Baru-baru ini, mantan Executive Assistant Riot Games, Sharon O’Donnell memberikan tuntutan terhadap CEO Riot Games, Nicolo Laurent atas tindakan pelecehan dan diskriminasi ketika Sharon masih bekerja di sana.
Menurut informasi, tuntutan ini sudah dilayangkan oleh Sharon bulan lalu dan baru saja terkuak. Lalu, seperti apa detailnya? Yuk simak sampai habis.
Gugatan Sharon untuk CEO Riot Games

Berdasarkan laporan dari Vice Games, Sharon awalnya bergabung dengan Riot Games di bulan Oktober 2017. Belum lama bekerja di Riot, Laurent mulai melecehkan Sharon hingga akhirnya ia keluar dari perusahaan di tahun 2020 lalu.
Lebih lanjut, Laurent mengatakan kepada Sharon bahwa ia “cantik” dan menjelaskan fakta bahwa istrinya iri dengan perempuan cantik seperti Sharon. Bukan hanya itu saja, Laurent kabarnya meminta Sharon untuk lebih feminim lagi karena sifatnya yang dinilai kasar oleh CEO Riot Games tersebut.
Puncaknya, Laurent mengatakan kepada Sharon mengenai ukuran celana dalam yang ia kenakan sambil melihat Sharon. Terakhir, Laurent pernah mengatakan kepada karyawan perempuan untuk memiliki bayi di kala pandemi Covid-19. Menurut Laurent, hal tersebut bisa menangkal stress karena WFH. Perkataan CEO Riot Games ini jelas mengisyaratkan terhadap hubungan badan kepada Sharon.
Respon Riot

Menanggapi hal ini, Riot Games membantah apa yang dikatakan oleh Sharon. Menurutnya, Riot Games telah menjaga kultur dan ekosistem perusahaan agar lebih sehat lagi. Selain itu, mereka juga melarang adanya tindak diskriminasi di dalam perusahaan dan berjanji untuk menyelidikinya lagi.
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Selain itu, Riot Games mengatakan kepada Vice bahwa mereka telah memulai penyelidikan atas klaim Sharon. Mereka telah menyediakan kuasa hukum sendiri dengan pengawasan langsung oleh Komite Khusus dari Dewan perusahaan.
CEO kami telah menjanjikan kerja sama dan dukungan penuh selama proses penyelidikan. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua klaim bisa diselesaikan dengan cepat
Ungkap Riot.
Sekedar informasi, Kotaku pernah menerbitkan laporan tentang budaya seksisme di Riot Games pada tahun 2018. Hal ini membuat pihak perusahaan dituntuk atas diskriminasi gender dengan gugatan senilai $10 juta.