Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menambahkan Tencent ke dalam daftar perusahaan militer Tiongkok.
Informasi ini dipublikasikan oleh Bloomberg (via The Verge). Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Amerika Serikat Tetapkan Tencent Sebagai Perusahaan Militer Tiongkok
7 Januari 2025 – Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menambahkan Tencent dan CATL ke dalam daftar perusahaan militer Tiongkok. Penetapan ini tidak menjatuhkan sanksi atau larangan, tetapi dapat mempersulit kedua perusahaan tersebut untuk melakukan bisnis di Amerika Serikat.
Selain memiliki WeChat, Tencent adalah nama besar dalam industri game karena memiliki Riot Games dan telah berinvestasi di banyak perusahaan game, termasuk Epic Games, Larian Studios, Ubisoft, dan FromSoftware.
Sementara itu, CATL adalah pembuat baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, dengan produknya yang digunakan untuk mobil listrik Tesla, Ford, Volkswagen, BMW, dan banyak lagi.
Penetapan ini berasal dari perintah eksekutif Presiden Donald Trump pada tahun 2020 yang melarang perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi di entitas yang memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.
“Kami bukan perusahaan atau pemasok militer,” ujar juru bicara Tencent, Danny Marti, kepada The Verge.
Juru bicara CATL, Fred Zhang, menambahkan, “Tidak seperti sanksi atau kontrol ekspor, daftar ini tidak berdampak pada bisnis kami. Kami tetap akan bekerja sama dengan Departemen Pertahanan untuk mengatasi kesalahpahaman ini.”
Update 12 Januari 2025: Rock Paper Shotgun melaporkan bahwa CEO Tencent, Ma Huateng, dan jajaran eksekutifnya telah merilis sebuah pernyataan bahwa mereka siap menempuh jalur hukum jika kesalahpahaman ini tidak terselesaikan.
Pernyataan tersebut sebagian besar hanya menyempurnakan argumen juru bicara sebelumnya bahwa Tencent tidak terlibat dalam kegiatan militer Tiongkok. Argumen lainnya adalah Tencent bukanlah “perpaduan militer-sipil”.