Dua bulan lalu, publik di media sosial dihebohkan dengan aksi yang dilakukan oleh seorang gadis remaja berinisial IN (16 tahun) yang kabur dari rumahnya setelah menjual motor ayahnya demi bertemu dengan teman mabar game Free Fire nya. Dan ternyata gadis tersebut kembali berulah kembali hingga membuat orang tuanya lagi-lagi khawatir.
Gadis yang berasal dari Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi itu diduga kabur dari rumah orang tuanya. Berdasarkan pengakuan ibunda IN yang berinisial AS, anaknya tersebut sudah tidak lagi berada di rumah sejak Sabtu (31/7/2021) pukul 18.30 WIB.
“Saat itu dia berada di kamar mandi dan menghidupkan kran air. Kran airnya hidup terus. Setelah kami cek dia tidak ada.”
Tutur sang ibunda, mengutip dari Kumparan.com.
Gadis Itu Masih Berhubungan dengan Teman Mabar FF Lamanya
Dan ternyata gadis remaja tersebut masih saja berhubungan dengan teman mabar FF nya, Nanda yang tinggal di Jakarta Barat. Fakta itu diketahui oleh AS karena dia sering melihat anaknya bermain bersama dengan Nanda sampai melakukan video call.
“Makanya, kami menduga dia ingin menemui cowoknya itu. Kayaknya, cuma bawa beberapa lembar baju. Kalau pun bawa duit, tak banyak.“
Lanjut sang ibu.
Karena hubungan anaknya tersebut membuat AS pernah menghubungi Nanda untuk membuka kesempatan menikahi anaknya. Akan tetapi, karena alasan situasi yang masih PPKM, Nanda sama sekali belum pernah mengunjungi orang tua IN.
Yang terjadi malah adalah Nanda yang meminta IN untuk bertemu dengannya di Jakarta Barat. Maka dari itu, orang tua IN menduga jika IN kembali berusaha menemui Nanda kembali.
Baca Juga:
- Nekat Jual Motor Ayahnya Demi Bertemu Teman Mabar FF, Gadis ini Terdampar di Bandara
- Klarifikasi Saksi Mata Gadis FF yang Diduga Terdampar di Bandara, Begini Kejadian Sebenarnya
- Saling Caci-Maki di Game Online, Dua Kelompok Pemuda di Ambon Tawuran
Tak Bisa Lepas dari Smartphone
AS mengatakan jika keseharian anaknya selalu tak bisa lepas dari yang namanya ponsel. Karena hal itu, AS menjadi khawatir jika anaknya menjadi ketergantungan terhadap perangkat elektronik itu.
“Misalnya jam 06.00 WIB dia bangun, handphone di tangannya bisa sampai pukul 22.00 WIB. Jika handphonenya diambil, nanti benci sama kami. Banyak juga pertimbangannya.”
Tutur sang ibunda.
Saat bersama dengan suaminya, AS merasa khawatir dengan aksi kabur yang dilakukan oleh anaknya. Padahal selama ini dia bersama dengan suaminya sudah berusaha sebaik mungkin membimbing anaknya ke hal-hal yang baik.
Sebagai seorang ibu, tentunya dia merasa khawatir jika anaknya mengalami kesusahan. Atau nantinya diperlakukan tak senonoh oleh pria-pria yang tak dikenal olehnya. Saat ini, orang tua IN sedang berusaha mencari keberadaan IN. Dan jika dalam waktu 24 jam lebih IN belum juga ditemukan, maka AS dan suaminya akan melaporkan kehilangan IN ke kantor polisi setempat.