Sony Hadapi Gugatan Diskriminasi Gender [Update]

Gugatan itu menuduh Sony Interactive Entertainment “menoleransi dan memupuk lingkungan kerja yang mendiskriminasi karyawan wanita, termasuk karyawan wanita dan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai wanita”.

Laporan terbaru mengungkapkan informasi mengejutkan bahwa Sony Interactive Entertainment telah mendapat gugatan diskriminasi gender dari salah satu mantan karyawannya.

Informasi ini pertama kali muncul melalui artikel Axios. Jika kalian tertarik dengan industri video game saat ini, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Baca Juga:

Sony Hadapi Gugatan Diskriminasi Gender

Axios melaporkan bahwa mantan analis keamanan TI yang bernama Emma Majo berusaha memperluas gugatannya atas nama wanita yang telah bekerja di Sony Interactive Entertainment dalam beberapa tahun terakhir.

Gugatan itu menuduh Sony Interactive Entertainment “menoleransi dan memupuk lingkungan kerja yang mendiskriminasi karyawan wanita, termasuk karyawan wanita dan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai wanita”.

Majo juga mengatakan bahwa Sony Interactive Entertainment telah melakukan diskriminasi terhadap perempuan dan karyawan yang mengidentifikasi perempuan dalam hal kompensasi, promosi dan “mengikuti mereka pada budaya kerja yang didominasi oleh laki-laki”.

Majo juga menuduh bahwa dia tidak pernah mendapatkan promosi dan selalu diabaikan oleh manajernya. Dia diberhentikan dari pekerjaan miliknya setelah dia mengajukan keluhan diskriminasi gender ke Sony Interactive Entertainment.

Muncul Setelah Kasus Activision Blizzard, Efek Domino?

Image Credit: Sony Interactive Entertainment

Kasus gugatan ini menjadi misteri ketika Majo mengklaim dia menerima surat yang menyatakan bahwa Sony Interactive Entertainment telah menghapus departemen tertentu dari perusahaannya. Majo bukan anggota departemen itu, tetapi mereka tetap memecatnya.

Majo mengajukan gugatan ini ke California’s Department of Fair Employment and Housing (DFEH). DFEH adalah tempat agensi yang sama di mana mantan karyawan Activision Blizzard mengajukan kasus serupa pada awal tahun 2021.

Gugatan Majo ini muncul setelah Jim Ryan (CEO Sony Interactive Entertainment) mengkritik tanggapan Activision Blizzard terhadap kasus pelecehan seksual dan diskriminasi gender. Kritisasi ini juga berlaku untuk Bobby Kotick (CEO Activision Blizzard).

Menurut Ryan, perusahaan itu “belum berbuat cukup untuk mengatasi budaya diskriminasi dan pelecehan yang ada dan mendalam”. Jim Ryan juga meminta karyawannya untuk melaporkan pelecehan atau diskriminasi dan berjanji bahwa Sony Interactive Entertainment akan menyelidiki tindakan apa pun.

Munculnya gugatan Majo ini kemungkinan besar terjadi akibat pernyataan Ryan tersebut. Sampai saat ini, Sony Interactive Entertainment belum mengeluarkan konfirmasi atau pernyataan mengenai dugaan gugatan tersebut.


Update 24 Februari 2022: Sony Interactive Entertainment menanggapi tuduhan ini dan mengatakan “dengan tegas menyangkal” tuduhan tersebut. Mereka juga mengajukan agar kasus ini untuk diberhentikan (via Axios).

“Terlepas dari luasnya gugatannya, tuduhan yang dengan tegas dibantah oleh SIE, [Majo] gagal membela fakta untuk mendukung klaimnya atau klaim kelas luas perempuan yang ingin dia wakili,” bantah Sony Interactive Entertainment.

“[Dia] gagal mengidentifikasi satu kebijakan, praktik, atau prosedur di SIE yang diduga menjadi dasar dari diskriminasi yang disengaja secara luas atau memiliki dampak diskriminatif terhadap perempuan.”


Update 23 April 2022: Axios dan GamesIndustry.biz melaporkan bahwa Laurel Beeler (Hakim Amerika Serikat) telah menolak sebagian besar klaim Majo dalam pengaduan “karena tuduhan itu sebagian besar bersifat kesimpulan”.

Tiga dari 13 tuntutan telah diizinkan untuk dilanjutkan, yaitu pemutusan hubungan kerja yang salah, pembalasan pelapor, dan pembalasan di bawah California Fair Employment and Housing Act. Namun, karena pengadilan federal tidak memiliki yurisdiksi atas klaim negara, hakim terpaksa menolak seluruh pengaduan.

“Dia tidak menggambarkan pekerjaannya atau bagaimana pekerjaannya secara substansial sama dengan pekerjaan pria mana pun yang diduga dibayar lebih dari dia dibayar,” tulis Beeler.


Exit mobile version