Bandai Namco telah mengungkapkan platform layanan NFT baru berjudul World of Den-On-Bu untuk meluncurkan platform NFT bertema musik.
Informasi ini pertama kali muncul dari artikel Siliconera. Jika kalian tertarik dengan kontroversi metaverse, blockchain, dan NFT, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.
World of Den-On-Bu, Proyek Musik NFT dari Bandai Namco
Bandai Namco telah mengungkapkan platform layanan NFT baru berjudul World of Den-On-Bu. Mereka bekerja sama dengan perusahaan pembuat konten berbasis blockchain, Gaudiy, untuk meluncurkan platform NFT bertema musik.
Siaran pers mencatat bahwa mereka dapat me-retweet unggahan tertentu di akun Twitter @denonbu_world untuk kesempatan memenangkan kode serial yang berisi NFT. Mereka yang telah memperoleh token NFT akan dapat mendengarkan Music Crystals di platform baru ini.
Bandai Namco akan segera memperbarui platform NFT mereka secara berkala dan menambahkan lebih banyak item dengan nilai tertentu, seperti konten komunitas dan acara pertunjukan langsung eksklusif.
Divisi hiburan suara Bandai Namco, Asobinotes, telah mendirikan proyek karakter musik Den-On-Bu pada tahun 2020. Mika Pikazo mendesain karakternya dan lagu-lagunya berasal dari banyak komposer musik elektronik Jepang, seperti IOSYS, kz (livetune), dan Taku Inoue.
Tiga Virtual YouTuber dari NIJISANJI (Sukoya Kana, Sister Claire, Hoshikawa Sara) akan menyuarakan karakter dari Teion International High School di dunia Den-On-Bu. Bandai Namco juga telah merilis manga dan adaptasi novel dari proyek itu, selain rilisan musik dan pertunjukan langsung.
Kontroversi Metaverse, NFT, dan Blockchain
Game blockchain dan NFT memang telah menjadi sasaran inti kontroversi dalam beberapa bulan terakhir. Valve bahkan telah melarang game blockchain dan NFT dari Steam, tetapi Epic Games malah menerima ide itu dengan tangan terbuka di platform mereka. Gabe Newell menyatakan bahwa orang-orang dari komunitas NFT bukan tipe yang ingin diajak berbisnis oleh Valve.
Phil Spencer bahkan telah menyatakan kekhawatirannya akan pertimbangan game berbasis blockchain dan NFT. Berbeda dengan Yosuke Matsuda (presiden Square Enix), di mana dia telah mendukung secara antusias teknologi baru seperti game blockchain, NFT dan metaverse. Atsushi Inaba dan Hideki Kamiya bahkan telah menyatakan ketidaktertarikan mereka terhadap NFT.
GSC Game World selaku pengembang S.T.A.L.K.E.R. 2 mengalami hal yang sama, di mana mereka mendapatkan respon negatif ketika mengumumkan rencana NFT dan menyebabkan mereka membatalkan rencana itu. Tidak hanya mereka, Team17 juga mendapatkan respon yang serupa dengan proyek MetaWorms NFT-nya. Salah satu game indie di Steam seperti Storybook Brawl mendapat perlakukan serupa.
Pada bulan Januari 2022 saja, beberapa kontroversi muncul kembali dalam industri video game. Perusahaan seperti Atari, Konami, Moonton, dan Ubisoft menyerukan dukungan mereka terhadap NFT. Bahkan salah satu pengisi suara terkenal seperti Troy Baker ikut campur dalam topik kontroversial ini.
Netmarble bahkan tidak takut untuk mengungkapkan tujuan bisnis mereka dalam metaverse, blockchain, dan NFT, di mana 70% game baru mereka akan mencoba semua teknologi tersebut. Zynga juga akan merilis game NFT pertama mereka di tahun 2022.
Realitanya, sebagian besar pengembang dan penerbit video game tidak tertarik dengan topik mengenai NFT dan cryptocurrency. Ada salah seorang responden dari survei State of the Industry 2022 milik GDC menyindir, “Saya lebih suka tidak mendukung pembakaran hutan hujan daripada memastikan seseorang ‘memiliki’ jpeg.”
Kita nantikan saja masa depan dari game blockchain dan NFT, apakah tren ini akan berlalu dengan cepat atau akan tetap di sini dan menetap dalam waktu yang lama.