Laporan terbaru mengungkapkan bahwa TT Games alami masalah krisis kerja yang buruk dan menyebabkan LEGO Star Wars: The Skywalker Saga sering tertunda perilisannya.
Informasi ini muncul melalui wawancara eksklusif Polygon dengan karyawan dan mantan karyawan dari TT Games. Jika kalian tertarik dengan kondisi industri video game saat ini, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.
TT Games Alami Masalah Krisis Kerja Yang Buruk
Polygon berbicara dengan lebih dari 30 karyawan saat ini dan mantan karyawan TT Games yang menyuarakan beberapa kekhawatiran, keluhan, dan masalah tentang bagaimana perusahaan telah dijalankan.
Beberapa karyawan melaporkan bahwa krisis kerja adalah sesuatu yang normal di TT Games, dengan karyawan bekerja hingga 80 – 100 jam, enam hari kerja dalam seminggu. Namun, krisis kerja ini juga direncanakan dan dimasukkan ke dalam jadwal mereka.
“Itu bukan protokol darurat ketika ada yang tidak beres,” kata satu orang kepada Polygon. “Sebaliknya, itu adalah alat di dalam kotak untuk produksi; mereka merencanakan proyek dengan periode krisis dalam jadwal, atau lebih buruk lagi, krisis adalah jadwalnya.”
Beberapa yang bekerja untuk Jon Burton (Direktur Kreatif TT Games) mengatakan dia akan “sering” mencaci maki karyawan mereka karena mencoba pergi pada jam biasanya. Sebaliknya, yang lain ingat mempertanyakan loyalitas pekerja jika mereka memutuskan untuk pergi sebelum orang lain.
Karyawan sebelumnya sempat dilarang untuk menjawab telepon di meja mereka atau menggunakan internet. Namun, dua aturan telah dilonggarkan pada tahun 2008 ketika survei kepuasan karyawan di seluruh perusahaan Warner Bros. Games menemukan karyawan TT Games di antara pengembang yang paling tidak bahagia dalam sistem mereka.
Sementara Burton telah memberi tahu karyawannya bahwa akan ada perbaikan, keluhan tentang gaji rendah, krisis kerja, dan jadwal proyek tetap tidak ditangani.
Intimidasi, Gaji Rendah, dan Tanggapan TT Games
Penguji QA juga melaporkan bahwa mereka diperlakukan menjadi sasaran krisis kerja dan intimidasi. Mereka diperlakukan sebagai karyawan yang kurang layak dipertimbangkan daripada pengembang lain.
Misalnya, mereka hanya bisa mengunjungi lantai bangunan yang lain jika mereka memiliki pengawasan. Kebijakan ini mempersulit mereka untuk berbicara dengan HR secara diam-diam jika ada masalah atau berbicara dengan para programmer tentang bug tertentu.
Kesenjangan gaji untuk gender yang berbeda di TT Games juga diangkat. Gaji rata-rata per jam untuk wanita adalah 15% lebih rendah dari pria, sedangkan upah rata-rata per jam untuk wanita hampir 24% lebih rendah dengan wanita di TT Games juga dilaporkan diganggu dan ditolak kemajuan karir mereka.
Laporan tersebut juga mengkritik keputusan manajemen seperti membuat engine in-house baru untuk LEGO Star Wars: The Skywalker Saga. Game tersebut telah dikembangkan selama lima tahun, ditunda tiga kali dan sekarang akan rilis pada bulan April 2022.
Menurut Polygon, engine in-house baru tersebut tidak akan digunakan di game TT Games mendatang, dengan mereka beralih ke Unreal Engine. Selain itu, desain LEGO Star Wars: The Skywalker Saga dikatakan selalu berubah dan menghasilkan pekerjaan yang sia-sia selama berbulan-bulan untuk karyawan TT Games.
Seorang juru bicara TT Games telah menanggapi laporan Polygon yang muncul ini dengan mengatakan, “TT Games berkomitmen untuk menciptakan tempat kerja yang saling menghormati, adil, dan inklusif bagi setiap karyawan.”
“Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak upaya, dengan kepemimpinan studio baru dan dukungan dari Warner Bros. Games untuk memelihara budaya kolaboratif dan keseimbangan kehidupan kerja yang dapat dibanggakan oleh karyawan kami.”
TT Games melanjutkan, “Warisan kami untuk memuaskan para penggemar dengan permainan yang telah kami buat selama bertahun-tahun sangat penting bagi kami. Kami menyadari bahwa kesuksesan kami yang berkelanjutan dan di masa depan bergantung pada keberlanjutan momentum perubahan positif yang telah kami buat hingga saat ini, memastikan setiap karyawan merasa didukung, dihargai, dan mengalami rasa memiliki yang sebenarnya.”