Wargaming mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasi bisnis di Rusia dan Belarusia setelah kedua negara itu menginvasi Ukraina.
Informasi ini diumumkan oleh Wargaming melalui media sosial mereka. Jika kalian tertarik dengan kondisi terkini industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.
Wargaming Hentikan Operasi Bisnis di Rusia dan Belarusia

Wargaming, yang berkantor pusat di Siprus tetapi didirikan di Belarus, mengatakan telah melakukan tinjauan strategis terhadap operasi bisnis globalnya. Mereka telah memutuskan “tidak akan memiliki atau mengoperasikan bisnis apa pun” di Rusia dan Belarusia. Wargaming juga telah mengalihkan pengelolaan bisnis game live-sevice dari kedua wilayah itu ke Lesta Studio.
Wargaming mengungkapkan bahwa mereka tidak akan mendapat keuntungan dari proses ini dan mereka berharap akan menderita “kerugian besar” sebagai akibat dari keputusan tersebut. Mereka juga telah memulai proses penutupan kantornya yang berlokasi di Minsk, Belarusia.
“Kami akan menyelesaikan transisi operasional dengan kecepatan penuh sambil tetap mematuhi sepenuhnya semua undang-undang dan memastikan keselamatan dan dukungan berkelanjutan karyawan kami. Selama masa transisi, produk kami akan tetap tersedia di Rusia dan Belarusia dan akan dioperasikan oleh pemilik baru,” tulis Wargaming.
“Terlepas dari besarnya keputusan ini, kami sebagai perusahaan yakin akan masa depan bisnis kami dan berkomitmen untuk memberikan game berkualitas kepada para pemain kami.”
Gamedaim Hadir di TikTok! Ayo Follow kami di @gamedaimcom dan dapatkan berbagai konten menarik seputar dunia game.
Masih tidak jelas berapa banyak karyawan yang akan terpengaruh oleh keputusan tersebut. Bulan lalu, Wargaming memecat Sergei Burkovskiy, direktur kreatif World of Tanks, setelah dia secara terbuka mendukung invasi Rusia ke Ukraina.