Setelah penantian selama dua tahun tanpa seri baru akibat pembatalan Football Manager 25 pada Februari 2025, Sports Interactive akhirnya merilis Football Manager 26 (FM26) dalam versi Advanced Access Beta di Steam pada 23 Oktober 2025.
Game management simulasi yang telah menjadi standar emas genre ini kini hadir dengan engine baru berbasis Unity, menandai restart ambisius untuk franchise yang telah berusia lebih dari dua dekade.
Namun, sebagai pemain yang mendapat kesempatan mencoba versi beta ini, pengalaman yang Penulis rasakan adalah perjalanan yang penuh kontradiksi antara harapan tinggi dan realitas implementasi.
Konteks Beta Testing yang Perlu Dipahami
Sebelum menyelami lebih dalam, penting untuk memahami bahwa ini adalah versi Advanced Access Beta, bukan produk final yang akan dirilis pada 6 November 2025. Sports Interactive membangun ulang seluruh game dari nol menggunakan Unity engine, menggantikan basis kode lama yang telah digunakan bertahun-tahun. Artinya, ini adalah tahun pertama dengan fondasi teknis yang benar-benar baru.
Progress save dari beta ini akan otomatis terbawa ke versi penuh, dan developer sangat responsif dengan feedback komunitas.
Meski demikian, ekspektasi perlu dikelola dengan realistis: FM26 lebih tepat dipandang sebagai fondasi untuk masa depan seri ini, bukan sebagai lompatan revolusioner seperti yang mungkin diharapkan banyak pemain setelah penantian dua tahun.
Simak ulasan lengkap FM26 di bawah ini.
Stabilitas Tanpa Terobosan Visual

Dari sisi teknis, Penulis sangat senang karena FM26 beta berjalan dengan cukup stabil. Tidak ada crash atau freeze yang mengganggu pengalaman bermain Penulis. Loading times terasa reasonable, dan performa keseluruhan game cukup solid untuk sebuah versi beta. Ini adalah pencapaian penting mengingat Sports Interactive harus membangun ulang seluruh sistem dari awal dengan Unity.
Namun, Penulis kecewa karena grafis mode 3D match engine tidak menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan Football Manager 24. Setelah penantian dua tahun dan migrasi ke Unity engine yang dijanjikan akan membawa “generational leap” dalam visual, hasilnya ternyata hampir tidak terlihat perbedaannya saat menonton pertandingan.
Animasi pemain memang sedikit lebih smooth, dan beberapa gerakan terlihat lebih natural, tetapi secara keseluruhan belum bisa bersaing dengan visual game sepak bola modern. Lapangan hijau masih terlihat flat dan kurang detail. Player models tidak mengalami upgrade yang dramatis. Lighting dan shadow masih pada level yang sama dengan versi sebelumnya.
Jika menaruh harapan bahwa FM26 akan terlihat seperti FIFA atau EA FC beberapa tahun lalu, bersiaplah untuk kecewa. Unity engine memang membawa potensi besar untuk masa depan, tetapi pada tahun pertama ini, hasilnya belum terlihat signifikan. Selain itu, kapasitas file FM26 juga tidak terlalu jauh dari FM24, sehingga hal ini masih wajar sebenarnya.
Antarmuka Baru: Interaktif tapi Overwhelming

Perubahan paling radikal dalam FM26 ada pada user interface yang dirombak total. Sidebar klasik yang telah menjadi identitas FM selama bertahun-tahun kini hilang, diganti dengan sistem navigasi top bar dan “Portal” hub sentral. Meskipun namanya diganti, informasi di dalamnya masih mirip seperti inbox tradisional di FM24.
Secara objektif, UI baru ini memang lebih interaktif dan modern. Ada banyak elemen visual yang memberikan feedback lebih baik, informasi lebih mudah diakses, dan secara estetika terlihat lebih segar dibanding desain lama yang terkesan spreadsheet-heavy. Bagi pemain yang sudah bosan dengan tampilan FM yang itu-itu saja, ini adalah angin segar yang menyenangkan.

Meskipun terasa fresh, UI baru ini masih cukup membingungkan, terutama untuk pemain baru seperti Penulis. Information density sangat tinggi, layar terasa penuh dengan berbagai elemen, menu, dan opsi yang bertumpuk. Navigasi membutuhkan adaptasi yang tidak sebentar, Penulis sering kali harus mencari-cari di mana menu tertentu berada.
Masalah yang Penulis rasa cukup mengganggu adalah sidebar di kanan atas ketika mode 3D aktif. Tombol pause dan play sebenarnya aman, namun dua tombol lainnya harus dua kali klik untuk membuka atau menutup.
Atmosphere yang Hambar dan Lifeless

Salah satu aspek yang paling mengecewakan bagi Penulis adalah atmosphere saat pertandingan berlangsung yang terasa sangat kurang hidup. Ini adalah masalah serius karena matchday seharusnya menjadi puncak dari semua kerja keras dalam melatih, menyusun taktik, dan mempersiapkan tim.
Tribun terlihat sepi dan tidak memiliki karakter, tidak ada sorak-sorai penonton yang memadai sehingga tensi pertandingan sangat tidak terasa. Musik latar untuk membangun mood atau menciptakan dramatisasi momen-momen krusial juga absen dalam FM 26. Keseluruhan pengalaman terasa steril dan clinical, seperti menonton simulasi komputer alih-alih pertandingan sepak bola yang sesungguhnya.
Penulis memang kurang mengetahui bagaimana jalannya pertandingan di FM seri sebelumnya, namun atmosfer pertandingan di FM26 cukup mengecewakan.
Match Engine: Logika yang Masih Bermasalah
Meski Unity engine dijanjikan akan membawa AI dan match logic yang lebih advanced, kenyataannya Penulis masih sering menemukan kejadian yang tidak masuk akal selama pertandingan berlangsung. Ini adalah masalah yang telah menghantu seri Football Manager selama bertahun-tahun, dan sayangnya belum sepenuhnya terselesaikan di FM26.
Contoh konkret yang Penulis alami adalah pemain melakukan dribbling yang secara visual dan animasi menunjukkan bola bisa diblocking oleh defender lawan, namun tiba-tiba bola lewat begitu saja dan pemain saya tetap menguasai bola seolah tidak ada blocking sama sekali. Sebaliknya, Penulis juga mengalami situasi di mana operan yang seharusnya melewati ruang kosong malah tertahan oleh kaki pemain lawan yang bahkan tidak berada di jalur bola secara visual.
Disconnect antara apa yang terlihat di layar dengan apa yang terjadi dalam perhitungan engine ini sangat mengganggu immersion. Ketika melihat bola jelas-jelas melewati defender tetapi game menganggap itu sebagai blocked pass, atau sebaliknya, kepercayaan terhadap match engine menjadi berkurang. Penulis mulai bertanya-tanya apakah keputusan taktis benar-benar berpengaruh, atau apakah hasil pertandingan lebih banyak ditentukan oleh quirks dan inconsistensi dari engine.
AI pemain masih membuat keputusan kontroversial, penyerang yang memilih passing back padahal ada ruang kosong di depan, goalkeeper yang melakukan distribution aneh, atau defender yang tiba-tiba kehilangan marking tanpa alasan jelas.
Masalah ini menunjukkan bahwa meskipun Sports Interactive telah membangun ulang game dengan Unity, logika fundamental match engine masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.
Sistem Formasi Ganda: Inovasi Taktik yang Menjanjikan

Di tengah berbagai kekurangan, ada satu highlight besar dalam FM26, yaitu sistem formasi ganda In Possession/Out Possession. Ini adalah perubahan paling signifikan dalam sistem taktik Football Manager dalam sejarahnya, dan berpotensi mengubah cara pemain menyusun strategi.
Pemain kini bisa mengatur formasi berbeda saat tim menyerang (In Possession) dan saat bertahan (Out Possession). Ini memberikan kedalaman taktis yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya, Penulis bisa bermain dengan back three saat menyerang untuk memberikan width, kemudian transition ke back five saat kehilangan bola untuk soliditas defensif. Atau menggunakan false nine saat build-up play tetapi beralih ke target man positioning saat counter-attack.
Ditambah dengan lebih dari 40 player roles baru atau rebranded, serta visualiser tool yang memberikan feedback visual tentang movement pemain across different phases, sistem ini membuka kemungkinan tactical experimentation yang sangat luas. Bagi pemain hardcore yang menyukai aspek taktis FM, ini adalah playground yang mengasyikkan.
Women’s Football: Inklusi yang Setengah Hati

FM26 memperkenalkan Women’s Football dengan database 36,000+ pemain dan 4,000+ klub. Ini adalah langkah positif untuk inklusi dan memperluas scope game. Sports Interactive mengklaim bahwa women’s football diintegrasikan dengan depth yang sama seperti men’s football.

Dalam praktiknya, fitur ini tidak benar-benar ada pada FM26 Advance Access Beta. Penulis sudah mencoba berbagai negara dan benua yang memiliki liga untuk perempuan, tapi ketika dimulai yang muncul adalah tim laki-laki.
Hal ini menjadikan Women’s League pada FM26 terasa seperti “database tambahan” daripada fitur yang benar-benar transformative untuk experience keseluruhan game. Penulis berharap masalah ini bisa segera diperbaiki, terutama ketika rilis penuh nanti.
Kesimpulan
Review Football Manager 26: Fondasi Baru dengan Tantangan Transisi
Review Football Manager 26: Fondasi Baru dengan Tantangan Transisi-
Gameplay9/10 Amazing
-
Feature9/10 Amazing
-
Graphics8/10 Very good
-
User Interface7/10 Good
-
Compatibilty7/10 Good
Pros
- Stabilitas teknis yang solid.
- Sistem formasi ganda membuka kedalaman taktis baru.
- Developer sangat responsif dengan hotfix dan update.
- UI baru lebih modern dan interaktif.
Cons
- Tidak ada upgrade visual signifikan di match 3D mode.
- Atmosphere pertandingan seperti zaman Covid-19.
- Match engine masih memiliki logika yang inconsistent.
- UI baru sangat padat dan membingungkan untuk pemain baru.
- Terasa lebih seperti FM24 dengan coat of paint baru.













