Krafton, perusahaan yang mengembangkan PUBG: Battlegrounds dan TERA, telah mengumumkan niatnya untuk membuat platform metaverse NFT.
Informasi ini diumumkan oleh Krafton melalui situsnya. Jika kalian tertarik dengan kontroversi dari NFT, metaverse, dan blockchain, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.
Krafton Akan Bangun Platform Metaverse NFT
Krafton berencana akan membangun platform metaverse NFT dengan NAVER Z, operator platform metaverse Asia terkemuka ZEPETO, yang telah menarik lebih dari 290 juta pengguna di seluruh dunia.
ZEPTO adalah dunia virtual yang memungkinkan pengguna berinteraksi melalui avatar 3D menggunakan teknologi AR.
Krafton bermaksud mengembangkan alat pembuatan konten buatan pengguna dan dunia virtual berkualitas tinggi menggunakan Unreal Engine milik Epic Games. Pada saat yang sama, NAVER Z akan mengelola layanan metaverse beserta layanan komunitas dan sosial mereka.
“Kemitraan antara Krafton dan NAVER Z ini didukung oleh keahlian unik masing-masing perusahaan dan berbagi fokus global saat mereka melihat ke arah masa depan yang didorong oleh NFT dan metaverse,” kata HyungChul Park (Pemimpin Tim Web 3.0 Krafton).
“Dengan menggabungkan teknologi Krafton yang ada dan penelitian tentang cara membangun ekosistem berbasis pembuat Web 3.0 yang dapat diskalakan dengan pengalaman dan kemampuan dari NAVER Z dan ZEPETO, kami yakin kami dapat membangun metaverse terbuka berbasis UGC berkualitas tinggi yang berbeda dari layanan lain dan menghidupkan ekonomi kreator global melalui teknologi NFT.”
Kontroversi NFT dan Blockchain
Game blockchain dan NFT memang telah menjadi sasaran inti kontroversi dalam beberapa bulan terakhir. Valve bahkan telah melarang game blockchain dan NFT dari Steam, tetapi Epic Games malah menerima ide itu dengan tangan terbuka di platform mereka.
Phil Spencer bahkan telah menyatakan kekhawatirannya akan pertimbangan game berbasis blockchain dan NFT. Berbeda dengan Yosuke Matsuda (presiden Square Enix), di mana dia telah mendukung secara antusias teknologi baru seperti game blockchain, NFT dan metaverse.
GSC Game World selaku pengembang S.T.A.L.K.E.R. 2 mengalami hal yang sama, di mana mereka mendapatkan respon negatif ketika mengumumkan rencana NFT dan menyebabkan mereka membatalkan rencana itu. Tidak hanya mereka, Team17 juga mendapatkan respon yang serupa dengan proyek MetaWorms NFT-nya.
Pada bulan Januari 2022 saja, beberapa kontroversi muncul kembali dalam industri video game. Perusahaan seperti Atari, Konami, Moonton, dan Ubisoft menyerukan dukungan mereka terhadap NFT. Bahkan salah satu pengisi suara terkenal seperti Troy Baker ikut campur dalam topik kontroversial ini.
Netmarble bahkan tidak takut untuk mengungkapkan tujuan bisnis mereka dalam metaverse, blockchain, dan NFT, di mana 70% game baru mereka akan mencoba semua teknologi tersebut.
Realitanya, sebagian besar pengembang dan penerbit video game tidak tertarik dengan topik mengenai NFT dan cryptocurrency. Ada salah seorang responden dari survei State of the Industry 2022 milik GDC menyindir, “Saya lebih suka tidak mendukung pembakaran hutan hujan daripada memastikan seseorang ‘memiliki’ jpeg.”
Kita nantikan saja masa depan dari game blockchain dan NFT, apakah tren ini akan berlalu dengan cepat atau akan tetap di sini dan menetap dalam waktu yang lama.