BeritaResmi

Masahiro Sakurai: Ada Kekurangan Sutradara Game “Serba Bisa” di Industri Ini

Berbicara dengan ITmedia Business Online, Masahiro Sakurai menyuarakan keprihatinannya tentang kurangnya jumlah sutradara game akhir-akhir ini, terutama yang serba bisa dan memiliki pengetahuan komprehensif tentang berbagai aspek pengembangan game.

Masahiro Sakurai telah mengungkapkan bahwa ada kekurangan sutradara game yang “serba bisa” di industri game.

Informasi ini diungkapkan oleh Sakurai saat diwawancarai ITmedia Business Online (via Automaton). Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.

Masahiro Sakurai: Ada Kekurangan Sutradara Game “Serba Bisa” di Industri Ini

https://twitter.com/AUTOMATON_ENG/status/1937224135995765135

24 Juni 2025 – Berbicara dengan ITmedia Business Online, Masahiro Sakurai menyuarakan keprihatinannya tentang kurangnya jumlah sutradara game akhir-akhir ini, terutama yang serba bisa dan memiliki pengetahuan komprehensif tentang berbagai aspek pengembangan game.

“Saya percaya bahwa pekerjaan sebagai ‘sutradara game’ sudah sangat langka saat ini,” ujar Sakurai seperti yang diterjemahkan oleh Automaton. “Yang lebih langka lagi adalah sutradara yang mampu bekerja di lingkungan di mana mereka harus mengawasi ratusan karyawan.”

Sakurai melanjutkan, “Meskipun ada banyak orang yang membuat game atau yang ingin membuat game, namun ada kekurangan sutradara game yang mampu mengkonsolidasikan mereka sebagai sebuah tim.”

Menurut Sakurai, di balik kurangnya jumlah sutradara game di industri ini terdapat beberapa faktor, namun yang paling sulit untuk diatasi kemungkinan besar adalah semakin banyaknya spesialisasi dan pembagian tugas dalam pengembangan game.

Meskipun Sakurai sendiri menangani berbagai aspek pengembangan game, mulai dari grafis hingga efek suara, ia mencatat bahwa “tidak ada lahan subur bagi jenis sutradara game serba bisa untuk berkembang”.

Sakurai menjelaskan bagaimana ia memulai kariernya dengan bekerja di departemen grafis, lalu menjadi desainer game, dan kemudian menjadi sutradara game.

Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan yang berhubungan dengan grafis sekarang terbagi menjadi pemodelan, efek, dan tekstur, dan dalam lingkungan semacam itu, sangat sulit bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai cara pengembangan game.

“Karena spesialisasi dan sub divisi yang terus berlanjut inilah, tidak ada cukup banyak sutradara game yang dapat mengawasi pengembangan game dalam arti yang lebih luas,” ungkap Sakurai.

Ketika ditanya tentang prospek memiliki penerus seperti itu di era pengembangan game sekarang, Sakurai menjawab bahwa tidak ada gunanya memikirkan hal tersebut karena setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dan unik, dan kunci suksesnya ada pada bagaimana mereka memanfaatkannya.

“Mungkin ada seseorang yang tidak akan mengikuti jalan yang sama dengan saya, tetapi akan mampu menerobos dengan pergi ke arah yang sama sekali berbeda […] Saya percaya bahwa setiap pencipta game harus membuka jalan mereka sendiri yang unik (alih-alih menjadi penerus orang lain),” ujar Sakurai.

Masahiro Sakurai: Sora Tidak Mempekerjakan Karyawan

https://twitter.com/AUTOMATON_ENG/status/1937133543312044062

Ketika ditanya mengenai posisinya sebagai CEO Sora, Sakurai mengatakan bahwa tidak ada titik temu antara pengembangan game dan manajemen bisnis, sampai-sampai dia menolak wawancara dengan jurnalis bisnis karena dia tidak menganggap dirinya sebagai seorang manajer.

“Ketika saya memasuki industri game antara tahun 1990-an dan 2000-an, banyak kreator game yang menjadi independen dan mendirikan perusahaan sendiri,” ujar Sakurai. “Namun, saya merasa bahwa setiap kali seorang kreator menjadi presiden perusahaan, mereka akan mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan kreatif secara maksimal.”

Sakurai melanjutkan, “Saya pikir ada konflik antara membuat game yang bagus dan membuat keputusan bisnis, dan karena sibuk dengan tugas sebagai CEO, Anda tidak bisa mencurahkan diri Anda pada tugas krusial dalam produksi game.”

Karena ingin menjadi mandiri tanpa dibebani tanggung jawab sebagai manajer bisnis, solusi Sakurai adalah dengan tidak mempekerjakan karyawan.

Meskipun secara teknis Sakurai adalah CEO Sora, peran sebenarnya sangat berbeda dengan seorang presiden perusahaan pada umumnya yang memiliki karyawan. Bagi Sakurai, Sora hanyalah sebuah badan hukum yang ia gunakan untuk menangani kontrak pribadi dengan pihak lain dan cara ini bekerja dengan sangat baik untuknya.

“Hal ini memungkinkan saya untuk berkonsentrasi pada keahlian saya dan terus melakukan pekerjaan kreatif tanpa dibebani oleh tugas-tugas yang berhubungan dengan manajemen,” ungkap Sakurai.

Di sisi lain, Sakurai mengakui bahwa pendekatannya memiliki kekurangan karena dia bekerja dengan tim yang berbeda untuk setiap proyek, tidak ada pengetahuan yang terakumulasi, dan dia perlu membangun kepercayaan serta metode kerja dari awal setiap kali.

Selain itu, Sakurai tidak menganggap metodenya sebagai solusi optimal yang dapat dengan mudah diterapkan oleh orang lain di industri ini.

“Tergantung pada orangnya – saya dapat membangun cara kerja ini karena saya memiliki rekam jejak dan reputasi dari pekerjaan saya di game Kirby dan Super Smash Bros. Jika Anda tidak memiliki rekam jejak yang ada, Anda tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan,” timpal Sakurai.

Setelah menyelesaikan pendidikan sebagai Analis Kimia, Fransiskus memutuskan untuk mengejar impiannya di bidang jurnalistik dan telah aktif meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia tengah mendalami studi di bidang Hubungan Masyarakat (Humas).…
Leave Comment

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.