Game dengan genre horor, seringkali memberikan kita pengalaman menegangkan yang tidak hanya menguji nyali, tetapi juga memperkaya imajinasi.
Salah satu yang menarik adalah game horor indie dari Malaysia berjudul Yan: Parasomnia, berhasil mencuri perhatian dari Penulis.
Dengan cerita yang berdasarkan kisah nyata dan atmosfer yang menakutkan, game ini berhasil menciptakan pengalaman bermain yang menakutkan namun masih dapat dinikmati.
Dalam artikel ini, kita akan membahas preview dari Yan: Parasomnia yang dikembangkan oleh Cerebral Games.
Sebelumnya, Penulis ingin berterima kasih kepada Nimbus Games selaku publisher telah memberikan kesempatan untuk memainkan game Yan: Parasomnia lebih dulu.
Permainan ini bercerita tentang explorasi dua orang anak yang sedang menunggu ibunya untuk memakamkan nenek, namun harus berhadapan dengan kekuatan gelap.
Dalam game Yan: Parasomnia terdapat dua pilihan permainan, single dan multiplayer. Apabila bermain multiplayer kalian bisa memilih antara menggunakan Wan Zi Min (Kakak) atau Wan Zi Han (Adik).
Karena tidak ada pemain lain, Penulis mencoba bermain sendiri dan mendapatkan sudut pandang dari sang Kakak, Wan Zi Min. Saat Penulis mencoba game ini belum ada pilihan untuk memainkan sang Adik di mode single player.

Game Yan: Parasomnia dibuka oleh cut-scene ibu (Mum) berbicara kepada Wan bersaudara kalau Mama baru saja meninggal. Sejujurnya Penulis juga kebingungan awalnya apakah Ibu menelpon dari alam baka dan meminta dimakamkan? Ternyata Mama adalah nenek dari Wan Bersaudara.
Di saat tersebut Mum harus bekerja sehingga meminta Wan Bersaudara untuk pergi ke persemayaman sang nenek di rumah masa kecil mereka di Wallace Court dan mempersiapkan pemakaman sambil menunggu Ibu kembali.
Game ini bersetting di negara malaysia dengan latar waktu pada akhir abad ke 20 atau akhir era tahun 90-an.
Penulis sempat berharap mendengar bahasa Melayu, namun cukup disayangkan keseluruhan karakter dalam Yan: Parasomnia menggunakan bahasa Chinese. Bahkan hanya sedikit sekali aksen melayu di dalam game ini.
Sama seperti game lainnya, pada awal permainan kalian akan diberikan tutorial tentang tombol apa saja yang bisa kalian gunakan. Keyboard dan mouse menjadi alat utama dalam permainan, serta belum ada kompatibilitas terhadap joystick.

Permainan warna oleh Cerebral Games menghadirkan suasana cukup menyedihkan di awal game dan sangat mencekam Ketika masuk ke dunia lain.
Setelah berpindah ke dunia lain, game ini masih dapat dinikmati karena gameplay tidak gelap yang bisa mengurangi visibilitas pemain. Namun, juga tidak terlalu terang yang bisa membuat pemain meremehkan elemen horor di dalam game.

Selain itu, mekanik dalam permainan ini sangat mirip seperti game-game horror era Playstation 1 dan 2 dahulu kala. Penulis menyukai mekanik seperti dalam Yan: Parasomnia karena merasa nostalgia, namun terdapat sebuah masalah (bug) seperti gerakan yang kurang responsif ketika harus bertarung dengan hantu.

Yap! Kalian tidak salah baca. Game ini memiliki genre Survival horror sehingga bertarung dengan hantu merupakan salah satu keseruan di dalam Yan: Parasomnia. Wan Zi Min akan diberikan senjata berupa pedang sedangkan Wan Zi Han akan diberikan ketapel.
Karena hal tersebut juga Penulis harus membuka mata lebar-lebar dan rajin melakukan eksplorasi ke seluruh ruangan yang ada di dalam game untuk memburu semua hantu yang ada dan tentunya motto “Item number one” oleh MiawAug harus sangat dimiliki oleh para pemain.
Selain bertarung dengan hantu, Penulis juga harus bertarung dengan berbagai macam puzzle dalam game yang tidak semudah game horror lainnya.
Puzzle pada game horror kebanyakan berupa mencampur bahan-bahan, mengatur tuas, atau memindahkan barang dari tempat A ke B. maka dalam game ini, kalian harus mempelajari sesuatu dari era perang dunia untuk menyelesaikan puzzlenya.
Yan: Parasomnia semakin menarik karena setiap hal yang Wan bersaudara lakukan memiliki dampak terhadap ending yang Pemain dapatkan.
Penulis belum mengetahui jumlah pasti dari endingnya, namun penjelasan dari Nimbus Games mengatakan jika bermain dengan kucing liar bisa mempengaruhi ending.
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Elemen horror dalam game ini tidak hanya datang dari hantu-hantu, tapi juga dari masalah grafisnya. Penulis seringkali dikagetkan dengan glitch pada layar yang muncul secara mendadak.
Bukan hanya gameplay saja yang old-school, namun juga pada kameranya yang fixed atau tidak bisa digerakkan oleh pemain. Masalahnya, goyangan kamera bisa menyebabkan pusing ketika karakter harus naik turun tangga.
Selain itu, ketika angle kamera berpindah maka gerakan dari karakter juga menjadi sedikit berantakan, sehingga tidak jarang berputar-putar di satu tempat. Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah terjadi pada game dengan fixed camera.
Dalam game Yan: Parasomnia belum ada pengaturan tonggle atau hold untuk sprint sehingga ketika karakter akan terus berlari setelah shift ditekan dan baru berhenti ketika shift ditekan. Hal ini bisa menjadi keuntungan ketika lelah melawan hantu dan hanya ingin melewatinya.
Masalah-masalah yang Penulis sebutkan terjadi karena game Yan: Parasomnia masih dalam tahap beta. Meskipun begitu, Penulis merasa nyaman dan sangat tertantang dengan game ini.
Penulis paling suka adalah grafisnya yang mengingatkan ketika dulu bermain game horror Monster House di PS2. Karena hal itu, Penulis berharap Cerebral Games bisa menghadirkan gameplay menggunakan joystick.
Selain itu puzzel dan eksplorasi yang ditawarkan juga membuat penulis terus bertanya-tanya ending seperti yang mungkin terjadi.
Untuk saat ini belum ada tanggal pasti kapan Yan: Parasomnia akan dirilis full ke public. Namun demonya sudah tersedia di Steam dan bisa dimainkan secara gratis.
Berikut adalah sistem requirement untuk memainkan Yan: Parasomnia.
MINIMUM:
- OS : Windows 1
- Processor : Quad-core Intel or AMD, 2.5 GHz or faster
- Memory : 8 GB RAM
- Graphics : GTX 1650
- DirectX : Version 11
- Storage : 15 GB available space
RECOMMENDED:
- OS : Windows 11
- Processor : Intel Core i7 3.4GHz or faster
- Memory : 16 GB RAM
- Graphics : RTX 2060
- DirectX : Version 11
- Storage : 15 GB available space
Penulis sendiri menggunakan PC dengan prosesor Ryzen 5 5600, VGA RTX 3060 12 GB, RAM 16 GB dan SSD Samsung 980 Pro 1 TB mendapatkan fps yang fluktuatif. Namun untuk rata-ratanya di 80-90 fps.