Pendiri, presiden, dan CEO NVIDIA, Jensen Huang, telah mengungkapkan bahwa kita tidak bisa membuat grafis komputer lagi tanpa kecerdasan buatan (AI).
Informasi ini diungkapkan oleh Huang melalui konferensi Goldman Sachs Communacopia + Technology (via Eurogamer). Jika kalian tertarik dengan kondisi di industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
Jensen Huang: Kita Tidak Dapat Membuat Grafis Lagi Tanpa AI
Berbicara di konferensi Goldman Sachs Communacopia + Technology, pendiri, presiden, dan CEO NVIDIA, Jensen Huang, telah mendiskusikan keunggulan AI.
“Kita tidak dapat membuat grafis komputer lagi tanpa AI,” ungkap Huang. “Kami menghitung satu piksel, kami menyimpulkan 32 piksel lainnya. Maksud saya, ini luar biasa. Jadi kami berhalusinasi, jika Anda mau, 32 piksel lainnya, dan itu terlihat stabil secara temporal, terlihat fotorealistik, dan kualitas gambarnya luar biasa, kinerjanya luar biasa.”
Meskipun biaya energi untuk menggunakan AI sering disorot sebagai salah satu kelemahannya, namun Huang mencatat bahwa menggunakan AI untuk mengkomputasi bagian gambar justru lebih menghemat daya daripada membuat gambar secara langsung.
“Jumlah energi yang kami hemat – menghitung satu piksel membutuhkan banyak energi,” ujar Huang. “Itulah komputasi. Menyimpulkan 32 lainnya hanya membutuhkan sedikit energi dan Anda dapat melakukannya dengan sangat cepat.”
NVIDIA telah menggunakan AI dalam teknologi NVIDIA Deep Learning Super Sampling (DLSS). Namun, Huang mengatakan bahwa “peningkatan produktivitas” dari penggunaan teknologi ini untuk menghasilkan kode “sangat luar biasa”.
“Tidak ada satu pun insinyur perangkat lunak di perusahaan kami saat ini yang tidak menggunakan generator kode,” kata Huang. “Masa-masa di mana setiap baris kode ditulis oleh insinyur perangkat lunak, sudah berakhir. gagasan bahwa setiap insinyur perangkat lunak kami pada dasarnya akan memiliki pendamping insinyur digital yang bekerja bersama mereka 24/7, itulah masa depan.”
“Cara saya memandang NVIDIA, kami memiliki 32.000 karyawan. 32.000 karyawan tersebut dikelilingi oleh insinyur digital yang jumlahnya 100x lipat lebih banyak,” pungkas Huang.