Tepat pada 10 Maret 2020 lalu, T1 yang merupakan organisasi Esports asal Korea Selatan ini mengumumkan telah merekrut Braxton “swag” Pierce, seorang streamer CS:GO yang dikenal dengan nama Brax.
Brax sendiri direkrut sebagai konten kreator untuk T1, bukan untuk menjadi pemain. Walau begitu, rupanya T1 mendapatkan kekecewaan atas pelatih Dota 2 Fnatic, Lee “SunBhie” Jeong-jae. Mengapa bisa? Mari simak sampai habis.
Sejarah Kelam Milik Brax Menjadi Alasan Mengapa SunBhie Kecewa
Sebelumnya, Brax memang dikenal sebagai salah satu pemain professional dari scene kompetitif CS:GO. Saat itu, ia bermain untuk tim iBUYPOWER dimana suatu hari ia diduga melakukan matchfixing.
Atas perbuatannya, Valve melarang Brax serta 6 rekannya untuk mengikuti turnamen yang disponsori oleh Valve, baik itu Major ataupun Minor. Setelah insiden tersebut, Brax memutuskan untuk menjadi streamer dan tak disangka-sangka ia malah menjadi populer.
Mengetahui bahwa T1 merekrut seorang matchfixer, SunBhie merasa kecewa dengan keputusan organisasi Esports asal Korea Selatan tersebut. Menurutnya, bekerjasama dengan seorang yang melakukan perbuatan curang di masa lalu akan merusak reputasi Esports yang telah dibangun oleh Korea Selatan.
Walau begitu, T1 nampaknya tak mengindahkan argumen dari SunBhie dan tetap melanjutkan kerjasama dengan Brax.
T1 dan Kerjasama Antara Brax
T1 pada dasarnya merekrut Brax untuk menjadi konten kreator bagi game-game seperti Valorant yang rencananya rilis musim panas ini. Tidak hanya itu, ia akan melakukan streaming untuk game-game seperti CS:GO dan game FPS lainnya.
Keputusan T1 merekrut Brax teak lepas dari kepopuleran sang streamer yang memang kian mencuat akhir-akhir ini. Tidak hanya itu, kehadiran Valorant yang diprediksi mampu menjadi salah satu game FPS menyaingi CS:GO.
Selain T1, sudah banyak organisasi Esports yang merekrut mantan pemain professional sebagai streamer mereka untuk memperkenalkan tim lebih jauh lagi.
