Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa game Wonder Woman sudah di-reboot lagi setelah menghabiskan lebih dari 100 juta dolar AS.
Informasi ini dipublikasikan oleh Bloomberg. Jika kalian tertarik dengan game-game Warner Bros. Games, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di sini.
David Haddad Tidak Paham Pengembangan Game di Warner Bros. Games?
8 Februari 2025 – Bloomberg melaporkan dari sumbernya bahwa masa jabatan presiden Warner Bros. Games, David Haddad, telah meninggalkan kesenjangan besar dalam portofolio game perusahaan yang kemungkinan besar akan berlanjut hingga 1-2 tahun ke depan.
Menurut Bloomberg, Warner Bros. Games sekarang hanya memiliki sedikit game yang akan rilis dalam beberapa tahun ke depan, termasuk versi Definitive Edition dari Hogwarts Legacy, sebuah game LEGO baru, dan beberapa game mobile.
CEO dan presiden streaming dan game global untuk Warner Bros. Discovery, JB Perrette, mengatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tetap optimis terhadap game dan ia akan mengambil peran yang lebih besarsaat perusahaan mencari pengganti Haddad.
“Kami akan kembali ke profitabilitas pada tahun 2025,” ujar Perrette. “Kami tidak akan kembali ke profitabilitas yang kami inginkan dalam 2-3 tahun ke depan. Diperlukan waktu 2-3 tahun untuk membangun kembali, mengatur ulang ke tingkat yang kami inginkan, tetapi kebangkitannya akan segera terjadi, yaitu dari merugi ke profitabilitas.”
Berbicara dengan dua lusin karyawan dan mantan karyawan Warner Bros. Games, Bloomberg mencatat bahwa kurangnya visi yang kuat dan kohesif selama masa kepemimpinan Haddad menyebabkan pengejaran tren yang tidak efektif selama bertahun-tahun dan membuang-buang waktu pengembangan.
Para karyawan menggambarkan Haddad sebagai eksekutif yang tidak menghabiskan banyak waktu untuk bermain game. Mereka juga butuh waktu berbulan-bulan untuk menerima jawaban atas pertanyaan tentang hal-hal besar dan kecil, mulai dari game studio berikutnya hingga apakah mereka akan berpartisipasi dalam konferensi E3.
Habiskan 100 Juta USD, Game Wonder Woman Di-Reboot?
Melaporkan situasi beberapa studio di bawah naungan Warner Bros. Games, Bloomberg membahas 4 studio yang memiliki masalah dalam pengembangan game mereka selama beberapa tahun terakhir.
Studio pertama adalah Monolith Productions, di mana Bloomberg melaporkan bahwa studio ini mulai mengembangkan sebuah game baru yang akan bereksperimen dengan penceritaan prosedural setelah merilis Middle-earth: Shadow of Mordor.
Namun, para eksekutif di Warner Bros. Games tidak terlalu tertarik untuk membuat karakter dan alam semesta baru dari awal dan mereka menyarankan Monolith Productions untuk membuat game yang didasarkan pada Game of Thrones atau sesuatu dalam portofolio DC Comics.
Menurut Bloomberg, pengembangan game tersebut mengalami kebuntuan selama lebih dari 3 tahun. Pada tahun 2021, Warner Bros, Games membatalkannya dan beberapa petinggi di Monolith Productions memilih untuk keluar dari studio tersebut. Yang tersisa segera beralih ke game yang didasarkan pada Wonder Woman.
Bloomberg mendeskripsikan versi awal game Wonder Woman akan mencoba menata ulang sistem Nemesis, di mana Wonder Woman akan berteman dengan musuh, tetapi ide tersebut telah dibuang demi game aksi-petualangan yang lebih tradisional.
Sekarang, nasib game Wonder Woman masih dipertanyakan setelah game tersebut di-reboot dan berganti sutradara pada awal tahun 2024. Game ini juga telah menghabiskan biaya lebih dari 100 juta dolar AS dan masih bertahun-tahun lagi untuk bisa rilis.
Studio kedua adalah Warner Bros. Games Montréal, di mana Bloomberg melaporkan bahwa studio ini mengembangkan game live-service Batman pada tahun 2017 yang pada akhirnya akan menjadi Gotham Knights.
Meski begitu, petinggi Warner Bros. Games Montréal ingin membuat “versi 1.5” dari Gotham Knights, tetapi para eksekutif di Warner Bros. Games telah membatalkan ide tersebut. Sebagai gantinya, banyak karyawan yang ditugaskan untuk membantu mengembangkan game-game lain di Warner Bros. Games.
Beberapa bulan setelah perilisan Gotham Knights, Warner Bros. Games Montréal telah mengajukan sebuah game yang didasarkan pada John Constantine. Para petinggi awalnya sangat tertarik dengan ide tersebut, tetapi ketika diminta untuk menyetujui anggaran dan jadwalnya, mereka tetap tidak berkomitmen.
Setelah berbulan-bulan berdiskusi, wakil presiden produksi Ben Bell menyarankan agar Warner Bros. Games Montréal membuat game yang didasari pada Joker atau Flash. Mereka memilih untuk menggunakan Flash, tetapi game tersebut telah dibatalkan sejak kegagalan film The Flash (2023).
Selama 2 tahun terakhir, sebagian besar petinggi Warner Bros. Games Montréal telah mengundurkan diri, bukan hanya karena kurangnya game baru tetapi juga karena frustrasi dengan para eksekutif Warner Bros. Games Montréal.
Sekarang, Warner Bros. Games Montréal sedang membantu proyek-proyek lain seperti game Wonder Woman sambil mengembangkan ide untuk game baru yang didasarkan pada Game of Thrones.
Rocksteady Studios Ajukan Ide Game Single-Player Batman?
Studio yang ketiga adalah Avalanche Software, di mana Bloomberg melaporkan bahwa pengembangan Hogwarts Legacy memakan waktu bertahun-tahun yang penuh gejolak karena visi yang saling bertentangan dan tim yang tidak memiliki pengalaman dengan genre tersebut.
Para eksekutif Warner Bros. Games bahkan tidak yakin bagaimana para pemain mereka akan bereaksi terhadap game ini setelah komentar kontroversial J. K. Rowling. Sekarang, Warner Bros. Games mengkonfirmasi kepada Bloomberg bahwa Hogwarts Legacy telah terjual 34 juta kopi dan menjadi game terlaris di tahun 2023.
Pada September 2023, Warner Bros Games menerbitkan Harry Potter: Quidditch Champion, tetapi game tersebut memiliki kinerja yang kurang baik. Avalanche Software sekarang sedang mengembangkan konten baru untuk Hogwarts Legacy serta sekuelnya.
Studio terakhir adalah Rocksteady Studios, di mana Bloomberg melaporkan bahwa Suicide Squad: Kill the Justice League dikembangkan selama lebih dari 6 tahun. Di akhir masa produksi, para pendiri Jamie Walker dan Sefton Hill keluar untuk mendirikan studio baru dan merekrut mantan rekan-rekannya untuk bergabung dengan mereka.
Pada akhirnya, Suicide Squad: Kill the Justice League gagal secara komersial dan menyebabkan kerugian sebesar 200 juta dolar AS untuk Warner Bros. Discovery.
Sekarang, Rocksteady Studios ingin mengembangkan game single-player Batman lagi, tetapi Bloomberg mencatat bahwa game baru ini masih bertahun-tahun lagi untuk bisa rilis.