Jika pada umumnya atlet olahraga tradisional menggunakan doping untuk meningkatkan kemampuan mereka, para atlet esports memiliki cara curang yang berbeda dalam menghadapi sebuah turnamen.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa menjadi pro player adalah sebuah profesi yang menjanjikan. Namun, banyak yang mencapai kesuksesan dengan jalan pintas, salah satunya adalah dengan menggunakan cheat saat berpartisipasi dalam turnamen.
Lalu siapa saja pro player yang pernah melakukan cheat atau kecurangan saat turnamen? Berikut ini akan kita sajikan daftarnya.
Baca juga:
- 10 Tim Esports Terkaya di Dunia 2024
- 10 Pemain Esports Terkaya di Dunia 2024
- Daftar Juara The International Dota 2 dari masa ke masa
Contents
Daftar Pro Player Yang Melakukan Cheat Saat Turnamen
1. Forsaken
Pada tahun 2018, Forsaken menjadi terkenal dan viral karena terbukti menggunakan cheat saat turnamen. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan bahwa Forsaken menggunakan cheat “Auto Aim” yang membuat tembakannya selalu mengenai musuh dengan akurat.
Is menyamarkan berkas dengan nama “Word.exe” di folder permainan Counter Strike: Global Offensive di komputer turnamen miliknya. Akibat tindakannya ini, dia segera dipecat oleh Optic India dan dilarang berpartisipasi dalam turnamen resmi yang diselenggarakan oleh Valve.
Tidak lama setelah itu, Forsaken memutuskan untuk pensiun dari dunia profesional.
2. Daniel Abt
Ketika pandemi Covid-19 menyebar, semua acara olahraga harus dihentikan. Untuk mengisi kekosongan tersebut, banyak penyelenggara mengadakan kompetisi video game yang diikuti oleh atlet profesional. Termasuk di dalamnya adalah Formula E yang menggelar turnamen virtual dengan partisipasi para pembalap.
Seorang anggota tim Audi bernama Daniel Abt tertangkap basah menggunakan joki saat ikut turnamen virtual. Ia meminta seorang pembalap esports profesional bernama Lorenz Hoerzing untuk menggantikannya. Akibat tindakannya tersebut, Daniel Abt langsung dipecat dari tim Audi beberapa hari setelah ketahuan melakukan kecurangan.
3. Hovik “KQLY” Tovmassian
Selanjutnya, terdapat seorang pemain profesional yang berasal dari game Counter Strike: Global Offensive yang bernama KQLY. Pada turnamen Dreamhack tahun 2014, ia terbukti menggunakan cheat “Aimbot” ketika timnya sedang kalah dalam ronde.
Karena tindakannya tersebut, ia segera dilarang secara permanen oleh sistem game yang dikenal sebagai VAC atau Valve Anti Cheat. Sejak saat itu, banyak pemain dan juga pemain profesional yang mengejeknya dengan sebutan “Gaya KQLY” jika mereka berhasil menembak sambil melompat.
4. KiD X
Pemain profesional ini adalah salah satu yang terbaik di tingkat global dan juga seorang streamer game Overwatch. Sayangnya, ia terbukti menggunakan cheat “Aimbot” saat melakukan streaming di salah satu platform yang sangat populer.
Hal yang menarik adalah, dalam waktu hanya 3 menit setelah memulai streaming, ia langsung diberikan hukuman larangan permanen oleh Blizzard dan tidak diperkenankan bermain game Overwatch.
5. Juan “AtuuN” Ochoa
Nama berikutnya dalam daftar ini berasal dari permainan Dota 2. AtuuN terbukti menggunakan kecurangan saat bermain dalam sebuah turnamen. Kecurangan yang digunakan adalah menggunakan script makro yang dimasukkan ke dalam mouse-nya.
Sebenarnya, penggunaan makro bukan dianggap sebagai tindakan curang, tetapi justru membantu pemain dalam mengoperasikan hero-hero yang memerlukan manajemen tingkat tinggi. Selain itu, turnamen tersebut melarang penggunaan segala jenis script untuk mempermudah permainan.
AtuuN, bersama dengan tim Thunder Predator, AtuuN dikeluarkan dari turnamen yang menawarkan hadiah yang luar biasa.
6. Digitinas dan Curse
Pada saat Kejuaraan Musim Panas MLG 2012, tim Dignitas dan Curse sepakat untuk menyelesaikan seri terakhir turnamen mereka. Namun, mereka memutuskan untuk mengubah rencana dan memainkan mode permainan yang berbeda yang disebut “All Random All Mid” atau ARAM.
Walaupun tidak ada tim yang melakukan pembatalan pertandingan, dan tidak ada larangan bagi pemain untuk bermain ARAM. Keduanya mengakui bahwa mereka berniat untuk membagi hadiah uang sebesar $40.000. Hal ini jelas-jelas merusak integritas kompetisi dan mengecewakan penggemar yang mengharapkan final yang sebenarnya.
7. Azubu Frost
Pada kejuaraan League of Legends 2012, tim Korea Azubu Frost terbukti melakukan tindakan curang yang sangat dilarang dalam permainan (Melihat Layar). Mereka tidak melihat layar tim, tetapi sebaliknya mereka hanya fokus pada layar besar di atas posisi mereka yang menampilkan peta mini mereka.
Sehingga mereka mampu untuk melihat musuh, terutama dalam permainan seperti League of Legends, merupakan keuntungan yang sangat signifikan. Akibatnya, Azubu Frost dikenai denda sebesar $30,000.
8. D1ablo
Seperti dalam olahraga konvensional, komposisi tim merupakan elemen kunci dalam eSports. Ketika tim profesional Call of Duty FatGames merekrut anggota baru, yakni Tom “D1ablo” Newman, sebelum turnamen ESL> Saat itu liga memberitahukan mereka bahwa ia masih terlalu baru dalam tim untuk bisa bersaing.
Namun, FatGames punya solusi dengan memberikan rincian login salah satu anggota lama mereka, Stat, kepada D1ablo untuk “menyamar” dan bermain menggunakan akun tersebut. Namun, setelah pemeriksaan IP yang singkat, D1ablo terbongkar dan diberi hukuman larangan selama 6 bulan serta tim FatGames kehilangan poin utama dalam liga. Kejadian ini berjalan dengan lancar.
9. Flex
Semua orang yang pernah bermain Counter-Strike dan pernah mengalami permainan yang buruk pasti pernah menyebut “hacks” pada suatu saat. Tetapi jarang sekali ada musuh yang benar-benar mencoba melakukan kecurangan. Inilah yang dipikirkan tim Grandpa Berets dalam pertandingan langsung ESEA melawan Tim ESP.
Turun 8 ronde menjadi 2, dan kalah dari beberapa *batuk* permainan luar biasa dari pemain semi-pro “Flex”, pasti sangat melegakan melihat dia terkena larangan VAC di awal ronde ke-11. Namun yang paling menarik adalah reaksi langsung dari para kastor.
Turun dari 8 ronde menjadi 2 ronde saja. Dan mengalami kekalahan dari permainan luar biasa yang dilakukan oleh pemain semi-pro bernama “Flex”. Namun pada ronde ke-11 Flex diban karena ketahuan menggunakan cheat oleh sistem VAC.
10. Kory “semphis” Friesen
Ketika sedang diwawancarai oleh Mohan “Launders” Govindasamy, Kory “semphis” Friesen, mantan pemain Cloud9 CS:GO, dengan santainya mengakui bahwa dia dan timnya pernah menggunakan Adderall selama ESL One Katowice 2015.
Isu kontroversi eSports menyebar luas hingga mencapai liputan media seperti The New York Times. Sebagai respon, ESL mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerapkan standar anti-doping dan menjalin kemitraan dengan Asosiasi Anti Doping Nasional.
Cloud9 kemudian memberikan tanggapannya terhadap kontroversi tersebut, dengan mengatakan bahwa tim mereka “tidak akan membiarkan pemain mana pun yang menggunakan doping mendapatkan pengampunan”.
Dalam wawancara lain, “semphis” menyatakan bahwa penggunaan Adderall adalah kejadian yang terjadi hanya sekali dan tidak ada hubungannya dengan tim mereka secara keseluruhan.
Nah itu dia beberapa kecurangan yang dilakukan oleh beberapa pro player dalam sebuah turnamen. Tidak hanya kcurangan dengan penggunaan dopping saja, kecurangan lan seperti penggunaan cheat maupun hal lain yang merusak sportifitas dalam game tetap tidak diperbolehkan.