Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi), menegaskan bahwa game online bukan cabang olahraga dan belum bisa dikategorikan cabor karena tidak melibatkan aktivitas fisik.
Meutya menyampaikan pernyataan dalam video yang diunggah oleh Kompas TV pada Rabu (14/5) saat berkunjung ke Resimen Artileri Medan 1 di Purwakarta bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia mengungkapkan bahwa game online berbeda dengan olahraga karena tidak melibatkan aktivitas fisik yang memacu keringat.
Menurutnya, sebuah olahraga seharusnya tetap melibatkan aktivitas fisik, meskipun bisa dilakukan secara daring. Ia juga menegaskan bahwa meskipun game online memiliki nilai positif, namun tetap belum bisa disebut sebagai olahraga jika tidak ada unsur gerak fisiknya.
Polemik Game Online Bukan Cabang Olahraga
Meski sempat menuai pro dan kontra, game online yang menghadirkan esports di dalamnya kini telah diakui sebagai cabang olahraga (cabor) resmi oleh KONI. Cabang ini bahkan sudah menyumbang berbagai prestasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) dan kancah internasional.
Di tahun-tahun mendatang, esports kembali dipertandingkan di SEA Games 2025 Thailand dan Asian Games 2026 di Aichi-Nagoya.
Menjelang SEA Games 2025, PB ESI (Pengurus Besar Esports Indonesia) juga tengah menyiapkan program Pelatnas yang mengedepankan pendekatan sports science, mencakup aspek fisik, mental, hingga strategi, untuk mendukung performa para atlet esports Indonesia.
Di sisi lain, isu soal game online masih jadi perbincangan setelah kasus siswa bermasalah yang dipindahkan ke barak militer mencuat. Meutya Hafid menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah adalah menjaga kesehatan mental dan fisik anak-anak Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan ruang digital.
Baca Juga:
- Pelatnas Esports untuk SEA Games 2025 Dimulai, PB ESI Gunakan Pendekatan Sports Science
- PB ESI Umumkan Timnas MLBB Indonesia SEA Games 2025
- Resmi! Roster Timnas Free Fire Indonesia untuk SEA Games 2025
