Review Razer Kaira X for Xbox: Fitting Pas dan Ringan

Razer Kaira X For Xbox Housing Lay Gamedaim Review

Berbicara soal konsol, Xbox menjadi salah satu brand konsol ternama saat ini. Tentunya Xbox yang menjadi salah satu konsol bertujuan untuk hiburan yaitu bermain gim. Dan demi memaksimalkan pengalaman bermain gim di konsol, suara merupakan aspek terpenting guna memantapkan rasanya seru bermain gim.

Razer, brand yang berfokus untuk membuat peralatan gaming menawarkan produk Razer Kaira X for Xbox demi meningkatkan pengalaman bermain gim di Xbox. Ketika mendengar kedua brand terkenal yaitu Xbox dan Razer, keduanya mempunyai kemiripan yaitu sama-sama menggunakan warna hijau di logo mereka.

Razer Kaira X for Xbox menjadi headset gaming khusus konsol pertama yang penulis bahas karena sebelumnya atau sebut saja Razer Barracuda X, tidak dikhususkan untuk konsol—meskipun headset Barracuda X ini bisa multiplatform. Namun, Razer Kaira X berbeda karena ditujukan untuk para pengguna konsol terutama Xbox.

Sejujurnya, penulis tidak mempunyai konsol Xbox melainkan PS5. Penulis juga sebelumnya sudah mengajukan request ke pihak Razer Indonesia untuk dipinjamkan Razer Kaira X for PlayStation. Tetapi penulis justru dikirim versi Xbox. Oleh karenanya, review ini tidak dapat membahas secara rinci pengalaman menggunakan Razer Kaira X di Xbox, tapi penulis hanya akan membahas headset satu ini saat bermain gim di PC.

Simak review Razer Kaira X for Xbox berikut ini.

Unboxing Razer Kaira X for Xbox

Tidak berbeda jauh layaknya box produk Razer lainnya, Razer Kaira X bertemakan warna hitam-hijau yang berbahan tipis di tengah, namun cukup padat pada sisi sudut box. Hal tersebut membuat box dapat ditumpuk dengan box lain.

Bagian depan memperlihatkan gambar headset dengan beberapa fitur pada bagian kiri dan pastinya logo Xbox di pojok kanan bawah. Lalu melihat ke bagian belakang, di sini lebih menjelaskan secara rinci masing-masing fitur headset. Sedangkan rincian spesifikasi teknis headset dan mikrofon terdapat pada bagian samping box.

Saat unboxing, kita akan mendapatkan beberapa konten sebagai berikut:

Isi konten box memang tidak banyak. Namun, itulah yang akan kalian dapatkan. Pengalaman unboxing-nya pun juga tidak terlalu yang bagaimana—tidak wah—tetapi seengaknya Razer tetap menyediakan set sticker yang pastinya akan sangat cocok bagi para Razer enthusiast.

Si Hijau yang Kalem

Seperti Xbox yang terkenal dan khas akan warna hijaunya, begitu pula Razer yang juga memakai warna hijau di logo mereka, Razer Kaira X for Xbox menjadi wadah yang tepat menyatukan kedua brand ke dalam satu produk headset. Tema warna hitam dan hijau menjadi simbol pertemuan kedua brand terkenal. Secara tampilan, warna hijau dominan pada bagian headband dan sekeliling earcup pad.

Material headset secara keseluruhan dari plastik sehingga membuat headset ini ringan hanya sekitar 293g saja. Bobot Razer Kaira X mengingatkan penulis dengan bobot Razer Barracuda X (250g) yang kurang lebih mirip. Dan bukan hanya soal bobot, tapi menyoal build quality pun juga mirip-mirip. Terutama di sistem rotasi earcup yang keduanya sangat enteng untuk diputar hingga 90 derajat ke belakang.

Namun bedanya dengan Barracuda X, Razer Kaira X ini cenderung lebih besar secara ukuran yang membuatnya kemungkinan akan lebih memakan tempat saat kalian bawa bepergian. Berbeda dengan Barracuda X yang lebih kecil sehingga tidak akan memakan banyak tempat semisal ditaruh ke tas.

Busa earcup headset terasa empuk di telinga penulis di mana cover padding-nya ini terbuat dari bahan yang disebut Flowknit Memory Foam Ear Cushions. Saat disentuh rasa di kulit itu benar-benar terasa seperti kain yang lembut dan cukup tipis. Kurang lebih rasanya sama seperti bahan katun pada baju—setidaknya mirip dengan baju distro brand ‘E’ yang saat ini penulis pakai.

Dalam jangka waktu pemakaian yang cukup lama, busanya tidak bikin telinga mudah panas dan berkeringat. Namun clapping headband yang lumayan kuat membuat bagian telinga penulis sedikit tertekan. Meskipun begitu, hal semacam ini bagus agar headset tidak mudah jatuh saat headbanging misalkan.

Ukuran headset pas di kepala penulis yang cenderung lonjong. Terdapat adjuster yang mudah ditarik dan didorong di mana ukurannya bisa lebih menyesuaikan kenyamanan. Kalau ditarik ke bawah membuat clapping semakin tidak kuat yang menghasilkan headset lebih mudah goyang. Sedangkan kalau tidak ditarik adjuster-nya maka headset lebih keras menyantol ke kepala kita. Tapi tentu konsekuensinya adalah clapping membuat bagian telinga jadi tertekan.

Ada 9 tingkatan pada adjuster di mana penulis biasanya memakai tingkat ke-7 karena tidak terlalu longgar, tetapi tidak teralu ketat sehingga kenyamanan tetap terjaga dan headset tidak mudah terjatuh. Selain itu memang tingkat ke-7 lebih pas dengan letak bolongan telinga penulis.

Cover padding headband sama seperti pada earcup yang rasanya lembut. Namun bedanya padding headband berwarna hijau untuk varian headset berwarna hijau-hitam. Busanya lebih tipis hanya 30% dari total ketebalan busa pada earcup. Namun setidaknya, ubun-ubun kepala penulis jadi tidak terasa terlalu tertekan.

Headband headset juga terbilang fleksibel karena dapat direnggangkan. Pada bagian atas sendiri terdapat logo Razer yang debossed dan glossy. Menurut penulis, secara tampilan jadi membuat headset lebih kalem namun tetap dapat memamerkan branding dari brand itu sendiri. Branding lain juga terdapat pada housing earcup yang teradapat icon ular-nya Razer berwarna hijau.

Semua tombol dan port ditaruh ke bagian kiri earcup headset. Letaknya terdapat pada bagian belakang. Ada tombol mute model slide, tombol pengatur volume model scroll, dan tempat kabel 3.5mm serta microphone.

Kabel headset berukuran panjang 1.5 meter sudah braided dengan ketebalan yang agak tipis di mana ujung jack 3.5mm-nya sudah gold-plated. Dan model ujungnya itu L sehingga saat dicolok, tancapannya jadi lebih kuat dan tidak mudah terlepas secara sengaja ketika kabel ketarik-tarik.

Gaming dan Musik? Bisa Keduanya!

Sebagai headset yang memang ditujukan untuk para pengguna konsol Xbox dengan tujuan utama bermain gim, Kaira X tentunya penulis coba untuk bermain gim. Namun seperti yang sudah penulis katakan pada awal review bahwa penulis hanya akan mencoba headset ini di PC.

Gim yang tentu saja penulis coba ialah Apex Legends.

Saat bermain, tidak diragukan lagi bahwa headset ini sangat bisa memposisikan letak step lawan dalam keadaan gain 100%. Selain itu, isolasi suara juga terbilang baik sehingga saat bermain, penulis bisa berfokus hanya kepada gim saja tanpa terganggu dunia luar. Suara yang dihasilkan bisa dengan jernih dan jelas darimana arah tembakan musuh datang. Detail step terdengar cakap dan tidak bias alias tidak saling tumpang tindih.

Awalnya, penulis tidak berkesptasi lebih terhadap headset gaming dari Razer satu ini karena ditujukan untuk para pengguna konsol Xbox, bukan pendengar musik. Namun saat penulis mencoba mendengarkan beberapa musik rock, low-range alias bass yang terproduksi tidak pecah dan cukup detail.

Headset ini lebih cenderung ke arah warm. Tidak terasa muddy alias cukup coheren. Mungkin saja, headset gaming ini lumayan oke untuk para bass-head dikarenakan bass-nya cukup dalam dengan menghasilkan suara yang bisa dinikmati. Menyoal treble, setidaknya spektrum frekuensi tinggi headset ini dapat terdengar jernih.Dan midrange headset ini menghasilkan suara vokal penyanyi yang tidak terlalu tertindih oleh instrument musik lainnya sehingga terasa natural.

Dalam pengaturan gain volume maksimal, suara headset akan bocor ke luar. Namun, gain maksimal tidak membuat telinga kalian sakit karena getaran dari driver tidak terasa sama sekali dan memang suaranya tidak begitu keras secara intensitas.

Microphone Kaira X

Microphone Kaira X yang terletak pada bagian kiri-depan earcup ini sangat fleksibel untuk diarahkan dan tidak akan balik ke arah sebelumnya setelah diarahkan. Gagangnya seperti terbuat dari karet yang lentur di mana ujungnya terbuat dari plastik dan sudah tersedia foam khusus microphone.

Dengan bentuknya yang lentur dan mudah diarahkan, jarak antara microphone dengan mulut jadi mudah disesuaikan sehingga meminimalisir suara angin dari nafas melalui hidung atau mulut yang sangat mengganggu.

Untuk perekaman microphone Kaira X sendiri, menurut penulis sudah terdengar jernih dan natural tanpa noise berlebihan yang masuk asalkan gain diatur ke 90% dan microphone boost jangan lebih dari 10%. Hal ini harus dilakukan karena gain 90% saja sudah lebih dari cukup untuk membuat suara kalian terdengar dengan jelas saat mabar atau online meeting. Selain itu juga, noise atau ambien sekitar seperti suara kipas angin jadi lebih diminimalisir.

Setelah suara angin dari kipas, tentunya ada suara angin yang keluar dari mulut setiap kita berbicara. Oleh karenanya, penulis sendiri membuat jarak sekitar 5-7 cm dari mulut ke microphone agar suara nafas entah itu dari hidung atau mulut setidaknya tidak terlalu masuk ke microphone.

Berikut hasil perekaman microphone Kaira X menggunakan Audacity di PC.

Spesifikasi Teknis Razer Kaira X

Kunjungi situs Razer berikut ini untuk informasi lebih lanjut mengenai Razer Kaira X for Xbox.

Exit mobile version