Sejak mencuatnya kasus rasisme yang diterima oleh George Floyd, Amerika Serikat tengah menghadapi masalah akibat hal tersebut. Pasalnya, Geroge Floyd harus terbunuh di tangan kepolisian Minneapolis.
Karena kasus tersebut, banyak orang-orang yang menggalakkan demo anti rasisme. Beberapa pelaku industri Esports juga turut menggerakkan demo tersebut. Nah, berbeda dengan kebanyakan pro player lainnya, atlet Esports dari Street Fighter ini justru mengomentari kasus dari Geroge Floyd.
Capcom Memilih untuk Membanned Pemain ini dari berbagai Turnamen
Pro player Street Fighter tersebut adalah Ryan “FChamp” Ramirez, dirinya merupakan pemain yang dijuluki sebagai Filipino Champion. Ryan sendiri beberapa waktu lalu sempat terlibat dalam kontroversi.
Pasalnya, ia mengunggah sebuah cuitan dimana dirinya mengganti hashtag #BlackLivesMatter menjadi #WatermelonLivesMatter. Karena hal inilah Capcom menilai bahwa Ryan melakukan perbuatan yang sangat tak terpuji.
Alhasil, Capcom memilih untuk melarang Ryan mengikuti berbagai gelaran resmi yang diadakan oleh Capcom. Ryan sendiri telah meminta maaf atas hal tersebut. Namun, tetap saja Capcom tak berniat untuk mencabut hukuman tersebut.
Rasisme di Dunia Esports
Sejatinya, kasus dari Ryan ini bukanlah yang pertama kali dalam industri Esports. Pasalnya, telah banyak kasus lainnya yang terjadi pada scene Esports seperti di Dota 2. Sebut saja ketika Kuku yang melontarkan kata rasis kepada warga Tiongkok.
Tidak hanya itu, Skemberlu yang merupakan pemain Dota 2 asal Filipina juga ikut terlibat dalam sebuah kasus ketika ia bertemu dengan tim asal Tiongkok, Royal Never Give Up. Saat itu, Skemb memperkuat Complexity Gaming dan secara sengaja menulis kata “GL chincong“.
Sejatinya, kasus rasisme tidak datang dari scene Esports Dota 2 saja. Sebut saja misalnya kasus yang terjadi pada beberapa game seperti CS:GO maupun Overwatch.
Pada dasarnya, rasisme bukanlah sebuah tindakan yang terpuji. Semua orang setidaknya harus menghargai perbedaan yang ada di antara kita.
