Para pengembang game visual novel Jepang telah menghadapi kesulitan dalam menghapus animasi “jiggle” payudara saat merilis game mereka di Steam.
Informasi ini dipublikasikan oleh Automaton. Jika kalian tertarik dengan game-game PC, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Pengembang Visual Novel Jepang Kesulitan Menghapus “Jiggle” Payudara Saat Merilis Game di Steam
29 Maret 2025 – Berbicara dengan Denfaminicogamer, pendiri Leaf, Naoya Shimokawa, dan salah satu pendiri Key, Shinji Orito, membahas pengalaman mereka dalam mempublikasikan game visual novel di platform modern seperti Steam.
Orito menggambarkan betapa ketatnya standar Steam dalam melakukan penyaringan dan persetujuan game sebelum perilisannya: “Saya pernah mendengar bahwa standarnya bisa berbeda tergantung pada orang yang bertanggung jawab atas penyaringan dan ini cukup rumit.”
Shimokawa setuju dengan penjelasan Orito dan mengatakan bahwa ia merasakan perbedaan antara standar di Jepang dan luar negeri, dengan ilustrasi karakter gaya bishojo Jepang yang dianggap terlalu muda di luar Jepang.
“Hal ini tidak terjadi di Steam, tapi ketika kami mengembangkan game berjudul White Album 2: Dream Communications, [platform] meminta kami untuk menghilangkan efek goyangan pada payudara model 3D saat mereka menari,” ujar Shimokawa seperti yang diterjemahkan oleh Automaton.
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Dengan tekad ingin memenuhi persyaratan agar game mereka disetujui, para pengembang di Leaf langsung menghapus tulang model (komponen yang memungkinkan para animator memberikan gerakan ke bagian model 3D) sehingga menghilangkan goyangan (jiggle) dari tubuh karakter.
“Ketika kami meminta evaluasi ulang, platform menolak kami lagi, bersikeras bahwa ‘Mereka masih bergoyang,’ dan kami seperti, ‘Tidak, itu tidak mungkin, tidak ada tulang di sana!’” kata Shimokawa sambil tertawa.
Pada akhirnya, Leaf berhasil mendapatkan persetujuannya, tetapi mereka harus menjelaskan secara teknis mengapa goyangan (jiggle) payudara yang tersisa di dalam game mereka tidak mungkin dilakukan secara fisik.
“Cobaan ini membuat saya sangat sadar akan kesulitan yang disebabkan oleh perbedaan standar antara Jepang dan negara lain di dunia,” ungkap Shimokawa.
Meskipun kesulitan seperti itu sudah biasa terjadi, pandangan Shimokawa terhadap Steam tetap sangat positif karena platform buatan Valve ini memberikan akses ke sejumlah besar pemain di seluruh dunia dalam menghadapi menyusutnya pasar lokal Jepang untuk genre visual novel.
Orito mencatat bahwa berkat pemain Steam, Key mulai mempertimbangkan lokalisasi ke berbagai bahasa sejak tahap awal pengembangan dan cara-cara untuk membuat game mereka tetap bertahan lama.
“Banyak hal yang telah berubah sejak pertama kali kami mulai membuat game,” ujar Orito.