Beberapa hari yang lalu, ada pernyataan dari Co-Founder Rockstar yang menyatakan bahwa mereka bekerja 100 jam/minggu untuk kerjakan Red Dead Redemption 2. Tapi, benarkah hal itu? Menginggat semua hal yang ditawarkan game yang akan rilis ini meyakinkan. Dan banyak ditunggu-tunggu para penggemar, dari segi story dan grafis yang dimiliki.
Tentu dengan adanya pernyataan ini netizen mulai menganggap ini bisa menjadi kerja paksaan yang diwajibkan perusahaan untuk para developer. Tapi, mantan karyawan Rockstar Games tepis pernyataan tersebut. Ia bahkan curhat tentang pengalaman buruk bekerja di sana.
Ia menyebut bekerja di Rockstar Games bagaikan ditodong senjata. Tapi, pernyataan tersebut kembali di tepis oleh karyawan yang masih bekerja di Rockstar. Ia menyebut hal tersebut tidak benar, dan tidak sama sekali. Hal ini dinyatakan oleh programmer dari Rockstar Vivianne Langdon menjadi yang pertama dalam aksi buka mulut membantah kondisi berkerja buruk ini.
Ia mengatakan bahwa dalam 3,5 tahun terakhir dia telah berkerja secara normal dan mungkin waktu kerja paling tinggi yang pernah dia dapatkan hanyalah “50 jam/minggu”. Itupun menjadi menjadi hal yang jarang terjadi dan dia selalu dapatkan bayaran tambahan atas usaha lebihnya tersebut.
Setelah pernyataan Langdon tersebut viral. Banyak anggota karyawan Rockstar yang lain ikut dalam aksi membantah misin formasi ini. Mereka mennyatakan bahwa mereka tidak pernah sekalipun dipaksa untuk berkerja 100 jam/minggu di sepanjang karirnya disana khususnya pada pengembangan RDR 2.