Berita

Hoax, Teroris di New Zealand Tidak Pernah Terinspirasi dari Fortnite Maupun PUBG!

Baru-baru ini ada sebuah kejadian yang sangat menyedihkan menimpa warga Muslim di New Zealand. Dilaporkan ada sekitar 50 warga Muslim meninggal saat sedang menunaikan ibadah Shalat Jumat di sebuah Masjid bernama Christchruch. Mereka ditembak oleh sekelompok teroris yang sangat keji saat sedang menunaikan ibadah shalat.

Bahkan, sang pelaku menyiarkan aksinya secara live di Facebook tanpa takut apapun. Tak hanya seorang diri, kini polisi telah menangkap 4 terduga pelaku penembakan 2 masjid di Christchurch, Selandia Baru. Seorang pelaku diketahui merupakan warga negara Australia bernama Brenton Tarrant. Seorang pelaku ini sebelumnya sudah mengumumkan akan membunuh orang-orang pada hari ini, Jumat.

Miris, Game Fortnite Ternyata Menjadi Inspirasi Pelaku Penembakan Masjid Di Christchurch!

Pada awalnya, banyak sekali orang tak percaya akan perkataan sang teroris keji ini. Namun, hal tersebut ia buktikan dengan kejadian yang sangat terkutuk pada hari ini. Dia memposting video di media sosial saat melakukan aksi sadisnya menembaki jemaah masjid yang sedang shalat Jumat dengan sudut pandang sebagai seorang penembak. Tarrant sendiri mengaku belajar menembak dari sebuah game. Ia sempat menyebut nama beberapa game seperti ‘Spyro the Dragon‘ dan ‘Fortnite‘.

Miris, Game Fortnite Ternyata Menjadi Inspirasi Pelaku Penembakan Masjid Di Christchurch!

“Apakah kau diajari kekerasan dan ekstremisme oleh video games, musik, literatur, dan drama?

“Iya, ‘Spryo the Dragon 3’ mengajarkan saya etno-nasionalisme. Fortnite mengajarkan saya untuk jadi pembunuh dan ber-floss di atas mayat musuh-musuh saya. Tidak,” bunyi tulisan Tarrant.

Kalimat yang ditulis Tarrant di atas bisa diartikan sebagai bantahan. Tindakan brutalnya tersebut tidak terinspirasi dari video game. Hal ini dipertegas dengan adanya kata “No” (Tidak) pada akhir kalimat, yang bisa diartikan sebagai: “Tentu saja tidak”.

Dalam manifesto tersebut, Tarrant dengan tegas menyatakan inspirasinya dalam melakukan aksi ini berasal dari Andres Breivik. Hal ini ia ungkap dalam salah satu tanya-jawab dalam manifesto tersebut.

“Apakah keyakinanmu terinspirasi dari penyerang lain?”

“Saya membaca tulisan Dylan Roof dan banyak lainnya, tapi satu-satunya inspirasi saya adalah dari ‘Knight Justiciar’ Breivik,” kata Tarrant, yang maksudnya adalah Anders Breivik.

Nah Anders Breivik sendiri merupakan pelaku pembunuhan 77 orang dalam aksi pengeboman yang ia lakukan di Oslo, Norwegia, dan kemudian melakukan aksi penembakan. Dalam aksinya itu, Breivik juga mengatakan, serangan itu harus ia lakukan untuk menghentikan ‘islamisasi’ di Norwegia. Dan hal inilah yang menjadi inspirasi pelaku teror yang terjadi kemarin di Selandia Baru.

Namun sayangnya media Sydney Morning Herald hanya mengutip sebagian kalimat tersebut, yaitu: “Fortnite mengajarkan saya jadi pembunuh”. Potongan kalimat ini memiliki konteks berbeda dengan kalimat penuh dalam dokumen manifesto yang asli, yaitu “menginspirasi”. Jadi dipastikan bahwa Fortnite bukan inspirasi pelaku teror yang terjadi kemarin.

Fortnite sendiri adalah game battle royale milik Epic Games yang sangat fenomenal disana. Dalam game ini, kita akan saling membunuh untuk bertahan hidup dan menjadi nomor satu. Tak hanya Fortnite, game-game battle royale banyak sekali di era sekarang. Banyak negara yang sudah melarang game dengan tema ini seperti India dan China. Semoga para keluarga korban diberi kesabaran dan ketabahan.

Halo, saya Syaipul, juga dikenal sebagai Ipul, dan saya adalah seorang penikmat anime yang bersemangat, pecinta game, dan penggemar K-Drama. Mari kita jelajahi dunia yang menarik ini bersama!

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks