Survei terbaru Niko Partners menunjukkan bagaimana 30% gamer wanita di Asia Tenggara melakukan lebih banyak pembelian terkait game dibandingkan dengan 22% gamer pria.
Informasi ini dipublikasikan oleh GamesIndustry.biz. Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Niko Partners: 30% Gamer Wanita di Asia Tenggara Lakukan Pembelian Terkait Game Dibandingkan 22% Gamer Pria
Menurut laporan perilaku gamer dan wawasan pasar SEA-6 dari Niko Partners (via GamesIndustry.biz), para pemain di Asia Tenggara lebih banyak bermain game pada tahun 2024, dengan peningkatan 53,2% dari tahun ke tahun dalam rata-rata waktu bermain game mingguan per individu.
Laporan Niko Partners ini mengeksplorasi tren saat ini di 6 pasar game utama Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Niko Partners menemukan bahwa Thailand dan Vietnam mengalami peningkatan tertinggi dari tahun ke tahun dalam hal waktu yang dihabiskan untuk bermain game. Hal ini terjadi setelah “penurunan besar” pada tahun 2023 di keenam pasar tersebut, yang disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen pasca pandemi.
Di sisi lain, Niko Partners menemukan bahwa gamer wanita di Asia Tenggara melakukan lebih banyak pembelian terkait game (game premium, langganan game, pembelian dalam aplikasi, dan merchandise terkait game), dengan 30% wanita membelanjakan uangnya untuk game dibandingkan dengan 22% pria.
Digital wallet juga menjadi metode pembayaran yang paling populer di Asia Tenggara karena lebih dari 75% pemain menggunakannya untuk membeli game. Sementara itu, 50% pemain yang berusia di atas 25 tahun lebih cenderung menggunakan kartu kredit atau kartu debit untuk pembayaran.
Niko Partners mencatat bahwa lebih dari 50% gamer di Indonesia, Thailand, dan Vietnam lebih memilih untuk memainkan sejumlah game yang diterjemahkan ke dalam bahasa lokal mereka. Hal tersebut tidak terlalu mendesak di Malaysia, Filipina, dan Singapura karena “tingkat kemahiran berbahasa Inggris yang tinggi”.
“Mempertimbangkan bahwa daya beli gamer juga meningkat di seluruh penanda ini, kami memperkirakan Asia Tenggara akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat kedua yang kami lacak untuk Average Revenue per Paying User (ARPU) hingga tahun 2028,” ujar CEO Niko Partners, Lisa Hanson, kepada GamesIndustry.biz.
“Agar berhasil, perusahaan tidak boleh memperlakukan kawasan ini sebagai satu kesatuan, tetapi harus memperhatikan karakteristik unik dari masing-masing pasar.”