Jika berbicara soal regulasi dalam dunia Industri Video Game, sepertinya China menjadi salah satu negara yang sulit untuk diajak berkompromi. Sebelumnya, negara tirai bambu tersebut sempat memberikan regulasi untuk mengurangi waktu bermain pada gamer bawah umur hingga maksimal 1 Jam. Kali ini, China malah ingin mengurangi karakter cowok feminim dalam Video Game. Lantas, seperti apa jadinya? Yuk ikuti kabar Gamedaim News berikut.
Seperti yang sudah kita ketahui, game RPG hasil karya Developer Asia memang tak pernah luput dari Gaya Visual yang charming serta Character Design memesona. Uniknya, hal ini tidak terjadi pada karakter Wanita saja. Pasalnya, game-game Jepang seperti Final Fantasy terkadang menghadirkan berbagai karakter Cowok yang alih-alih tampan malah melihat cantik. Tak heran jika hal ini ditiru oleh Dev China untuk menarik perhatian gamer wanita.
China Tegur Tencent dan NetEase untuk Kurangi Karakter Cowok Feminim
Selama satu minggu belakangan ini, Media International dikejutkan oleh kemunculan Regulasi dari china untuk menekan segala hal yang berhubungan dengan Feminisme kaum pria termasuk unsur LGBT. Tidak hanya Video Game, mereka pun ingin menekan seluruh penyebaran budaya tersebut pada semua industri hiburan termasuk Musik, Film, dan berbagai acara TV. Pemerintah China bahkan sempat menghubungi Dev game untuk ikut serta.
Menurut laporan yang kami peroleh lewat situs Channel News Asia, China memberi peringatan pada perusahaan game besar seperti Tencent dan Netease untuk memperketat konten kekerasan yang dapat mempengaruhi generasi muda. Selain itu, mereka harus menghapus image karakter dalam game yang memiliki unsur Feminisme serta mengurangi karakter yang memiliki unsur Kapitalisme yang berlebihan.
Regulasi Ini Berlaku untuk Semua Industri Hiburan?
Mendengar kemunculan regulasi tersebut, Prof. Geng Song dari Hong Khong menanggapi bahwa kebijakan yang berhasil China lakukan ini muncul karena persepsi bahwa Pria Feminim semata-mata terlalu lembut dan memiliki kondisi Emosional yang mudah rusak. Selain itu, karakteristik seperti ini juga mendapat cap tidak Patriotisme dan memungkinkan mereka tidak dapat membela negara dengan baik jika sewaktu-waktu terjadi konflik.
Selain Prof. Geng Song, Derek Hird dari Lancaster University Chinese Studies juga ikut resah menanggapi hal tersebut. Ia meyakini bahwa pemerintah China melihat Video Game sebagai salah satu kontributor yang paling berpengaruh terhadap kepribadian pria remaja yang menjadi lembut pada negara China. Lantas, bagaimanakah pendapat kalian terhadap regulasi ini, apakah Video Game memang benar-benar dapat mengubah pria jadi lemah lembut?