BeritaPCPlaystationPS4

Epic Games Hadapi Gugatan Fortnite Karena Emote Baru

Epic Games kembali menghadapai gugatan baru karena Emote baru Fortnite. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Melanjutkan informasi terbaru dari perusahaan game terkenal Epic Games, kali ini mereka datang lagi dengan berita yang tak kalah mengejutkan. Setelah sukses dengan perilisan major Update bertajuk “Resistance,” Epic Games rupanya kembali menghadapi gugatan baru karena Emote baru Fortnite. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Yuk ikuti terus pembahasan Gamedaim News berikut.

Seperti yang kalian ketahui, Epic Games memang bukan pertama kalinya berhadapan dengan gugatan tindak penyontekan. Pada tahun 2018-19 lalu Epic sempat dituduh oleh rapper 2 Milly, Alfonso Ribeiro, dan Orange Shirt Kid yang mengklaim bahwa Epic telah mengambil gerakan tarian khas ciptaannya untuk digunakan di Fortnite. Mereka melakukannya tanpa memberi Credit atau membayar pihak yang benar-benar menciptakannya.

Dianggap Nyontek, Epic Games Dapat Gugatan Karena Emote Baru Fortnite

Kejadian tersebut sepertinya terulang kembali, Namun kali ini tuntutan tersebut datang dari Emote bernama “It’s Complicated.” Pada laporan yang kami peroleh lewat situs media PC Gamer, Epic kembali hadapi gugatan hukum baru yang diajukan oleh seorang Choreographer bernama Kyle Hanagami. Ia menyebut bahwa emot “It’s Complicated” adalah hasil ciptaannya yang sempat ia gunakan saat membuat music video Charlie Puth di tahun 2017 lalu.

Gugatan baru ini mengatakan bahwa “protes di media sosial” yang didorong oleh tindakan sebelumnya telah membantu Epic untuk melakukan kesepakatan lisensi dengan beberapa kreator (contohnya Gangnam Style Dance). Sayangnya, tidak semua kreator mendapatkan tawaran untuk penggunaan karyanya pada game Fortnite, termasuk gerakan milik Kyle Hanagami satu ini.

Epic Menargetkan Kreator Kecil di TikTok Untuk Lisensi Yang Lebih Murah

“Epic biasanya hanya mendekati seniman muda atau yang kekurangan Budget, seperti mereka yang melambungkan ketenaran di media sosial TikTok untuk mendapat lisensi koreografi dengan tawaran beberapa sen,” kata gugatan itu. Hanagami, yang merupakan pengusaha dan koreografer mapan dengan menyadari nilai koreografinya secara umum dan khusus, malah tidak pernah mendapat penawaran lisensi dari Epic.

Hingga saat ini tuntutan tersebut masih tertahan dan belum mendapatkan respon dari pihak Epic. Sebelumnya, tuntutan-tuntutan lain juga sempat ditutup sementara pada 2019 karena keputusan Mahkamah Agung AS yang mengubah bagaimana tuntutan hukum hak cipta dapat diajukan. Tertulis bahwa tuntutan hukum dapat diajukan setelah Kantor Hak Cipta menyetujui atau menolak penawaran. Ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Pengamat Game PC dan Konsol - suka Pinguin.

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks