PeripheralReview

Review Sony Inzone H9: Headset Serasi untuk PS5

Perilisan PS5 menjadi momentum Sony untuk menghadirkan Inzone H9 sebagai headset wireless kelas atas yang serasi disandingkan dengan PS5.

Perilisan konsol generasi terbaru Sony, yakni PS5, menjadi momentum perusahaan asal Jepang ini untuk menghadirkan Inzone H9 sebagai headset wireless kelas atas yang serasi disandingkan dengan PS5.

Tiga kata yang disematkan untuk Inzone H9: Detect (Deteksi), React (Reaksi), Victory (Menang). Bukan hanya sekedar embel-embel, tiga kata tadi diklaim Sony sebagai manifestasi kemampuan akan fitur anyar yang dimiliki Inzone H9 dan tentunya akan dibahas dalam artikel ini.

Menjadi lini headset tidak begitu terjangkau dikarenakan berada di kelas premium, Sony Inzone H9 yang rilis sejak Juli tahun ini cukup mengundang rasa penasaran penulis. Produk lain Sony yang bisa dikatakan setingkat dan cukup terkenal jika dibandingkan dengan Inzone H9 ialah Sony WH-100XM4—meski lebih mahal dan hanya sebagai headphone. Namun dikarenakan kedua produk sama-sama dari Sony, penulis pribadi sangat berekspetasi tinggi terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh headset gaming kelas atas satu ini.

Selain itu, seri Inzone H9 yang telah rilis semenjak tiga bulan yang lalu ini telah mengambil bagian dalam VALORANT 2022 Champions Tour sebagai Official Gaming Headset Partner. Hal tersebut memperlihatkan bagaimana tingkat kepercayaan gamer di ranah competitive esports tingkat profesional dan skala dunia mengandalkan kemampuan Inzone H9 sebagai official headset gaming mereka ketika bertanding. Indikasi ini menandakan bahwa Inzone H9 memang sebegitunya dapat diandalkan.

Namun, apakah demikian? Mengingat tidak semua selera telinga kita itu sama, bahkan telinga penulis bisa jadi sangat berbeda dengan telinga kalian.

Simak review Sony Inzone H9 berikut ini.

Nuansa Box yang Berbeda

Ini menjadi hal yang di luar ekspetasi penulis meskipun bukan hal yang begitu penting, tapi menarik untuk dibahas yaitu penggunaan warna box.

Ketika produk headset bertemakan hitam dan putih, namun tidak untuk box. Kemasan produk menolak disamaratakan bersama produk di dalamnya dengan mengusung warna ungu sebagai warna yang dominan. Mungkin ini menjadi salah satu langkah Sony agar membuat box yang mudah diingat oleh banyak konsumen dan memberi pesan bahwa, tidak selalu harus ‘Putih’ maupun ‘Hitam’ dalam penggunaan tema warna box.

Salah satu bagian yang mencolok ialah penggunaan stripe putih dan berukuran cukup besar pada bagian bawah box. Di bagian sini juga terdapat tulisan nama seri produk yang dibuat berwarna ungu atau mengikuti warna dominan.

Secara visual, bagian depan box memperlihatkan produk headset, sedangkan bagian belakang menjelaskan bagian-bagian headset, tipe konektivitas, dan dedicated-software Inzone H9. Semua kalimat penjelasan pada visual box konsisten ditulis dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Mandarin, dan Korea.

Sony Inzone H9 Gamedaim Review 23
Box isi

Box ini mengusung dua lapis, bagian luarnya memang terkesan tipis dan hanya sebagai pelindung sekaligus branding karena penuh dengan visual yang mencolok. Sedangkan bagian dalam box ini menjadi bagian yang keras guna melindungi segala isi konten di dalamnya. Adapun isi konten yang akan kita dapatkan sebagai berikut:

  • Headset Sony Inzone H9
  • USB-C to USB-A 1.5m
  • USB transceiver
  • Set sticker
  • Buku manual
  • Kartu garansi

Isi konten box terbilang tidak ada yang unik dan hal yang bisa menandakan ciri khas dari lini Inzone. Ya terkecuali set sticker yang bisa dikatakan berbeda dari produk Sony lainnya.

Desain Klop dengan PS5 Meski Kurang Elok

Konsol next-gen PS5 milik Sony mudah sekali untuk diingat dengan desain warna putih sebagai casing dan warna hitam untuk bagian dalamnya. Alat untuk bermain gim menggunakan joystick satu ini juga dapat berdiri, maupun ditidurkan.

Visual desain PS5 juga bisa dikatakan diaplikasikan ke headset Sony Inzone H9. Visual warna putih dan hitam menjadi sorotan warna yang dominan di body headset. Warna putih hanya terfokus pada atas headband, housing earcup, dan bagian microphone.

Build quality headset kelas atas tidak menjadi keraguan penulis sejak awal. Meskipun material body dari plastik, namun plastiknya sangat solid terutama pada bagian housing dan headband. Body headset tidak ringkih dan memiliki permukaan yang halus—rasanya hampir mirip dengan permukaan body PS5.

Memang body plastik berwarna putih headset ini solid, tetapi perlu diingat, hindari menyentuh headset ketika tangan dalam keadaan kotor dan simpan baik-baik headset dalam kondisi bersih. Permukaan body headset putih sangat mudah meninggalkan bercak kotoran sehingga ketika tersorot cahaya, bercak kotoran tadi akan terlihat dengan mudah pada bagian tersebut.

Sebagai headset wireless, Inzone H9 tergolong ringan secara bobot untuk sebuah produk headset nikrabel di mana penggunaan material-nya sendiri dominan dari plastik. Dengan bobot sebesar sekitar 330g, Inzone H9 tidak membuat barang bawaan kalian bertambah signifikan, meski secara ukuran akan cukup memakan tempat. Housing jadi bagian yang mewakili mayoritas distribusi bobot sehingga terasa lebih berat pada bagian tersebut.

Bobot headset yang ringan menjadi nilai plus untuk ubun-ubun agar aman dari tekanan berlebih. Padding headband juga membantu agar sentuhan kulit ke headband menjadi semakin ringan dan lembut. Baik busa pada headband maupun earcup, kedua bagian empuk tersebut menambah kenyamanan dan mendorong agar pengguna semakin betah memakai headset lebih lama lagi. Dalam kondisi durasi pemakain berjam-jam, padding headset tidak membuat telinga maupun ubun-ubun kepala panas dan sakit.

Lalu menyoal housing, penulis kurang begitu klop dengan visual housing earcup headset. Tampilan bagian yang menonjol dan bulat ini kurang begitu elok maupun elegan, serta cenderung  membuat kepala menjadi lebih besar.

Housing earcup yang besar ini memang terlihat futuristik, tapi bagi penulis pribadi, desain flat dan minimalis untuk model housing closed-back seperti Razer Opus atau ATH-M50x lebih membawa kesan minimalis dan tampil selaras dengan segala ukuran kepala. Jadi menyoal desain housing earcup, Inzone H9 kurang elok dan hanya menonjolkan sisi futuristiknya saja. Ketika dipakai, kepala terlihat lebih besar dan kurang presisi.

Sony Inzone H9 Gamedaim Review 05
Headset di kepala

Kepala penulis yang cenderung lonjong ini kurang serasi dengan ukuran headset. Ketika dipakai dalam pengaturan adjustable di lengan headband paling pendek sekalipun, headset akan mudah lepas ketika dipakai. Selain itu, headbanging sekali juga akan membuat headset lepas dari kepala. Dari kejadian tersebut, penulis dapat memastikan bahwa Inzone H9 lebih diperuntukkan untuk mereka yang memiliki ukuran lingkar kepala besar atau di atas rata-rata.

Adjustable height di lengan headband sendiri terdapat 10 level yang dapat diatur sesuai ukuran dan preferensi pemakaian. Jika ditarik/didorong secara cepat, adjustable akan sangat mungkin menimbulkan suara berdecit sebagai akibat gesekan yang terjadi di dalam cover headband. Satu-satunya branding Inzone H9 ialah terletak pada lengan headband yang bertuliskan ‘Sony’ dalam text bold berwarna putih dengan visibilitas yang sangat jelas—juga timbul ketika disentuh.

Headset Inzone H9 ini ‘cukup’ portable. Housing dapat diputar sebesar 90 derajat ke belakang dan menjadi hal yang patut diapresiasi. Alhasil ketika headset tidak dipakai, pengguna bisa mengalungi headset setelah memutar housing ke belakang, dan bagian tulang selangka akan terasa nyaman karena langsung menyentuh padding earcup. Namun sayang, headset ini belum bisa foldable yang membuatnya kian terasa jauh dari portable secara harfiah.

Aksi Cepat Lewat Tombol

Empat tombol di sisi kanan, dan dua tombol ditambah satu port USB-C di sisi kiri menjadikan kemudahan mengatur headset ketika bermain gim dan konektivitas.

Pada sisi kanan, terdapat tombol power. Cukup tekan selama 2 detik, maka headset akan nyala dan dekat lengan headband akan menyala warna putih kedap-kedip yang artinya siap untuk dipakai. Sedangkan untuk menonaktifkan headset, tekan selama kurang lebih 4 detik hingga indikator cahaya warna putih mati sepenuhnya.

Dikarenakan headset nirkabel ini mengusung dua model wireless sekaligus yaitu wireless Bluetooth dan wireless 2.4GHz, ada tombol dedicated untuk Bluetooth di sisi kanan ini. Tekan tombol Bluetooth selama sekitar dua detik, maka indikator akan berubah ke warna biru dan akan kedap-kedip secara cepat yang artinya siap disambungkan.

Bluetooth 5.0 headset mampu menjangkau jarak hingga 10 meter, bahkan dengan adanya shielding sekalipun audio akan tetap ditransmisikan tanpa patah-patah.

Kelebihan dari headset ini ialah, kita bisa menggunakan dua model wireless sekaligus. Semisal dongle 2.4GHz sudah disambungkan ke PC ketika bermain gim dan Bluetooth sudah disambungkan ke smartphone, kita bisa mengangkat telefon dari smartphone sekaligus bermain gim.

Fitur serempak ini nantinya akan mengeluarkan kedua suara dari sumber device yang berbeda. Keselarasan di fitur serempak semacam ini memudahkan kita agar tidak perlu memutuskan koneksi salah satu model wireless ketika ingin bermain gim, atau mengangkat telefon. Jika bisa secara bersamaan melakukan kedua kegiatan tadi, mengapa tidak? Namun jika kalian ingin menonaktifkan fitur Bluetooth, tinggal tekan kembali selama dua detik, maka indikator cahaya biru akan beralih ke putih kembali—artinya hanya mengaktifkan mode 2.4GHz saja.

Dua tombol terakhir pada bagian sisi kanan headset ialah Game dan Chat. Kedua tombol ini secara cepat akan mengalihkan dominasi suara, semisal pengguna sedang bermain gim sambil berbicara melalui Discord. Klik tombol ‘Game’ akan mengutamakan suara yang keluar dari gim, dan tombol ‘Chat’ akan mengutamakan suara yang keluar dari voice chat Discord.

Kemudian mari kita membahas tombol di sisi kiri headset.

Tombol pertama ialah wheel button untuk mengatur besaran volume. Tombol model roda ini mengusung infinite scroll, artinya pengguna tidak diberikan patokan maksimal dan minimal volume ketika diputar. Model scroll tak terbatas semacam ini mengingatkan penulis dengan desktop speaker yang biasa penulis gunakan, yaitu Edifier R1280t.

Meksipun tidak ada patokan secara fisik, Inzone H9 akan mengeluarkan patokan melalui suara. Jadi ketika volume diatur seminimal mungkin dan mentok hingga 0%, headset akan mengeluarkan bunyi yang menandakan bahwa volume sudah mentok, begitu juga sebaliknya ketika diatur ke maksimal.

Lalu tombol terakhir ialah NC/AMB. Yup, kalian tidak salah membaca nama tombol terakhir ini. Layaknya headphone kelas atas, headset gaming ini juga menyematkan fitur Noise Cancelling dan Ambient Sound untuk mengatur tingkat sensitivitas noise di luar headset agar ketika mendengarkan musik semakin imersif dan mendapatkan pengalaman lebih.

Tekan sekali untuk masuk ke mode Noise Cancellation, tekan sekali lagi untuk masuk ke mode Ambient, dan tekan sekali untuk ke masuk mode normal. Mode NC headset sangat terbukti ampuh ketika penulis aktifkan. Jadi suara kipas dan noise-noise lainnya akan diblokir oleh fitur NC sehingga telinga bisa fokus mendengar suara yang keluar dari headset. Hanya saja, mungkin gendang telinga kalian akan merasakan adanya dengung sebagai akibat dari kehampaan ruang suara yang dibuat oleh fitur NC.

Fitur Ambient sangat cocok digunakan jika kalian tetap ingin aware dan membagi fokus suara dari luar, seperti misalkan sedang bermain gim, tapi tetap ingin mengobrol satu sama lain dengan teman main bareng di samping kalian. AMB (Ambient) headset akan membantu memasukkan noise secara lebih maksimal dibandingkan mode normal.

Terakhir ialah port USB-C. Mengikuti perkembangan zaman—begitu juga iPhone yang direncanakan akan memakai USB-C di tahun 2024 mendatang—Inzone H9 juga mengandalkan USB-C sebagai port untuk charging.

Dengan total pemakaian 32 jam ketika NC tidak aktif, Sony mengklaim bahwa headset Inzone H9 ini bisa digunakan untuk 60 menit pemakaian hanya dengan 10 menit waktu charging, dengan catatan ketika fitur NC dan Bluetooth dinonaktifkan. Juga, pengguna bisa melakukan charging sekaligus bermain gim secara berbarengan.

Penulis pribadi merasa skeptis jika headset di-charging ke system unit PC yang letaknya di bawah meja sekaligus bermain gim. Hal tersebut dikarenakan kabel 1.5m yang kurang begitu panjang akan membuat kabel ketarik-tarik. Alangkah idealnya jika Sony menyediakan ukuran kabel 1.8m agar terasa cukup dalam menjangkau jarak.

Lipat dan Tarik

Sony Inzone H9 Gamedaim Review 02
Microphone

Model mikrofon headset ini dapat ditarik maupun dilipat. Tarik mikrofon untuk mengaktifkan, dan lipat kembali untuk menonaktifkan jika sedang tidak dipakai. Cara seperti ini terkesan fleksibel dan cepat meski tidak ada tombol mute.

Body mikrofon yang terbuat dari plastik ini terasa kenyal dan halus pada bagian permukaannya. Namun, bagian yang lentur dan kenyal hanya pada bagian 3/4 dari ujung mikrofon yang adjustable, sisanya keras jadi tidak bisa disesuaikan arahnya. 

Pattern pick-up mikrofon mengusung bidirectional atau secara dua arah. Suara yang terekam mikrofon mendapatkan hasil yang jernih dan bersih meskipun ketika bermain gim dalam intensitas tinggi sekalipun. Melihat kemampuan mikrofon, hal itulah juga yang mungkin jadi alasan mengapa Inzone H9 mendapatkan Discord certified. Headset sangat bekerja dengan baik di Discord untuk berbicara dengan teman ketika bermain gim bersama.

Keharmonisan dalam Karakteristik Audio yang Datar

Sony Inzone H9 Gamedaim Review 03

Sony dikenal sebagai brand yang mampu menghasilkan produk audio dengan suara yang imerseif dan berkualitas tinggi. Dalam kasus Inzone H9 ini, secara default, headset akan memproduksi suara yang cenderung flat atau datar tanpa adanya boost untuk bass dan treble.

Frekuensi suara rendah atau bass headset terdengar optimal dan kuat ketika keluar suara ledakan dalam gim seperti ketika bermain Apex Legends. Alhasil, sensitifitas suara berkat karakteristik bass dapat maksimal dan jalannya permainan semakin mudah menggambarkan arah datangnya ledakan.

Itu tadi menyoal ketika bermain gim, lalu bagaimana untuk penggunaan musik?

Penulis telah mencoba mendengarkan berbagai genre musik menggunakan Inzone H9, beberapa di antaranya seperti ‘High School in Jakarta’ oleh NIKI, ‘Drown’ oleh BMTH, ‘Untuk Siapa?’ oleh For Revenge, dan ‘Anti-Hero’ oleh Taylor Swift. Semua lagu diputar melalui YouTube yang kemungkinan besar lagu di platform tersebut sudah dikompres. Namun, izinkan penulis menjabarkan apa yang terdengar.

Pengaturan default headset yang flat tetap mendorong frekuensi suara rendah (bass) secara optimal sehingga dorongan dan instrumental lagu terdengar lebih audible tanpa adanya instrumen yang tumpah tindih. Vokal penyanyi tetap mendapat perhatian tanpa kehilangan panggungnya sendiri sehingga secara akur dapat serempak terproduksi dengan jelas bersama instrumental musik.

Frekuensi suara tinggi atau treble tidak membuat gendang telinga terasa sakit dan menusuk. Semua bagian frekuensi mendapatkan porsinya masing-masing dan dioptimalkan secara sempurna dalam kondisi mendengarkan berbagai genre musik.

Sony juga memberikan opsi untuk mengatur equalizer audio headset melalui dedicated software INZONE Hub yang dapat diunduh melalui situs resmi mereka. Di software, terdapat 4 pilihan di mana 3 di antaranya merupakan template dari Sony, yakni Flat, Bass Boost, dan Music/Video. Pengguna juga dibuatkan opsi Custom agar lebih mahir lagi menyesuaikan tinggi rendahnya frekuensi ketika mendengarkan musik.

Spesifikasi Teknis Sony Inzone H9

  • Weight: 330g
  • Driver Unit: 40mm
  • Magnet: Neodymium
  • Frequency Response: 5Hz-20.000Hz
  • Unity of Mic: ECM
  • Direction of Mic: Bi directional
  • Effective Frequency of Mic: 100Hz-8.000Hz
  • Bluetooth Version: 5.0
  • Effective Range BT: 10m (approx)
  • Frequency Range BT: 2.4GHz band
  • Profile BT: A2DP, AVRCP, HFP, HSP
  • Supported Audio Format(s): SBC, AAC

Kesimpulan Review Sony Inzone H9

Konsol PS5 sangat pas jika dicomblangkan dengan Sony Inzone H9 yang secara visual terlihat serupa, dan tentunya kualitas audio dapat menunjang dalam penggunaan gim kasual maupun yang berintensitas tinggi. Fleksibilitas headset terlihat dengan boom mikrofon yang cukup dilipat maka akan otomatis masuk ke mode mute, juga tombol-tombol yang dengan cepat bisa membantu kalian mengaktifkan fitur tertentu. Bobot yang ringan dengan kualitas bahan yang solid membuat headset mudah dibawa bepergian meskipun belum foldable dan housing berukuran agak besar, jadi akan memakan tempat. Baterai yang tahan hingga 32 jam sangat cocok bagi para gamer hardcore agar bisa bermain seharian tanpa perlu khawatir kehabisan daya.

Sony Inzone H9 dibandrol dengan harga Rp4.499.000 melalui link pembelian berikut ini: Tokopedia.

Informasi lebih lanjut, kunjungi laman resmi Sony Inzone H9 berikut ini.

Remaja Gen Z yang punya memori nostalgia zaman SD saat bermain Stronghold Crusader, Harvest Moon: Back to Nature, sampai Warcraft II. Hubungi: irgie@gamedaim.com

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks