Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa pengembang di balik Lokapala, Anantarupa Studios, dituduh tidak membayar gaji karyawan.
Informasi ini dipublikasikan oleh SEAGamethetic. Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Anantarupa Studios Dituduh Tidak Membayar Gaji Karyawan Selama 5 Bulan Terakhir
16 April 2025 – SEAGamethetic melaporkan bahwa pengembang di balik Lokapala, Anantarupa Studios, telah dituduh tidak membayar gaji karyawannya.
Laporan ini muncul setelah beberapa ulasan anonim terkait Anantarupa Studios di Glassdoor mengklaim adanya penundaan pembayaran gaji karyawan.
Menurut ulasan yang ditinjau oleh SEAGamethethic, para karyawan Anantarupa Studios belum menerima gaji mereka hingga lima bulan, khususnya dari November 2024 hingga Maret 2025.
Manajemen telah menjanjikan pembayaran dalam jangka waktu tertentu, tetapi pembayaran ini tidak dikirimkan seperti yang dijanjikan. Ulasan lainnya menyatakan bahwa manajemen diduga menganggap para karyawan melakukan kesalahan dan menyebut mereka “anarkis”.
Di sisi lain, seorang pengguna anonim di Murzfeed mengklaim bahwa karyawan tertentu di Anantarupa Studios telah menyuarakan keprihatinan mereka secara terbuka di media sosial, tetapi mereka dipaksa untuk menghapus unggahan tersebut.
Menurut pengguna anonim tersebut, kegiatan produksi di Anantarupa Studios terus berlanjut seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Pernyataan Anantarupa Studios

SEAGamethetic telah menghubungi Anantarupa Studios dan customer support dari Lokapala, tetapi tidak mendapatkan jawaban. SEAGamethetic lalu meneruskan masalah ini ke Asosiasi Game Indonesia (AGI), yang kemudian menyampaikan masalah ini kepada CEO Anantarupa Studios, Ivan Chen.
Melalui mediasi yang difasilitasi oleh AGI, Chen mengklarifikasi bahwa “masalah internal ini tidak ada hubungannya dengan AGI”. Pernyataan Chen berbalik dengan kenyataan bahwa AGI telah merilis pernyataan mengenai Brandonville Studios pada September 2024.
Selain itu, Chen menambahkan bahwa email asli dari SEAGamethetic tidak dapat ditemukan. Sebaliknya, customer support dari Lokapala memberikan konfirmasi kepada SEAGamethetic bahwa email tersebut sudah diteruskan ke Anantarupa Studios.
Chen juga menyebutkan bagaimana manajemen telah melakukan upaya untuk menghubungi karyawan yang terkena dampak. Seorang pengguna anonim di Murzfeed mengklaim bahwa mayoritas karyawan di Anantarupa Studios bekerja secara remote.
Menurut Chen, tuduhan tersebut berasal dari tantangan tertentu yang dihadapi perusahaan saat membatalkan perjanjian bisnis dengan sebuah perusahaan startup di Indonesia. Namun, tetap menjadi kewajiban untuk memastikan bahwa gaji karyawan tetap dibayarkan, terlepas dari status perjanjian bisnis tersebut.
Update 22 April 2025: Nmia Gaming melaporkan bahwa Anantarupa Studios tidak memberikan bonus tunjangan untuk Hari Raya Idul Fitri.
Menurut Nmia Gaming, Anantarupa Studios tidak memiliki pola yang jelas tentang siapa yang dibayar dan siapa yang tidak. Beberapa karyawan yang terkena dampak bahkan tidak tahu apakah ada orang lain di perusahaan yang tidak dibayar.
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Beberapa karyawan juga menggambarkan bagaimana Anantarupa Studios menekan para karyawan yang terkena dampak untuk menghapus unggahan mereka, yang mengonfirmasi laporan SEAGamethetic beberapa minggu yang lalu.
Di sisi lain, GGWP melaporkan bahwa CEO Ivan Khan telah meminta maaf atas keterlambatan pembayaran gaji karyawannya sambil memberikan pernyataannya ke unggahan ecommurz di Instagram:
Halo semua. Saya Ivan, CEO Anantarupa. Ijinkan saya menanggapi informasi yang beredar terkait perusahaan kami. Pertama, saya meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan karena Anantarupa belum memenuhi kewajibannya. Ini adalah tanggung jawab saya dan murni kesalahan saya. Namun saya tetap di sini dan mencoba menyelesaikan semua tanggung jawab ini.
Dalam kondisi ekonomi seperti saat ini, Anantarupa terus berupaya untuk menjaga kelangsungan perusahaan, salah satunya adalah dengan terus mencari peluang bisnis sambil memajukan industri game Indonesia. Salah satu upaya yang kami lakukan beberapa tahun belakangan ini adalah fundraising, yang kami akui mengalami beberapa tantangan dan kendala. Meskipun demikian saya sebagai pendiri dan CEO bersama dengan tim Anantarupa terus berupaya agar peluang bisnis dan fundraising ini dapat terealisasi.
Tantangan dan kendala yang kami hadapi inilah yang kemudian memaksa kami untuk menjalankan prioritas demi kelangsungan hidup perusahaan kami, yang kemudian berdampak pada terlambatnya dan belum teralisasinya tanggung jawab kami pada beberapa pihak.
Kami harap kami masih bisa mendapatkan dukungan dan doa dari teman-teman agar kami cepat bisa menemukan solusi, cara dan mitra yang tepat sehingga dapat memenuhi kewajiban-kewajiban kami dan melanjutkan mimpi kami.
Saya harap dengan tanggapan saya ini dapat membuka dialog antara kami dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan sehingga bisa bersama-sama mencari kesepakatan dan pengertian bersama sekaligus mencari solusi yang menguntungkan semua pihak terkait.
Ijinkan pula kami menyampaikan harapan kami agar narasi yang berkembang tetap berpijak pada semangat membangun iklim yang positif dan kondusif di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan tantangan ini.
Kami berkomitmen untuk memperbaiki diri, memenuhi tanggung jawab kami sambil berharap bisa merealisasikan mimpi kami untuk memajukan industri game Indonesia dan memperkuat peran kami dalam ekosistem kreatif nasional.
Ivan Khan, CEO of Anantapura Studios