HardwarePeripheralReview

Review Razer BlackShark V2 X: Layaknya Seorang Pilot yang Bermain Gim

Desain headset ala aviasi dibawa oleh Razer dalam produk Razer BlackShark V2 X dan membuat para gamer terlihat seperti pilot yang sedang bermain gim.

Desain headset ala aviasi dibawa oleh Razer dalam produk Razer BlackShark V2 X dan membuat para gamer terlihat seperti pilot yang sedang bermain gim.

Bagi yang sering menonton film Barat terutama Hollywood seperti Top Gun: Maverick yang baru-baru ini rilis, pasti kalian tidak asing dengan keberadaan seorang pilot atau para pengarah pesawat—entah apa sebutan pekerjaannya. Para pilot tersebut terlihat memakai sebuah headset yang desain housing-nya cenderung membulat dan terdapat satu tombol besar di bagian housing earcup. Hal itulah yang dibawa Razer ke produk headset Razer BlackShark V2 X yang akan penulis review ini.

Berbicara soal desain memang selalu menarik perhatian dan menjadi preferensi tersendiri ketika memilih suatu produk. Namun tidak lupa juga dan yang tidak kalah penting, sebagai pengguna tentu tetap mengedepankan fungsionalitas dari produk yang akan digunakan. Sebagai brand gaming yang merilis headset gaming ala aviasi, apakah Razer BlackShark V2 X memang pantas menjadi andalan saat bermain gim kompetitif?

Simak review Razer BlackShark V2 X berikut ini.

Unboxing Razer BlackShark V2 X

Sesi pembukaan box produk baru mempunyai daya tarik tersendiri karena setiap produk dari setiap brand berbeda-beda. Pada box Razer BlackShark V2 X kali ini memang tidak terlihat beda jauh dengan produk headset Razer lainnya.

Box headset solid jadi akan aman jika ditumpuk dengan box lain dan mengusung tema warna hijau-hitam. Bagian depan memperlihatkan gambar headset dengan beberapa branding dan fitur. Sedangkan bagian belakang box lebih memberitahukan bagian headset.

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 12
Isi box

Isi konten di paket penjualan yang akan kita dapatkan antara lain:

  • Headset Razer BlackShark V2 X
  • Audio & Mic splitter
  • Pouch bag
  • Buku manual

Khusus pouch bag, kita bisa memasukkan headset, buku manual, dan audio splitter sekaligus. Hanya saja, pouch bag-nya ini belum tahan/anti air sehingga ketika terkena air akan merembes. Namun setidaknya, dengan adanya pouch bag membuat perangkat headset dan segala pendukungnya mudah dibawa bepergian.

Headset Ala Aviasi

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 10

Razer BlackShark V2 X menjadi salah satu headset ringan yang pernah penulis coba. Bobot di 240g headset membuat ubun-ubun kepala tidak tertekan. Bukan hanya itu, jika dibawa bepergian pun tidak membawa barang bawaan semakin berat.

Material keseluruhan headset dari plastik bukan yang sangat ‘wah’ namun tetap dalam koridor solid, berkualitas, dan tidak ringkih. Warna hitam mendominasi seluruh bagian headset terkecuali warna hijau yang kental akan logo ‘Razer’ diwakilkan oleh kabel di lengan headband dan kabel konektivitas yang sayangnya belum detachable.

Housing earcup berbahan plastik dengan bentuk cenderung lonjong dan hitam doff. Bagian ini termasuk yang mudah sekali untuk tercap minyak sehingga gampang licin. Logo ular kepala tiga terpampang secara kamuflase pada bagian housing jadi terlihat lebih kalem dan tidak mencolok.

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 08
Headband
Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 03
Logo RAZER

Menyoal kenyamanan, padding pada headband tidak begitu tebal pada bagian samping, namun terasa empuk pada bagian atas dan bawah. Kulit sintesis sebagai material melindungi busa headband dan tercetak logo bertuliskan ‘RAZER’ pada bagian atas headband. Desain headband seperti ini terlihat kalem, elegan, namun tetap menonjolkan sisi gaming berkat logo yang tercetak. Pemakaian berjam-jam ketika bermain gim menggunakan headset ini, ubun-ubun kepala penulis tidak terasa gatal dan sakit berkat padding headband yang empuk.

Selain pada headband, padding juga terdapat pada earcup.

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 04
Earcup

Earcup memiliki busa yang cenderung lembek, agak tebal, dan memiliki 2 permukaan yang berbeda namun tetap terlindungi dari bahan kulit sintesis. Bagian yang langsung menyentuh telinga terasa sedikit kasar, sedangkan bagian sampingnya cenderung halus. Karena over-ear headset, earcup-nya ini sangat pas untuk telinga penulis yang caplang/cenderung panjang. Untuk pemakaian dalam jangka waktu lama tidak membuat telinga panas namun cukup menekan bagian sekitar telinga.

Trik penulis pribadi agar earcup tidak begitu menekan bagian sekitar telinga adalah dengan cara melonggarkan adjuster meskipun kekurangannya jadi tidak presisi antara driver headset dengan lubang telinga.

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 05
Adjuster

Mengenai fleksibilitas headset sendiri, di sini terdapat adjuster guna menyesuaikan headset dengan ukuran kepala kalian. Namun mengenai peregangan headband tidak begitu lentur. Adjuster memang tidak memiliki patokan seberapa besar jarak tarikannya, namun untuk ditarik begitu ringan dan secara model berbeda dari adjuster konvensional pada headphone/headset di luar sana.

Tombol Menonjol

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 06
Tombol volume

Mungkin tombol pengatur volume pada bagian kiri headset menjadi salah satu spot yang menarik perhatian. Tombol pengatur volume tersebut berbentuk bulat dan menjorok keluar jadi terlihat lumayan besar. Putar ke bawah untuk menurunkan volume, dan ke atas untuk menaikkan volume. Ada semacam ‘penanda’ ketika pengguna mengatur volume ke 50% yang nantinya akan terasa seperti terhentak/berhenti ketika diputar tombolnya. Hal kecil seperti itu sangat berguna agar dapet mengetahui besaran volume yang diatur.

Selain tombol volume, juga terdapat tombol Mute di belakang. Tombol Mute cukup ditekan sekali untuk melakukan Mute, dan tekan lagi untuk Un-Mute. Selain itu, di bagian kiri headset juga menjadi letak kabel konektivitas 3.5mm jack headset dan juga microphone bertipekan Cardioid yang sayangnya belum detachable.

Konektivitas headset yang memakai 3.5mm jack sangat kompatibel dengan berbagai platform mulai dari PC desktop, konsol, hingga smartphone. Hanya saja, ketika ingin menggunakan microphone, kita diharuskan menclok audio splitter terlebih dahulu. Satu kabel konektivitas headset hanya berfungsi untuk suara saja, bukan microphone. Tentu hal semacam ini akan membuat port audio semakin penuh terutama di PC desktop.

Bagian berikutnya akan membahas menyoal kualitas suara headset dan juga microphone.

Perekaman Jelas dan Isolasi yang Kuat

Razer Blackshark V2 X Gamedaim Review 07
Microphone

Headset BlackShark V2 X bisa dengan mudah merekam suara kalian ketika lagi bermain dan berkomunikasi antaranggota sesama tim. Didukung dengan Fixed Razer HyperClear Cardioid Mic, mikrofon headset menawarkan fleksibilitas untuk diarahkan agar sesuai dengan jarak dari mulut pengguna ke microphone—juga mengurangi kemungkinan adanya noise berupa suara nafas. Mikrofon headset sendiri juga sudah mendapatkan Discord Certified.

Perekaman mikrofon headset penulis coba langsung melalui Audacity dan direkam dalam pengaturan gain 100% tanpa microphone boost sama sekali. Hasilnya ternyata sangat memuaskan dan terdengar sedikit noise yang masuk. Selain itu, suara penulis juga terdengar jernih, jelas, dan tidak dibuat seperti robot alias natural. Berikut hasil perekamannya.

Dari hasil perekaman di atas, untuk digunakan untuk Discord atau mungkin recording amatir tampaknya sangat cocok. Lalu bagaimana untuk kualitas suara driver-nya?

Penulis mencoba BlackShark V2 X untuk bermain Apex Legends—seperti biasa—dan dari apa yang penulis dengar, driver headset mampu mengeluarkan suara yang cukup detail untuk memposisikan letak step lawan dari segala penjuru mata angin. Selain itu, passive noise cancellation headset juga terbukti berhasil melakukan isolasi suara dari luar yang memungkinkan penulis dapat lebih fokus ke jalannya permainan.

Untuk mendapatkan hasil suara terbaik ketika bermain gim, penuli sarankan untuk mengatur volume cukup di kisaran 60% – 80% saja. Ketika diatur maksimal, suara step lawan jadi semakin kabur dan alhasil mapping jadi berantakan.

Dikarenakan headset Razer ini diperuntukkan untuk gaming, tetapi penulis coba menggunakan headset untuk mendengarkan musik. Beberapa musik genre Rock/Pop/Alternative yang penulis dengar, driver headset ini mampu memproduksi suara yang jelas letak instrument musik.

Sound stage terasa tidak kabur dan terposisikan dengan cukup baik. Hal tersebut terbukti ketika penulis mendengarkan Magnetar by Mark Lettieri (feat. Adam Deitch & Shaun Martin). Suara gitar, bass, maupun piano tergambarkan dengan cakap entah itu di kanan atau kiri headset.

Spesifikasi Teknis Razer BlackShark V2 X

  • Razer TriForce 50mm Drivers
  • Fixed Razer HyperClear Cardioid Mic
  • 7.1 Surround Sound
  • Connectivity 3.5mm jack
  • Weighs 240g

0%

SCORE

PROS

    CONS

      REVIEW BREAKDOWN

      Headset Razer BlackShark V2 X dibandrol dengan harga Rp1.200.000 melalui link pembelian berikut ini: Tokopedia

      Related Posts

      Leave Comment
      Hidupkan Notifikasi OK No thanks