Berita

Google Dianggap Gagal Kembangkan Game Studio First-Party Stadia

Google merilis Stadia tepat pada Maret 2019 lalu dengan berbagai janji untuk merevolusi industri game. Namun, baru berjalan selama dua tahun, Google memilih untuk menutup studio first-party Stadia karena tidak merilis satu game pun.

Namun, laporan terbaru menyebut bahwa ada alasan mengapa Google menutup first-party studio milik Stadia.


Alasan Gagalnya Pengembangan Game Studio First-Party Stadia

google game stadia
Stadia | Google

Menurut laporan Wired, mereka melihat kegagalan studio internal Stadia adalah hal yang tidak bisa terhindarkan. Pasalnya, Google tidak berpengalaman dalam hal cloud gaming dan industri video game. Lebih lanjut, laporan tersebut mengatakan bahwa Google tidak tahu perbedaan antara mengembangkan teknologi dan game.

Google benar-benar memiliki bisnis yang cukup berbeda. Membuat konten atau game untuk Stadia jelas butuh pengalaman yang tinggi.

Ungkap salah satu sumber

Menurut PC Gamer, sejatinya adalah masalah internal yang cukup serius di Stadia. Pengembang diminta untuk fokus terhadap teknologi Stadia alih-alih game itu sendiri. Tentu, anggapan ini hanya sebatas pendapatan pribadi saja. Namun, fakta bahwa Google telah menutup studio first-party miliknya tidak bisa terbantahkan lagi.

Terlepas dari hal ini, Harrison mengatakan pada akhir Januari bahwa Stadia Games and Entertainment menunjukkan kemajuan yang cukup besar. Namun, setelah beberapa minggu memuji studio tersebut, secara mengejutkan Google menutupnya karena tidak menghasilkan game satu pun.


Microsoft Punya Pengaruh Atas Hal ini?

Microsoft X Stadia
Stadia and Microsoft | Istimewa

Berdasarkan laporan dari Kotaku, General Manager Google Stadia, Phil Harrison mengatakan bahwa mereka terpaksa menutup dua studio game internal mereka di Los Angeles dan Montreal pada awal Februari 2021 lalu.

Menurut sumber yang ada, Harrison menunjuk secara khusus bahwa pembelian yang dilakukan oleh Microsoft memiliki pengaruh terhadap keputusan Google menutup Stadia. Sekedar informasi saja, Microsoft berhasil mengakuisisi ZeniMax Media yang membawahi Bethesda Software. Akuisisi Microsoft atas ZeniMax kemungkinan memiliki pengaruh terhadap penutupan studio milik Stadia.

Melalui akuisisi ini, Microsoft membawa franchise seperti The Elder Scrolls, Fallout, dan Doom di bawah kendali mereka. Lebih lanjut, persaingan antara Microsoft dan Google dalam hal Cloud Gaming menjadi alasan mengapa studio pengembangan game Stadia harus tutup.


Bagaimana pendapat kamu mengenai hal ini? Tulis di kolom yang telah kami sediakan yah.

Penulis yang sangat tertarik dengan industri video game dan juga Esports. Saya menulis beragam topik menarik, tips dan trik, serta tutorial yang akan memecahkan masalah kalian.

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks