BeritaBocoran

Bocoran: Google Tidak Memprioritaskan Stadia dan Bersiap Untuk Merubah Nama

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Google tidak memprioritaskan Stadia dan akan merubah nama layanan itu menjadi Google Stream.

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa Google tidak memprioritaskan Stadia dan akan merubah nama layanan itu menjadi Google Stream.

Informasi ini muncul melalui Business Insider. Jika kalian tertarik dengan kondisi industri video game saat ini, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Google Tidak Memprioritaskan Stadia

Menurut Business Insider, Google telah “mengalihkan fokus divisi Stadia sebagian besar untuk mengamankan kesepakatan label putih dengan mitra yang mencakup Peloton, Capcom, dan Bungie”. Business Insider juga mengklaim bahwa Google mulai “berbelanja teknologi ke mitra di bawah label baru: Google Stream”.

Google berusaha untuk “menyelamatkan” teknologi yang memungkinkan pemain untuk melakukan streaming game seperti Destiny 2, Red Dead Redemption 2, dan lainnya dengan latensi rendah.

Sementara itu, Business Insider mengklaim bahwa Stadia tidak “diprioritaskan” di dalam Google dan mereka memiliki “minat yang berkurang untuk menegosiasikan judul blockbuster eksternal”.

Menurut Business Insider, salah satu rumah baru untuk Stadia adalah Peloton. Ini akan memungkinkan pengguna dengan sepeda Peloton untuk bermain game saat berada di mesin.

Bungie dilaporkan telah mendiskusikan hal ini dengan Google dengan membuat Destiny agar menjadi “platformnya sendiri”. Masih tidak jelas bagaimana akuisisi Bungie oleh Sony akan memengaruhi negosiasi ini.

Capcom dikatakan sempat berbicara dengan Google tentang potensi integrasi dengan teknologi Stadia. Ini termasuk menjalankan demo untuk judul Capcom yang akan datang di situs mereka.

Masalah Besar Stadia

Retensi pemain dilaporkan menjadi “masalah besar” untuk Google Stadia. Business Insider melaporkan bahwa “Phil Harrison dan eksekutif lainnya menetapkan tujuan untuk mencapai 1 juta pengguna aktif bulanan pada akhir tahun 2020 yang pada akhirnya hanya mendapat sekitar 25% dari tujuan mereka”.

Phil Harrison telah menjadi figur dari Google Stadia sejak diluncurkan pada tahun 2019. Dia sempat pernah bekerja di Microsoft dan Sony.

Konsolidasi industri yang sedang berlangsung dilaporkan menjadi kekhawatiran besar bagi tim eksekutif Google. “Ketika Microsoft mengumumkan pada tahun 2020 bahwa mereka akan mengakuisisi Bethesda, itu ‘membuat para eksekutif Google ketakutan’.”

https://twitter.com/GoogleStadia/status/1489758125192216579

Menanggapi laporan dari Business Insider, Google mengatakan bahwa “tim Stadia selalu bekerja keras untuk masa depan yang hebat untuk Stadia dan cloud gaming. Kami harap Anda setuju dan kami tahu buktinya ada saat kalian memainkannya”.

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks