Terlalu Banyak yang Rusak, Pusat Perbaikan Joy-Con Nintendo Switch Kewalahan

Pusat Perbaikan Joy-Con Nintendo Switch KewalahanPusat Perbaikan Joy-Con Nintendo Switch Kewalahan

Sumber: Aleks Dorohovich (via Unsplash)

Laporan terbaru telah mengungkapka bahwa pusat perbaikan Joy-Con Nintendo Switch kewalahan atas banyaknya Joy-Con yang rusak.

Informasi ini pertama kali muncul melalui artikel Kotaku. Jika kalian tertarik dengan hardware terkini dari industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim Hardware.

Pusat Perbaikan Joy-Con Nintendo Switch Kewalahan Atas Banyaknya Joy-Con Rusak

Fenomena yang kita kenal sebagai “Joy-Con Drift” sudah menjadi sumber frustrasi bagi pemilik Nintendo Switch sejak konsol itu pertama kali diluncurkan pada tahun 2017. Setelah beberapa kali digunakan, stik jempol pada controller Joy-Con sering kali mulai mencatat gerakan bahkan ketika dalam posisi netral.

Masalah ini begitu serius hingga beberapa gugatan diajukan terhadap Nintendo. Shuntaro Furukawa (Presiden Nintendo) bahkan meminta maaf atas masalah yang ditimbulkannya kepada para pelanggannya. Saat merilis Steam Deck, Valve juga harus membahas kemungkinan ini dalam wawancara IGN.

Joy-Con Drift ini tentunya membawa petaka kepada mereka yang memperbaikinya. Kotaku baru-baru ini melaporkan ada sekitar ratusan controller Joy-Con yang harus diperbaiki setiap harinya di United Radio. Pusat perbaikan Joy-Con itu mengatakan bahwa ada sekitar “ribuan Joy-Con yang datang setiap minggu”.

United Radio mengatakan bahwa mereka memang menangani perbaikan Nintendo Switch, tetapi proses menghadapi pelanggan tetap berjalan di Nintendo. United Radio juga harus mengandalkan karyawan sementara yang berasal dari Aerotek.

Mantan supervisor United Radio berkata: “Kami akhirnya harus menyiapkan ruang kerja yang sama sekali baru hanya untuk perbaikan Joy-Con.”

“Kami Harus Siapkan Sebuah Ruang Kerja Hanya Untuk Perbaikan Joy-Con”

Sumber: Sara Kurfeß (via Unsplash)

Selain itu, Kotaku melaporkan bahwa kurangnya keahlian senior di antara karyawan menyebabkan seringnya terjadi kesalahan pada perbaikan Nintendo Switch. Karena United Radio saat ini berjuang dengan retensi karyawannya, banyak karyawan yang bekerja di pusat perbaikan itu tidak berpengalaman.

Karyawan kontraktor dari Aerotek bisa memenuhi syarat untuk menjadi karyawan penuh waktu setelah tiga bulan bekerja di United Radio, tetapi banyak yang tidak pernah berhasil melewati itu. Sebagian besar TKI yang juga dilatih adalah imigran Vietnam yang kurang paham bahasa Inggris.

Para pekerja ini digolongkan sebagai yang “bertahan paling lama”, meskipun ada tantangan komunikasi. Namun demikian, terus-menerus melatih karyawan baru telah memberikan tekanan yang signifikan pada kemampuan tim United Radio untuk mengawasi perbaikan.

Kotaku juga melaporkan bahwa pelanggan yang mengirim Joy-Con mereka dari tahun 2017 – 2018 akan dikirimi pengganti baru. Untuk sementara, solusi cepat ini tentunya membantu meringankan tekanan. Namun setelah itu, karyawan United Radio terpaksa memperbaiki setiap controller Joy-Con yang datang.

Pelanggan Mengalami Akibatnya

Sumber: Enrique Vidal Flores (via Unsplash)

Bukan hanya para karyawan saja yang mengalami kendala akibat kondisi di United Radio, masalah Joy-Con ini juga terkadang memengaruhi pengalaman pelanggan. Misalnya, pelanggan Nintendo dikirimi Nintendo Switch yang diperbaiki dengan akun pelanggan dan data yang berbeda.

Sebagai tanggapan atas masalah tersebut, United Radio mengusulkan kebijakan baru di mana Nintendo Switch akan dilakukan “factory swiped” jika mereka tidak dapat memverifikasi nomor seri konsol selama proses perbaikan. Karena kebijakan ini, beberapa pemilik Nintendo Switch terkadang menghapus data mereka setelah mengirim konsol mereka untuk diperbaiki.

Ketergantungan Nintendo of America kepada tenaga kerja eksternal tidak hanya muncul di pusat perbaikan mereka. Nintendo of America baru-baru ini mengalami perselisihan perburuhan di negara bagian asalnya, Washington. Mereka dituduh melanggar National Labor Relations Act (NLRA).

Exit mobile version