Kehadiran sebuah laptop berguna sebagai alternatif PC desktop yang mudah dibawa bepergian, tetapi Acer Predator Helios 18 yang dominan tidak seperti demikian.
Angka yang diselipkan pada nama laptop Predator ini merupakan representasi dari ukuran layar laptop itu sendiri. Yup, Acer Predator Helios 18 merupakan salah satu laptop gaming yang sudah mengusung layar 18 inch. Ukuran layar laptop hampir menyamai consumer monitor yang biasanya berukuran 19 inch. Besarnya ukuran layar Predator Helios 18 juga disesuaikan dengan performa yang diberikan oleh Acer terhadap laptop gaming satu ini.
Acer Predator yang memang dirancang sebagai lini laptop gaming milik Acer cukup berbeda jauh dengan lini Nitro. Jika Nitro cenderung terjangkau, maka Predator merupakan lini premium yang menawarkan spesifikasi tingkat tinggi. Tetapi, bagaimana pengalaman bermain gim kompetitif di laptop dengan layar berukuran 18 inch yang jumbo dan dominan ini?
Simak review Acer Predator Helios 18 berikut ini.
Si Dominan yang Menolak Nomaden
Terus terang, Acer Predator Helios 18 bukanlah teman bagi para pekerja WFA (Work From Anywhere) yang mungkin sering berpindah-pindah tempat (nomaden). Secara ukuran layar saja yang 18 inch menandakan bahwa laptop gaming ini berukuran jumbo dan sangat berbeda jauh dari kebanyakan laptop yang masih berukuran 15 inch.
Dilihat dari ukuran pasti, laptop gaming ini memiliki panjang 40 cm, lebar 31.5 cm, dan ketebalan di 2.5 cm yang menjadikan Predator Helios 18 memakan banyak tempat dan menambah beban lebih ketika dimasukkan ke dalam tas.
Tas milik Penulis yang biasa muat membawa laptop 15 inch saja sayangnya tidak mampu mewadahi seluruh bagian body laptop yang lebih besar. Alhasil, Penulis harus membawa totebag secara terpisah dan yang dapat menyimpan laptop 18 inch dari Acer ini. Dengan ukuran yang jumbo, laptop ini tentu membuat repot para pengguna. Namun, di sisi lain, besarnya ukuran laptop ini juga membawa manfaat yang akan dibahas lebih lanjut.
Berbobot hingga 3kg lebih, material laptop ini mengusung alumunium dan plastik. Bahan alumunium terasa pada bagian chassis body laptop atas yang akan menyimpan suhu dingin ketika tidak digunakan. Sedangkan, bahan plastik terasa dominan pada bagian layar laptop. Produk premium milik Acer ini tidak diragukan lagi secara build quality yang material-nya terasa amat kokoh.
Frame layar 18 inch laptop ini sudah bisa dikatakan frameless, di mana bagian bawahnya masih lebih lebar dibandingkan sisi atas dan samping. Lalu di sisi atas frame layar terdapat webcam yang sangat menyempil sehingga membuat frame tetap tipis pada bagian ini. Secara pemutaran, layar laptop belum bisa ditidurkan secara 180 derajat dan mudah goyang jika ditarik sisi atasnya secara berlawanan. Mungkin, hal tersebut terjadi karena selain bahannya yang dari plastik, juga ukuran 18 inch yang terlalu besar.
Melihat sisi belakang body belakang layar laptop ini sangatlah minimalis dan hanya tersisa logo Predator yang menjorok ke sisi atas. Penampilan seperti itu membuat Acer Predator tidak begitu mengeluarkan kesan gaming nya, namun justru bisa berkamuflase dengan laptop consumer pada umumnya.
Tampilan belakang layar laptop yang tidak mencolok dan tidak ada logo menyala-nyala membuat laptop Predator kali ini mungkin akan cocok jika dipakai ketika meeting. Hanya saja, bagian body belakang ini sangat mudah tercap debu sehingga harus dijaga kebersihannya. Selain itu, sisi body laptop di bagian port belakang juga terdapat aksen LED RGB yang menyatu konfigurasinya dengan backlit keyboard. Agar membuat laptop lebih kalem, maka pengguna diharuskan mematikan LED RGB melalui software PredatorSense pada bagian Lighting Control.
Keyboard laptop Predator terbaru ini tidak jauh berbeda dari salah satu pendahulunya di 2022, sebut saja Predator Helios 300 SpatialLabs Edition yang kebetulan juga sudah Penulis bahas. Di laptop ini, Acer mengusung full-sized keyboard yang berjumlah 104 buah tombol di mana setiap tombol passthrough LED RGB (backlit). Pengusungan passthrough tombol sangatlah bermanfaat untuk mempertajam visibilitas mata ketika memakai laptop di keadaan ruang yang remang-remang atau minim cahaya. Selain itu, kita dapat mengatur mode LED RGB lewat software PredatorSense.
Jika kalian adalah pengguna Acer Predator sebelumnya, maka Predator Helios 18 ini tidaklah jauh berbeda dari para pendahulunya. Secara travel yang cukup moderat tidak menjadikan keyboard laptop ini terlalu ringkih untuk diketik. Hal tersebut sangatlah mendukung Penulis untuk mengetik secara cepat melalui keyboard laptop layaknya ketika menggunakan keyboard mechanical pada umumnya.
Mungkin, karena layar laptop yang mengambil jalur berbeda daripada laptop lainnya, Predator Helios 18 memiliki touchpad yang sangat panjang—bahkan melebihi tombol Spacebar itu sendiri. Ukuran yang besar seperti ini sangatlah membantu untuk menggerakkan jari dan menyesuaikan kursor di layar laptop 18 inch beresolusi WQXGA. Jika dibandingkan dengan ukuran layar smartphone produk Apel Digigit, touchpad laptop ini bahkan lebih besar dan lebar.
Terdapat tombol khusus di antara tombol-tombol lainnya di laptop. Pertama, untuk menyalakan laptop, kita hanya perlu menekan dedicated tombol di keyboard yang terletak paling ujung kanan. Kedua, tepat di sisi kanan Backspace ini terdapat tombol yang berlogokan Predator. Tombol tersebut berguna untuk masuk secara instan ke software PredatorSense di mana software tersebut adalah tempat untuk pengguna mengatur segala hal mengenai laptop. Mulai dari pengaturan kecepatan fan hingga mode Turbo ada di software PredatorSense.
Dibandingkan dengan Predator Helios 300 SpatialLabs Edition, Predator Helios 18 rilisan 2023 ini justru mengusung sisi hole exhaust yang tepat di atas keyboard dengan ukuran lebih compact. Selain itu, pengusungan dedicated tombol Turbo atau Mode Switch Key ini dibuat lebih minimalis dengan akses LED RGB sebagai penanda. Visual seperti ini menjadikan laptop terlihat lebih elegan dibandingkan pendahulunya yang terlalu ramai pada sisi hole di atas keyboard.
Menyoal speaker laptop itu sendiri, terdapat dua speaker stereo di sisi alas laptop. Namun, kedua speaker tersebut dibuat melandai sehingga tidak tertindih dengan permukaan meja. Oleh karena itu, ketika bermain gim FPS misalkan, speaker yang stereo ini mampu menggambarkan letak step lawan secara cukup akurat.
Untuk segi kualitas audio, terkhususnya pemutaran musik, speaker yang didukung DTS:X pada laptop ini layaknya speaker laptop pada umumnya yang tidak terlalu menonjolkan bass. Kejernihan suara ketika volume gain diatur maksimal atau 100% ini membuat suara vokal penyanyi cukup terhalang oleh instrumental. Ketika volume maksimal, audio yang terproduksi akan menjadi bias dan cukup menghilangkan kejernihan audio itu sendiri.
Jika dianalogikan dalam penjelasan yang sederhana, audio speaker menghasilkan suara layaknya seseorang yang bernyanyi di kamar mandi berukuran besar—bergema dan hampa. Secara power sendiri, speaker 100 ribuan di pasaran lebih powerful dibandingkan speaker laptop Predator satu ini.
Beralih ke pendinginan atau fan, Predator Helios 18 mirip seperti Predator Helios 300 SpatialLabs Edition yang dirilis 2022 kemarin, yakni 5th Gen Aeroblade dengan total 89-blade sebagai pendingin laptop. Ketika digunakan untuk bermain gim, penyebaran suhu panas laptop sangat terasa pada bagian keyboard deretan Shift/Spacebar, dan di atas keyboard. Sedangkan sisi terdingin laptop pada bagian sekitar touchpad atau yang mengarah ke kita.
Bukan hanya di sisi kanan dan kiri, namun exhaust terdapat di sisi belakang dan alas laptop. Hal ini diklaim Acer dapat meningkatkan air flow 55% lebih baik dan membuat CPU lebih dingin dibandingkan pendahulunya.
Lalu, bagaimana menyoal port?
Di seri Predator Helios 18, sepertinya Acer semakin peka dengan keberadaan content-creator maupun videographer/photographer. Pada sisi kanan laptop terdapat 2x USB 3.2 Gen 2 di mana salah satunya sudah power-off charging. Kemudian, sisi kiri laptop terdapat Ethernet (RJ-45), USB 3.2 Gen 1, audio jack, dan Micro SD Card Reader yang sangat membantu para digital content-creator. Terakhir, sisi belakang laptop terdapat 2x USB Type-C 3.2 Gen 2 (Thunderbolt 4), HDMI 2.1, dan power port.
Dari segi ketersediaan atau keragaman port, Predator Helios 18 sudah cukup beragam terutama dengan kehadiran Micro SD Card Reader yang tentu sangat membantu memindahkan data secara cepat dan efisien. Inilah yang membuat Predator Helios 18 berbeda dengan kakaknya, yakni Predator Helios 300 SpatialLabs Edition yang tanpa Micro SD Card Reader.
Layar 16:10 yang Bergelimangan Cahaya
Meski secara harga tidak berbeda jauh dengan Predator Helios 300 SpatialLabs Edition, namun spesifikasi layar Predator Helios 18 sayangnya tidak sebesar resolusi pendahulunya. Berukuran 18 inci, layar laptop hanya mendapatkan resolusi WQXGA atau 2560 x 1600 px. Resolusi WQXGA ini agak asing di telinga.
Biasanya, kita lebih sering mendengar 1440p atau 2560 x 1440px dibandingkan WQXGA (2560 x 1600 px). Selain itu, kebanyakan layar monitor, laptop, dan bahkan resolusi video YouTube pun mengusung layar 1440p atau QHD yang mudah diingat dan diucapkan. Mungkin, laptop ini bisa disebut memiliki layar 1600p agar lebih mudah diucapkan dibandingkan WQXGA sebagai bahasa marketing.
Secara spesifikasi yang detail, layar laptop ini memiliki panel IPS dengan konfigurasi warna DCI-P3 di 100%, sRGB 100%, dan dukungan NVIDIA Advance Optimus & NVIDIA G-SYNC untuk sisi dukungan gaming. Bukan hanya itu, laptop ini tidak mau kalah oleh zaman. Acer menanamkan refresh rate hingga 240Hz mentok pada layar laptop Predator kali ini. Melihat spesifikasi yang begitu jor-joran, 240Hz sangatlah mendukung untuk mencapai pengalaman gaming—terutama FPS kompetitif—lebih bermakna lagi.
Layar laptop WQXGA ketika diputar video-video footage 4K memang terlihat sangat tajam dan jernih. Kecerahan hingga 500 nits juga membantu Penulis untuk melihat dengan jelas layar laptop ketika di luar ruangan (outdoor). Produksi warna pada layar yang vivid dan tidak kusam menghasilkan visual yang memanjakan mata. Layar laptop cukup mendukung penggunaan editing video maupun graphic design dalam standar yang moderat.
Sahabat Gamer AAA
Tidak diragukan lagi, ada harga memang ada rupa. Acer mematok spesifikasi tertinggi untuk laptop premium mereka kali ini.
Acer Predator Helios 18 yang Penulis terima memiliki rincian spesifikasi sebagai berikut: 13th Generation Intel® Core™ Processors dengan detail Intel® Core™ i9-13900HX Processor, NVIDIA® GeForce® RTX 4080 (12GB GDDR6 VRAM) dengan TDP 170W, RAM 32 GB DDR5 5600MHz, dan storage 1TB PCle Gen 4 NVMe SSD.
Spesifikasi laptop yang behemoth-like seperti ini sangatlah sesuai dengan karakteristik lini Predator yang secara harfiah, predator berarti pemangsa. Laptop Predator menjadi pemangsa untuk melibas gim-gim AAA di luaran sana yang membutuhkan spesifikasi mumpuni agar menghasilkan pengalaman gaming secara menarik dan konsisten. Apalagi, GPU NVIDIA 40-series pada laptop ini memiliki TDP 170W yang di atas rata-rata. Bahkan, hal tersebut tercerminkan dari power charger unit laptop yang juga besar dan berat.
Acer mengusung SSD sebagai storage laptop ini yang sangat cepat. Hal tersebut tercerminkan melalui hasil CrystalDiskMark 8 sebagai berikut. Hasilnya, SSD laptop mampu menyentuh 6.5 GB/s untuk kecepatan read, dan 4.8 GB/s untuk kecepatan write. Kecepatan ini akan sangat membantu dalam membuka gim AAA yang cenderung membutuhkan kecepatan storage di atas rata-rata. Dan jika storage sebesar 1TB masih dirasa kurang cukup, Acer sudah menyediakan slot tambahan untuk SSD.
Pada sisi lain, laptop ini sangatlah mendukung kegiatan multitasking berkat kapasitas RAM sebesar 32GB yang sudah DDR5 5600 Mhz di sisi kecepatan. Hal ini sangat membantu Penulis ketika ingin menyetel musik di YouTube sembari bermain gim yang tidak terlalu membutuhkan audio sebagai pendukung jalannya permainan—bermain sambil bernyanyi tidaklah buruk.
Masuk ke dalam pengujian, pertama ialah Blender 3D. Seperti biasa, rendering scene ‘Nicole Morena’ mendapati hasil yang tidak mengejutkan karena memang sudah sepantasnya, yakni di 48 detik saja. Beralih ke Cinebench R23, Acer Predator Helios 18 dengan spesifikasi yang telah disebutkan mendapatkan 23413 points untuk multi core, dan 1909 points untuk single core-nya. Perolehan points merupakan hasil kinerja 24 cores (8P-core + 16E-core) dan 32 thread yang dimiliki CPU laptop.
Tidak kalah penting dan tidak boleh terlewat, yakni pengujian menggunakan 3DMark. Time Spy Stress Test dan Time Spy Extreme Stress Test menghasilkan result yang baik, yakni di atas 97% (artinya passed). Sedangkan, Time Spy menunjukkan bahwa CPU dan GPU laptop mendapati skor 14806 atau estimasi 1440p Ultra ketika bermain Battlefield di 135+ FPS. Untuk Time Spy Extreme, skor berada di 7247, dan terakhir Fire Strike Ultra di 8982.
Semua pengujian 3DMark menunjukkan hasil yang baik meski secara estimasi atau perkiraan ketika bermain gim di pengaturan 1440p tidak sesuai dengan refresh rate layar. Tentu saja, berarti kita diharuskan hanya dapat bermain gim AAA yang selaras dengan estimasi besaran fps. Selain itu, HWMonitor menunjukkan bahwa suhu tertinggi CPU menyentuh 100° C di mana GPU hanya di 84° C saja.
Terakhir, pengujian secara langsung dengan bermain beberapa judul gim. Di sini, Penulis mencoba bermain Rainbow Six: Siege, dan Mount & Blade 2: Bannerlord. Tidak lupa juga, semua gim yang dicoba sudah diatur di pengaturan maksimum atau rata kanan sekaligus mengatur mode laptop ke Turbo. Selain itu, refresh rate laptop juga sudah diatur ke maksimal yakni 240Hz.
Gim pertama yakni Mount & Blade 2: Bannerlord besutan TaleWorlds Entertainment. Ketika mencoba Custom Battle dengan total pasukan sekitar 200 dan ketika clash, laptop ini mampu menyentuh rata-rata di 198 fps. Meski tidak menyentuh angka yang selaras dengan refresh rate layar laptop, namun gim peperangan satu ini berjalan dengan smooth dan konsisten tanpa adanya drop fps yang signifikan.
Beralih ke Rainbow Six: Siege, gim FPS besutan Ubisoft satu ini berhasil menembus angka refresh rate yakni di 258 fps secara rata-rata. Hal ini menjadikan gim fps kompetitif tersebut sangatlah nyaman di mata sehingga dapat merespon cepat dimana musuh berada.
Terakhir yakni Dota 2. Di Dota 2 sendiri, pengaturan fps hanya bisa mentok di 240fpssaja yang selaras dengan refresh rate layar laptop. Sebagai gim MOBA, Dota 2 selalu konsisten mendapatkan fps di antara 230-240 fps.
Semua gim yang dicoba memiliki satu kesamaan, yakni tiada satu pun gim yang mengalami drop fps secara signifikan. Semua gim berjalan dengan konsisten di fps rata-ratanya. Namun perlu diingat, semua pengujian gim tentu bisa menembus di atas rata-rata ketika laptop dicolok charger unit dan mode laptop sudah diatur ke Turbo atau maksimal.
Spesifikasi Teknis
CPU Type | 13th Gen Intel® Core™ i9-13900HX processor |
Model Name | Predator Helios 18 (PH18-71-99RG) |
Graphics | NVIDIA® GeForce® RTXTM 4080 with 12GB dedicated GDDR6 VRAM (170W) |
OS | Windows 11 Home & Office Home & Student 2021 |
Memory | 32 GB DDR5 5600MHz |
Storage | 1TB PCle Gen 4 NVMe SSD in RAID 0 |
Cooling | Liquid Metal Thermal Grease, 2x 5th 3D Fans Aeroblade, Vector Heat Pipe |
Audio | DTS:X® Ultra |
Display | 18″ display with IPS technology, WQXGA 240Hz, 500 nits, DCI-P3 100%, sRGB 100% 16 : 10, 87% screen to body ratio Support NVIDIA Advance Optimus & NVIDIA G-SYNC |
Wireless | Intel® KillerTM Wi-Fi 6E AX1675i Intel® KillerTM Ethernet E2600 |
Output | HDMI 2.1 Micro SD Card Reader 1 x USB 3.2 Gen 1 port 1 x USB 3.2 Gen 2 port with power-off charging 1 x USB 3.2 Gen 2 port 2 x USB Type-C™ port (USB 3.2 Gen 2) (Thunderbolt 4) Ethernet (RJ-45) port |
Keyboard | Per Key RGB Mini LED Backlit Keyboard, Mode Key, PredatorSense key, 2x detachable thermal deco sets |
Power | 180w |
Battery | 57.5Wh Li-ion Battery |
Kesimpulan
Review Acer Predator Helios 18: Laptop Jumbo yang Dominan
Acer Predator Helios 18 bukanlah laptop yang ramah dibawa bepergian karena secara ukuran dan bobot yang di atas rata-rata laptop gaming/consumer lainnya. Namun, di dalam laptop yang besar terdapat jeroan yang kuat. Perpaduan CPU dan GPU terbarukan, yakni 13th Gen Intel® Core™ i9-13900HX Processor dan NVIDIA® GeForce® RTX 4080 (12GB GDDR6 VRAM) dengan TDP 170W merupakan kombinasi teranyar di lini seri Predator saat ini. Acer pun juga peka akan kehadiran content creator dengan menyajikan Micro SD Card Reader ditambah produksi warna di layar laptop yang cocok untuk kegiatan graphic design. Selain itu, visual laptop yang menyaru karena tidak begitu tampil gaming namun tetap memperlihatkan ciri khas Predator adalah langkah yang elegan.
85%
PROS
-
Performa mentok milik Acer yang bisa kalian dapatkan untuk melibas segala aktivitas, terutama gaming AAA
-
Sangat cocok untuk penggunaan gim-gim esports karena mengusung refresh rate layar hingga 240Hz
-
Pengaturan mode laptop yang sangat mudah melalui software maupun Switch Key
-
Desain stylish, elegan, dan minimalis
-
Hadirnya port Micro SD Card Reader
CONS
-
Bobot terlalu berat untuk dibawa nomaden
-
Ukuran yang tidak begitu umum membuat laptop membutuhkan ruang lebih besar jika dimasukkan ke dalam tas
REVIEW BREAKDOWN
Acer Predator Helios 18 dibandrol dengan harga Rp59.999.000 (harga setelah diskon per tanggal 19 Mei 2023) untuk seri PH18-61-99RG yang dapat dibeli melalui link berikut ini.