bisa berasumsi bahwa Nintendo Switch 2 bisa saja mengalami kenaikan harga.
Beberapa analis yang berbicara dengan media seperti IGN, GameSpot, dan GamesIndustry.biz sebagian besar setuju bahwa harga Nintendo Switch 2 saat ini merupakan langkah awal dari Nintendo dalam memperkirakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Trump.
Namun, direktur riset dan wawasan di Niko Partners, Daniel Ahmad, mengungkapkan bahwa Nintendo kemungkinan besar akan “merasakan dampak” dari tarif tersebut karena Vietnam dan Jepang adalah tempat di mana Nintendo Switch 2 dan game mereka diproduksi.
“Ancaman tarif timbal balik yang membayangi sebelum pameran Nintendo Direct: Nintendo Switch 2 juga akan memaksa Nintendo untuk mempertimbangkan harga yang lebih tinggi untuk seluruh dunia,” timpal Ahmad.
Analis Circana, Mat Piscatella, mencatat bahwa ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan “kacau” karena berkaitan dengan tarif dan dampaknya terhadap game, jadi siapa pun yang mengklaim tahu bagaimana keadaan akan berubah mungkin berbicara tidak pada tempatnya.
“Yang bisa dilakukan siapa pun pada saat ini hanyalah berspekulasi,” ujar Piscatella.
Entertainment Software Association (ESA) bahkan mengatakan kepada Game File, IGN, dan The Game Business bahwa pengumuman tarif ini memiliki “dampak nyata dan merugikan” pada industri game.
Menurut ESA, komponen-komponen produk di industri game berasal dari berbagai negara sehingga dampaknya bisa sangat luas.
“Setiap produk yang akan dibeli konsumen kemungkinan besar akan terkena banyak tarif yang diumumkan, semuanya saling bertumpuk,” ungkap SVP ESA, Aubrey Quinn. “[…] Kami memperkirakan akan ada efek riak pada seluruh ekosistem.”
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Meskipun demikian, prediksi Nintendo terhadap tarif tampaknya sedikit meleset. Pada 4 April 2025, Nintendo telah menyatakan kepada GameSpot bahwa pre-order Nintendo Switch 2 di Amerika Serikat sudah ditunda dari rencana awalnya.
“Pre-order untuk Nintendo Switch 2 di Amerika Serikat tidak akan dimulai pada 9 April 2025 untuk menilai dampak potensial dari tarif dan kondisi pasar yang terus berkembang,” ujar juru bicara Nintendo kepada GameSpot. “Nintendo akan memperbarui waktu di kemudian hari. Tanggal peluncuran 5 Juni 2025 tidak berubah.”
Analis senior di MT Financial, David Gibson, mengatakan bahwa Nintendo membuat asumsi tarif sekitar 20% ketika menentukan harga 449,99 dolar AS untuk Nintendo Switch 2, tetapi tarif sebenarnya adalah 46% (Vietnam).
CEO Kantan Games, Serkan Toto, juga mengatakan kepada IGN bahwa Nintendo terlihat tidak memiliki banyak pilihan.
“Sangat sulit untuk diprediksi, tetapi Nintendo kemungkinan akan membutuhkan beberapa hari untuk menjalankan simulasi dan kemudian mengumumkan kenaikan, tidak hanya untuk konsol itu sendiri tetapi juga game dan aksesori,” ujar Toto.
“Saya harap saya salah, tetapi jika terus berlanjut, tarif yang sangat tinggi ini membuat mereka tidak punya pilihan. Apakah Anda akan terkejut melihat harga Switch 2 mencapai 500 dolar AS untuk model dasar? Saya tidak akan terkejut.”
Di sisi lain, Daniel Ahmad menjelaskan bahwa tarif ini juga akan berdampak pada Microsoft dan Sony Interactive Entertainment, yang berdampak pada produksi PS5, Xbox Series X, dan Xbox Series S.
Ahmad menjelaskan bagaimana harga PS5 Pro saat ini, yang dibanderol sekitar 699,99 dolar AS, merupakan langkah awal Sony Interactive Entertainment dalam menghadapi kedatangan tarif ini.
“Namun, masih banyak ketidakpastian seputar tarif pada saat ini, yang baru akan berlaku pada 9 April, sehingga tidak ada yang tahu apakah tarifnya akan menjadi lebih tinggi, lebih rendah, atau dihapuskan sama sekali pada suatu saat nanti,” tegas Ahmad.
Ahmad bahkan menepis komentar-komentar terkait pembukaan pabrik produksi Nintendo di Amerika Serikat karena langkah itu “sangat tidak realistis”.
Nintendo harus mengeluarkan dana miliaran dolar AS untuk membuka pabrik di Amerika Serikat.
Mungkin dibutuhkan waktu 4 hingga 5 tahun untuk menyelesaikannya. Belum lagi waktu dan biaya untuk membangun kembali infrastruktur rantai pasokan dan sumber komponen (yang akan dikenakan tarif karena dibuat di luar Amerika Serikat).
Mereka kemudian harus mencari, melatih, dan membayar karyawan untuk mengoperasikan pabrik.
Nintendo harus membayar setiap pekerja sekitar 10x hingga 15x lipat lebih banyak daripada yang mereka bayarkan untuk pekerja di Vietnam.
Kemudian setelah Anda menjumlahkan belanja modal awal, biaya tenaga kerja, biaya rantai pasokan, biaya operasional, dll… Anda akan dapat membeli Nintendo Switch 2 yang diproduksi di Amerika Serikat dalam kurun waktu 5 tahun dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada 499,99 dolar AS.
Yang lebih mengejutkan lagi, pada saat mereka melakukan semua itu, Amerika Serikat akan memiliki presiden baru yang kemungkinan besar akan menghapus semua tarif ini.
Daniel Ahmad, Director of Research and Insight at Niko Partners
Pada akhirnya, keadaan tarif ini akan berdampak pada semua kebutuhan semua orang dan mengacaukan ekonomi global. Kita hidup di dunia yang mengadopsi prinsip perdagangan bebas, di mana semua negara bisa menjadi bagian rantai pasokan (supply chain) di industri mana pun.
Jika tarif ini diberlakukan permanen, maka tidak hanya industri game saja yang merasakan dampaknya, kebutuhan primer, sekunder, hingga tertier kita juga akan terkena dampaknya.
Potensi kenaikan harga produk di industri game akibat adanya tarif adalah nyata dan tidak bisa dipungkiri.