Review Like a Dragon: Infinite Wealth: Eksperimen Dual Protagonis yang Berhasil

Setelah Great Dissolution, kisah Ichiban Kasuga masih belum selesai. Masih banyak misteri yang belum terjawab, termasuk bagaimana para yakuza yang sudah terpisah bisa kembali ke masyarakat. Apa saja tantangan Ichiban untuk menghadapi semua ini? Dan mengapa Kiryu Kazuma, yang dikenal sebagai Dragon of Dojima, kembali lagi sebagai karakter utama di Like a Dragon: Infinite Wealth? Gamedaim telah mendapatkan kesempatan dari SEGA dan Ryu Ga Gotoku Studio untuk menulis review Like a Dragon: Infinite Wealth.

Berikut adalah review Gamedaim setelah memainkan Like a Dragon: Infinite Wealth selama 115 jam. Perlu dicatat bahwa SEGA hanya memperbolehkan kami menuliskan cerita game tersebut hingga Chapter 3.

Like a Dragon: Infinite Wealth sudah tersedia untuk PS5, Xbox Series X, Xbox Series S, PS4, Xbox One, dan PC (SteamMicrosoft Store).

Review Like a Dragon: Infinite Wealth


3 Tahun Berlalu [SPOILER]

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Cerita bermula 3 tahun setelah pengumuman “Great Dissolution” dari Omi Alliance dan Tojo Clan. Protagonis utama, Ichiban Kasuga, terlihat bekerja di Hello Work untuk membantu para mantan yakuza mencari pekerjaan agar bisa berbaur dengan masyarakat.

Namun, sebuah video “callout” dari seorang VTuber bernama “Tatara Hisoka” membuat Ichiban kehilangan pekerjaannya. Di saat yang sama, teman-teman lamanya seperti Yu Nanba dan Koichi Adachi juga kehilangan pekerjaannya karena asosiasi mereka dengan Ichiban. Setahun pun berlalu.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Ichiban, Nanba, dan Adachi lalu mendengar desas-desus bahwa Seiryu Clan telah merekrut banyak mantan yakuza ke dalam jajarannya. Bertekad mencari tahu alasan di balik aktivitas tersebut, ketiganya mendatangi Seiryu Clan untuk mencari jawaban. Di sana, mereka bertemu dengan kapten Seiryu Clan, Masataka Ebina, dan mantan letnan Omi Alliance, Jo Sawashiro.

Setelah membahas alasan mengapa banyak mantan Yakuza bergabung dengan Seiryu Clan, alasan Sawashiro bergabung dengan Seiryu Clan, dan pembuktian bahwa dirinya bukan pembunuh ketua Sieryu Clan, Ryuhei Hoshino, Sawashiro membeberkan fakta kepada Ichiban bahwa Akane Kishida, kekasih Masumi Arakawa dan ibu kandung Ichiban, masih hidup di Hawaii.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Sawashiro meminta Ichiban untuk bertemu dengan Akane di Hawaii dan memberikan sebuah amplop dengan alamat Akane tertera di atasnya. Ichiban akhirnya memutuskan untuk menerima tugas Sawashiro dan memulai perjalanannya ke Hawaii.

“Berlibur” di Hawaii [SPOILER]

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Sesampainya di bandara Hawaii, Ichiban bertemu dengan seorang tuna daksa bernama Eiji Mitamura. Sayangnya, Ichiban dirampok di dalam taksi oleh seseorang bernama Eric Tomizawa dan hanya bisa melarikan diri dengan bantuan Eiji. Dari pandangan Ichiban, Eiji terlihat seperti orang baik dan mengingatkan Ichiban dengan saudaranya.

Meskipun demikian, masalah yang mengikuti Ichiban belum selesai. Tomizawa ternyata bekerja di bawah sebuah organisasi milik Yutaka Yamai, yaitu Yamai Syndicates. Yamai kemudian bertemu dengan Ichiban dan Eiji, namun kalah saat bertarung melawan mereka.

Dengan bantuan Eiji, Ichiban akhirnya mendapatkan alamat Akane dan dirinya langsung menuju ke alamat tersebut. Sesampainya di sana, Ichiban bingung karena rumah Akane tidak dikunci dan ada seorang wanita misterius bernama Chitose Fujinomiya yang mengklaim sebagai pembantu rumah Akane.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Setelah membeberkan alasannya untuk datang ke rumah Akane, Ichiban dan Chitose menikmati suasana sore hari, tetapi Ichiban tidak menyadari bahwa Chitose akan membuat dia mabuk dan meninggalkan tubuhnya di pantai Hawaii.

Tentunya cerita berlanjut dengan Ichiban ditangkap oleh polisi Hawaii, tetapi Ichiban bisa kabur dari kejaran polisi Hawaii. Beruntungnya, Ichiban bertemu dengan Kiryu Kazuma yang kebetulan sedang mendapatkan tugas dari Daidoji Faction di Hawaii. Setelahnya, Ichiban dan Kiryu mencari tempat yang aman dengan mengunjungi Revolver Bar untuk beristirahat.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Keesokan harinya, Ichiban dan Kiryu mencoba untuk kembali ke alamat Akane, tetapi Yamai dan Tomizawa sudah mengikuti mereka. Saat keduanya mencoba kabur, Tomizawa akhirnya berani untuk mengkhianati Yamai dan bergabung bersama Ichiban dan Kiryu.

Dengan bergabungnya Tomizawa, mereka langsung mencari cara untuk masuk ke Distrik Five setelah paspor Ichiban dicuri oleh Chitose. Begitu kembali ke hotel, Kiryu membuat pengakuan yang mengejutkan: dia mengidap kanker dan hanya memiliki waktu sekitar 6 bulan lagi untuk hidup.


Eksperimen Dual Protagonis yang Berhasil

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Berbeda dengan game-game pendahulunya, Ryu Ga Gotoku Studio tampaknya mengambil direksi yang berbeda untuk Like a Dragon: Infinite Wealth. Biasanya dalam game Yakuza/Like a Dragon, kita sebagai pemain hanya memainkan 1 protagonis yang bisa dikendalikan seluruhnya.

Dalam kasus Like a Dragon: Infinite Wealth, karakter Ichiban dan Kiryu bisa dimainkan oleh kalian. Ryu Ga Gotoku Studio mungkin melakukan ini karena mereka tahu bahwa fokus utama terhadap pengenalan Hawaii bisa membuat lokasi seperti Yokohama terlupakan begitu saja.

Tidak hanya menyelesaikan masalah lokasi, tetapi Ryu Ga Gotoku Studio juga membuka potensi kisah-kisah yang bisa diceritakan dengan dua sudut pandang yang berbeda.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Saya sebenarnya khawatir melihat Ryu Ga Gotoku Studio mengambil risiko seperti ini, terutama kisah dengan fokus dual protagonis biasanya akan melemah karena mereka tidak bisa membagi kisah keduanya dengan rata. Namun setelah memainkan Like a Dragon: Infinite Wealth hingga selesai, saya dapat memberikan konfirmasi bahwa risiko yang diambil Ryu Ga Gotoku Studio sudah membuahkan kesuksesan.

Eksperimen dual protagonis ini juga dapat terjadi berkat adanya Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name, di mana kedatangan Kiryu ke Hawaii sudah diceritakan dalam game tersebut. Mungkin terlihat tidak lazim, tetapi saya bisa melihat beberapa alasan mengapa mereka harus memisahkannya:

Pada akhirnya, kisah Kiryu dan Ichiban adalah kisah yakuza dari era yang berbeda. Kita tidak bisa mempungkirinya. Kiryu adalah kisah lama era yakuza, sedangkan Ichiban adalah pilar baru bagi era yakuza saat ini. Sudah saatnya Kiryu mulai mengajarkan legasi asli dari yakuza untuk Ichiban, meskipun itu terlihat sangat sulit.

Oleh sebab itu, ini menjadi alasan mengapa Ryu Ga Gotoku Studio menambahkan “Memoirs of a Dragon” untuk Kiryu…


Pengenalan Karakter Baru dan Adanya Karakter yang Kembali (Lagi)

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Dalam Like a Dragon: Infinite Wealth, Ryu Ga Gotoku Studio telah mengenalkan beberapa karakter baru yang menarik untuk dibahas. Tidak hanya karakter-karakter ini terkait dengan protagonis utama, tetapi beberapa antagonis baru juga memiliki kisah yang menarik.

Kita bisa membahas terlebih dahulu karakter yang dekat dengan Ichiban seperti Chitose dan Tomizawa. Kedua karakter baru ini awalnya memiliki konotasi negatif karena pengenalannya yang seperti itu.

Tomizawa terlihat seperti karakter antagonis karena dia awalnya ingin merampok Ichiban, sedangkan Chitose terlihat sebagai calon antagonis hanya karena dia membuat Ichiban terlantar di pantai Hawaii.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Meskipun demikian, kalian akan melihat alasan mengapa Chitose dan Tomizawa bertingkah seperti itu melalui sistem seperti Bond Level, Personality, Table Talk, hingga Party Chat.

Misalnya, Chitose akan membuat kalian frustasi hingga akhir karena banyaknya “plot twist” yang terjadi, sedangkan Tomizawa akan menjadi karakter yang disukai oleh banyak orang karena sifat “goofy”-nya.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Saya juga sempat menyebutkan karakter Yamai yang dilabelkan sebagai antagonis utama karena dia memiliki organisasi ilegal di Hawaii dan sempat menyerang Ichiban, tetapi kalian akan kaget dengan “plot twist” yang terjadi nanti.

Pada akhirnya, semua karakter yang diperkenalkan dalam Like a Dragon: Infinite Wealth tidak bisa kalian tebak dalam pandangan pertama. Layaknya penceritaan Ryu Ga Gotoku Studio, kita tidak tahu bagaimana karakter-karakter ini akan berinteraksi satu sama lain hingga kalian menyelesaikannya.

Bahkan karakter pendukung yang muncul dalam game ini memiliki kisah-kisah yang tidak terduga. Misalnya seperti bartender di Survive Bar dan Revolver Bar yang mungkin akan kalian kenal ketika melihat perawakannya.


Gameplay yang Lebih Halus dan Asyik

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Sama seperti Yakuza: Like a Dragon, gameplay Like a Dragon: Infinite Wealth tetap mengusung turn-based RPG yang dinamik. Yang berbeda dari sebelumnya adalah game ini menambahkan beberapa tambahan baru seperti Command RPG System yang diperbarui, adanya sistem Job Change, Exclusive Job untuk karakter tertentu, dan beberapa Job baru.

Selain itu, gameplay Like a Dragon: Infinite Wealth tampaknya sudah lebih diperhalus dari game sebelumnya. Misalnya, karakter kalian sekarang bisa berjalan dalam sebuah area tertentu. Area ini menjadi signifikan karena setiap musuh yang memasuki area, damage yang bisa diberikan akan naik secara signifikan. Ada juga beberapa item baru yang bisa meledak ketika memilih “Attack”.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Ada tambahan baru yang membuat gameplay Like a Dragon: Infinite Wealth menjadi seru, seperti adanya area of effect (AoE), knockback attack yang diperbarui, bisa mengubah attack tergantung posisi karakter, hingga combo attack yang lebih mudah dilakukan selama memenuhi “syarat tertentu”. Selain itu, perfect attack sekarang memiliki prompt tombol yang bisa meningkatkan damage secara signifikan.

Tambahan gameplay Like a Dragon: Infinite Wealth yang menurut saya sangat signifikan adalah sistem Smackdown. Sederhananya, sistem ini akan menyelesaikan pertarungan kalian secara otomatis jika level party kalian dengan level musuh terlalu jauh. Sistem ini juga sangat berguna dalam aspek grinding level dan item, mengingat Like a Dragon: Infinite Wealth mengikuti sistem leveling yang sama seperti Yakuza: Like a Dragon.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Lalu Kiryu bagaimana nasibnya? Tenang saja, Kiryu akan mengikuti sistem turn-based battle yang ditawarkan oleh Like a Dragon: Infinite Wealth. Meskipun demikian, nanti ada waktunya di mana sistem “Dragon’s Resurgence” akan membawa kembali gaya bertarung lama Kiryu.

Kritik saya terhadap sistem turn-based battle adalah limitasi informasi weakness dari sebuah musuh. Ini mungkin akan membuat frustasi beberapa orang, mengingat informasi weakness hanya muncul jika kalian melakukan preview skill terhadap musuh yang dihadapi, baik itu musuh lama atau musuh baru.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Sebenarnya kalian bisa mengakses informasi weakness dari setiap musuh yang sudah dikalahkan melalui aplikasi Sujidex. Tetapi, apakah kalian yakin akan mengakses aplikasi tersebut setiap kali bertemu musuh? Tidak kan?

Di luar semua itu, saya sangat puas dengan gameplay yang ditawarkan oleh Like a Dragon: Infinite Wealth. Pemain lama yang memang hanya merasakan gaya beat ‘em up dan pemain baru yang terbiasa dengan gaya turn-based battle akan bisa menikmatinya.


Kualitas Audio yang Luar Biasa

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Saya hanya bisa menulis seperti ini karena saya bukan orang yang paham akan seni musik, terutama dalam hal komposisi, melodi, nada, dan sebagainya. Tetapi sebagai orang awam yang memang sering mendengarkan musik dan menyukai musik klasikal, pop, rock, metal, dan sejenisnya, musik-musik di Like a Dragon: Infinite Wealth memiliki kualitas audio yang luar biasa.

Jika diperjelas lagi, kualitas yang dimaksud saya adalah audio dari Like a Dragon: Infinite Wealth sangat melengkapi gameplay hingga aspek cerita dari game tersebut. Ada beberapa situasi di mana kualitas audio bisa menentukan apakah seorang pemain akan memainkan game tersebut dalam waktu lama atau tidak. Untuk Like a Dragon: Infinite Wealth, musik-musik yang dibuat tidak membuat saya bosan.

Mungkin karena pengalaman telah membentuk gaya musik mereka, mungkin karena komposer mereka yang memilih kohesif dan konsistensi setiap tahunnya, dan mungkin juga mereka percaya kepada para penggemarnya untuk menyukai semua komposisi musik yang dibuat. Pada akhirnya, jika musik dari komposer memiliki komposisi yang bagus, maka pemain akan tetap menyukainya.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Tidak hanya dari musik saja, aspek mixing suara background hingga sulih suara terlihat sangat profesional. Saya tidak bisa mengomentari lebih banyak mengenai sulih suara versi bahasa Inggris, tetapi versi bahasa Jepang terlihat sangat menjiwai. Bahkan, sulih suara dari karakter-karakter baru pun terasa seperti mempunyai kisahnya tersendiri.

Saya juga sangat menyukai cara Ryu Ga Gotoku Studio memberikan para pemainnya kesempatan untuk mendengarkan musik-musik dari game SEGA lainnya. Dengan membeli beberapa musik dari NPC tertentu, kalian dapat mendengar musik Persona, Shin Megami Tensei, Super Monkey Ball, Virtua Fighter, dan masih banyak lagi.


Grafik? Tentu Kualitasnya Meningkat

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Salah satu hal yang ingin saya bahas dalam aspek grafik adalah peningkatan kualitas ekspresi cahaya di Like a Dragon: Infinite Wealth. Kalian bisa melihat dalam beberapa scene tertentu, karakter Ichiban terlihat sangat detail dalam suasana senja, malam hari, hingga suasana hujan.

Peningkatan kualitas ini pertama kali saya sadari ketika memainkan Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name dan sejujurnya, saya sangat menyukainya. Saya juga mengetahui bahwa peningkatan kualitas ini terjadi berkat arahan Ryu Ga Gotoku Studio yang meminta para karyawannya untuk mempelajari semua kelebihan dan kekurangan Unreal Engine dan Unity.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Contohnya seperti Like a Dragon: Ishin!, di mana game tersebut memiliki kilauan yang detail dan efek bayangan yang mendalam. Hal tersebut terjadi berkat adanya Unreal Engine.

Untuk Like a Dragon: Infinite Wealth, Ryu Ga Gotoku Studio tidak hanya membuat para karyawannya mempelajari engine lain, tetapi mereka juga menambahkan ekspresi cahaya yang dihasilkan dari Unreal Engine ke dalam Dragon Engine.


Nilai Replayability yang “Sangat Tinggi” Berkat Banyaknya Mini-Game Baru

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Salah satu “main selling” dari setiap game Yakuza/Like a Dragon adalah banyaknya mini-game yang ditawarkan dalam sebuah game. Namun untuk Like a Dragon: Infinite Wealth, mini-game yang ditambahkan tampaknya benar-benar layak menjadi sebuah game spin-off.

Ada beberapa mini-game baru yang menjadi fokus signifikan dalam Like a Dragon: Infinite Wealth dan akan saya bahas dalam review ini, yaitu:

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Aloha Links adalah mini-game baru yang mengajak pemain untuk bersosialisasi dengan NPC di Hawaii. Mini-game ini sebenarnya sangat menarik karena kalian akan dibiasakan untuk menyapa beberapa NPC yang memiliki simbol emoji di atas kepalanya.

Tetapi saya sarankan untuk tidak membuat mini-game ini menjadi serius, karena kalian bisa saja membuang 20 jam waktu bermain kalian hanya untuk menyelesaikan mini-game tersebut.

Miss Match

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Miss Match adalah mini-game yang membuat Ichiban untuk mencoba aplikasi “matchmaking” layaknya Tinder. Mini-game ini sangat menarik untuk dicoba karena kalian dalam beberapa menit harus bisa membuat Ichiban dapat secara kompatibel menemukan pasangan yang cocok.

Saat mengobrol dengan seorang gadis, kalian akan disuruh memilih respons dan emoji yang akan membuat gadis tersebut senang dan menghidupkan percakapan. Setelah berhasil dirayu, Ichiban akan bisa bertemu tatap muka dengan gadis yang digodanya. Tetapi apakah gadis yang digoda ini nyata? Atau hanya kebohongan belaka?

Crazy Delivery

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Sesuai namanya, Crazy Delivery adalah mini-game yang terinspirasi dari Crazy Taxi. Jika Crazy Taxi berurusan dengan pemain untuk menjadi supir taksi, Crazy Delivery akan membuat Ichiban menjadi kurir pengantar makanan.

Dalam mini-game ini, kalian akan dapat mendapatkan uang saat mengantarkan makanan ke pembeli yang ada. Tetapi uang ini bisa kalian tingkatkan lagi penghasilannya dengan melakukan trik dan wheelie saat mengantarkan makanan kalian.

Mini-game ini tentunya akan sangat membuat kalian bernostalgia dan berharap SEGA akan membuat Crazy Taxi baru lagi (di mana itu memang terjadi!).

Sujimon Battles

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Berharap Pokémon datang ke PC? Maka Sujimon Battles adalah jawabannya. Sederhananya, Sujimon Battles adalah mini-game baru yang diperkenalan dalam Like a Dragon: Infinite Wealth yang memiliki mekanik gameplay 3v3 ala game Pokémon. Ada elemen? Tentu saja. Ada elemen api, hutan, air, gelap, dan terang yang akan membantu kamu menavigasi kelemahan dan kekuatan masing-masing.

Jika Pokémon mengusung tema monster, maka Sujimon Battles mengusung tema manusia asli yang bernama “Sujimon”. Kalian bisa berteman dan melatih berbagai Sujimon di Hawaii untuk menciptakan tim terbaik kalian.

Jika saya mau jujur, mini-game ini akan memakan waktu kalian untuk menyelesaikan Like a Dragon: Infinite Wealth. Sama seperti Dondoko Island, Sujimon Battles membutuhkan investasi waktu yang banyak agar bisa menyelesaikan ceritanya. Saya sendiri menghabiskan hampir 25-30 jam hanya untuk mini-game ini saja, jadi kalian bisa ekspektasi kenapa mini-game ini sangat adiktif.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Yang membuat mini-game ini tidak bisa dihindari oleh kalian adalah adanya sistem battle di berbagai lokasi Hawaii. Kalian pindah ke map tertentu, kalian akan menemukan bahwa ada Sujimon yang mengajak kalian untuk berkelahi. Intinya: Sama seperti Pokémon!

Meskipun demikian, mini-game ini tidak akan mengganggu perkembangan cerita utama Like a Dragon: Infinite Wealth, tetapi hanya menjadi penghalang kalian untuk menyelesaikan game tersebut.

Dondoko Island

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Berharap Animal Crossing datang ke PC? Tenang saja, Ryu Ga Gotoku Studio telah menjawab pertanyaan tersebut dengan Dondoko Island. Sederhananya, Dondoko Island adalah mini-game yang meminta kalian untuk mengubah sebuah pulau menjadi resor kelas atas.

Bagaimana caranya? Caranya adalah kalian hidup di pulau Dondoko, bantu para penghuninya membersihkan sampah dari pulau tersebut sambil membuat beberapa barang dan bangunan DIY untuk meningkatkan infrastruktur pulau.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Seiring dengan kalian mengembangkan pulau Dondoko, kalian akan diminta untuk mengajak para tamu untuk berkunjung dan menginap. Ini yang akan menjadi fokus utama dari Dondoko Island.

Di Dondoko Island, ada aspek Satisfaction dan Popularity yang semuanya terkait dengan DIY yang dibuat dan kepuasan tamu saat mengunjungi pulau. Ini menjadi tantangan utama bagi kalian agar bisa merombak pulau Dondoko menjadi tempat layak huni dan cocok bagi para tamu tersebut.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Selain membuat DIY untuk para tamu, Dondoko Island juga menyediakan sebuah rumah khusus untuk Ichiban. Layaknya rumah pribadi, Ichiban akan diminta untuk mengisi rumahnya dengan barang-barang elektronik, dekorasi, aksesoris, dan sebagainya agar layak dihuni. Sama seperti Animal Crossing kan?

Apa yang dapat saya katakan tentang Dondoko Island adalah kalian akan menyadari setelah memainkannya selama beberapa jam, kalian akan semakin ketagihan. Bahkan, kalian mungkin tidak menyadari 20 jam bisa saja berlalu hanya karena kalian terlalu fokus untuk memodifikasi pulau Dondoko dan rumah Ichiban.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Mengapa saya mengatakan ini? Itu karena Dondoko Island adalah mini-game yang akan menggerakkan Anda untuk bermain Like a Dragon: Infinite Wealth. Ini adalah mini-game adiktif yang dapat membuat Anda ketagihan berjam-jam ketika Anda memainkannya.

Satu-satunya aspek yang akan saya kritik dari Dondoko Island adalah pada kotak Inventory. Terkadang, kalian terlalu asyik menangkap serangga, mencari mineral dan makanan, berburu ikan, dan pergi ke Dondoko Farm sehingga kalian menyadari bahwa tas Ichiban sudah penuh.

Untuk mengosongkan tas tersebut, kalian harus mencari kotak Inventory yang hanya berada “spesifik” di lokasi tertentu. Saya sangat tidak menyukai hal ini. Kenapa? Karena terkadang saya ingin kotak Inventory itu ada di dekat saya sehingga saya dapat memindahkan isi tas dengan lebih mudah.

Sumber: Ryu Ga Gotoku Studio / SEGA

Beberapa lokasi memang memiliki kotak Inventory tersebut, tetapi mengapa saya harus berteleportasi ke lokasi tertentu di pulau hanya untuk memindahkan barang dari tas? Mengapa tidak menambahkan lebih banyak kotak tersebut di beberapa lokasi lagi? Itulah hal yang paling saya tidak suka dari Dondoko Island.

Di luar kritik saya, jika kalian benar-benar menikmati Animal Crossing, maka Dondoko Island adalah mini-game yang khusus dibuat untuk kalian.


Exit mobile version