Sutradara Katsura Hashino telah mengungkapkan bahwa ATLUS penuh dengan orang-orang yang eksentrik.
Informasi ini diungkapkan oleh Hashino saat diwawancarai Anan News (via Automaton). Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Katsura Hashino: ATLUS Penuh dengan Orang-orang Eksentrik
24/10/2024 – Berbicara dengan Anan News, sutradara Katsura Hashino membahas tentang alasan mengapa ia memutuskan untuk bergabung dengan ATLUS dan seperti apa masa-masa awalnya di studio tersebut.
Menurut Hashino, salah satu alasan mengapa ia akhirnya bergabung dengan ATLUS adalah karena nama studio tersebut dimulai dengan huruf “A” di majalah karier yang ia baca.
Hashino ingat bahwa ia pernah memainkan beberapa game Shin Megami Tensei di masa mudanya dan game-game tersebut terasa sangat berbeda dengan berbagai RPG yang muncul pada saat itu.
“Saya merasa game-game ini menguji saya, seperti mengatakan kepada saya bahwa saya harus bertanggung jawab atas pilihan yang saya buat,” ungkap Hashino.
Bagi Hashino, waralaba Shin Megami Tensei menampilkan perbedaan yang mencolok dengan RPG lainnya, di mana skenario terasa lebih mudah ditentukan dan dapat diprediksi. Oleh karena itu, ia merasa tertarik untuk bergabung dengan ATLUS.
Baik Hashino maupun sutradara seni Shigenori Soejima juga menggambarkan ATLUS sebagai studio yang penuh dengan keanehan.
“Mungkin karena saya bergabung dengan studio ini sebagai perencana, tetapi saya dikelilingi oleh orang-orang yang eksentrik,” ujar Hashino.
Hashino menceritakan bagaimana di masa-masa awalnya, pintu depan besi ATLUS sepenuhnya tertutup oleh sobekan ofuda (jimat kertas yang sering ditemukan di kuil Shinto dan Buddha).
Hashino juga ingat bagaimana kantor ATLUS penuh dengan asap rokok dan dupa karena salah satu anggota tim membuat misi untuk memberontak terhadap perokok dengan terus-menerus membakar dupa di kantor.
“Kami bergaul dan makan bersama, tetapi ini tidak terasa seperti sebuah organisasi,” kata Hashino. “Masing-masing dari kami membawa apa yang kami kuasai dan ketika kami menggabungkan semua ini bersama-sama, itu menjadi sebuah game… sentimen semacam ini bahkan lebih kuat saat itu daripada sekarang.”
Hashino menyimpulkan, “(…) Saya rasa para karyawan pengembangan bahkan tidak peduli dengan penjualan, mereka semua percaya bahwa membuat sesuatu yang sangat orisinal dan sangat mereka sukai akan membuahkan hasil yang baik.”