Koichi Miura: Nintendo adalah Surga Bagi Para Jenius, Tapi Neraka Bagi Orang Biasa

Koichi Miura Nintendo adalah Surga Bagi Para Jenius, Tapi Neraka Bagi Orang Biasa

Sumber: Reuters

Koichi Miura, seorang mantan karyawan Nintendo di Jepang, mengungkapkan bahwa dia mengira Nintendo adalah “surga bagi para jenius”, tetapi “neraka” bagi “orang biasa”.

Informasi ini diungkapkan oleh Miura melalui media sosialnya. Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.

Koichi Miura: Nintendo adalah Surga Bagi Para Jenius, Tapi Neraka Bagi Orang Biasa

https://twitter.com/BunchoCG/status/1721725751802888665

Koichi Miura merupakan seorang seniman yang telah bekerja di industri video game sejak tahun 1999. Dia sebelumnya mengerjakan Ridge Racer V, R: Racing Evolution dan Time Crisis 5 untuk Bandai Namco, serta Kingdom Hearts HD II.8 dan Kingdom Hearts 3 untuk Square Enix.

Miura juga merupakan seniman lanskap untuk The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom, namun dia mengatakan di X bahwa dia telah keluar dari Nintendo karena dia merasa itu hanya cocok untuk orang-orang yang berbakat luar biasa dalam pengembangan game.

“Nintendo merupakan perusahaan yang luar biasa, tapi saya tidak akan dengan mudah merekomendasikannya kepada orang lain,” kata Miura.

“Tempat ini seperti surga bagi para jenius dan manusia super, tetapi bagi orang biasa seperti saya, tempat ini seperti neraka. Namun, berkat hal ini, saya dapat menyadari bahwa saya tidak cocok untuk peran itu dan menemukan kepercayaan diri yang saya butuhkan untuk mengejar tujuan lain.”

Miura menambahkan, “Ini adalah pencapaian terbesar yang Nintendo berikan kepada saya. Saya tidak menyesal sedikit pun karena pernah bercita-cita untuk bekerja di sana, mendapatkan pekerjaan itu, dan akhirnya berhenti.”

Untuk menghindari kesalahpahaman, Miura menegaskan bahwa dia merasa Nintendo adalah “perusahaan yang sangat bagus”, “para karyawannya adalah orang-orang yang luar biasa”, dan dia “kagum, mereka bisa menghasilkan produk yang begitu hebat, satu demi satu”.

Exit mobile version