BeritaResmi

Bobby Kotick Tahu Mengenai Pelanggaran Seksual di Activision Blizzard “Selama Bertahun-Tahun”

Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa Bobby Kotick (CEO Activision Blizzard) mengetahui kasus pelanggaran seksual di perusahaannya.

The Wall Street Journal telah merilis laporan terbaru yang mengungkapkan bahwa Bobby Kotick (CEO Activision Blizzard) mengetahui kasus pelanggaran seksual di perusahaannya “selama bertahun-tahun”.

Informasi ini telah dikonfirmasikan oleh banyak karyawan Activision Blizzard ke seluruh media video game yang ada. Jika kalian ingin mengikuti kasus Activision Blizzard, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Bobby Kotick Tahu Mengenai Pelanggaran Seksual di Activision Blizzard

The Wall Street Journal melaporkan bahwa pada tahun 2018, Bobby Kotick telah mendapatkan sebuah email mengenai karyawan wanita di Sledgehammer Games yang diperkosa oleh Javier Panameno setelah minum terlalu banyak alkohol di dalam kantor dan acara kerja lainnya pada tahun 2016 dan 2017.

Korban telah mencapai penyelesaian di luar pengadilan dengan Activision. Namun, Kotick tidak memberi tahu dewan direksi Activision Blizzard tentang penyelesaian atau dugaan pemerkosaan tersebut.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Bobby Kotick telah memainkan peran pertama dalam budaya yang melibatkan Activision Blizzard dalam tuntutan hukum pelecehan seksual dan investigasi oleh Securities and Exchange Commission (SEC).

The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Kotick telah melecehkan salah satu asistennya dan mengancam akan membunuhnya dalam sebuah pesan suara pada tahun 2006. Pada tahun 2007, Kotick diduga memberi tahu pramugari jet pribadi yang menuntutnya atas pelecehan seksual yang dilakukan oleh pilot jetnya, “Aku akan menghancurkanmu.”

Seorang juru bicara Activision mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa Kotick segera meminta maaf atas insiden tahun 2006 tersebut. Kotick juga telah membantah bahwa dia tidak pernah memberi tahu pramugari tersebut untuk “menghancurkannya”.

“Bapak Kotick dengan cepat meminta maaf atas pesan suara yang hiperbolik dan tidak pantas pada 16 tahun yang lalu. Dia sangat menyesali pernyataan dan nada yang berlebihan dalam pesan suaranya hingga hari ini,” kata juru bicara Activision.

Juru bicara Activision juga telah memberikan konfirmasi bahwa Kotick mengetahui laporan pelanggaran seksual di Activision Blizzard.

“Bapak Kotick tidak akan diberi tahu tentang setiap laporan pelanggaran di setiap perusahaan Activision Blizzard. Dia juga tidak akan mendapatkan informasi terbaru tentang semua masalah personel,” kata juru bicara Activision.

Masalah Lain Ikut Muncul

Bobby Kotick Pelanggaran Seksual Activision Blizzard
Dan Bunting | Treyarch

Pada tahun 2020, 30 karyawan wanita di departemen Esports Activision dilaporkan telah mengirim email ke kepala departemen yang mengatakan bahwa mereka “telah menerima sentuhan yang tidak diinginkan, komentar yang merendahkan, dikeluarkan dari pertemuan penting, dan komentar yang tidak diminta tentang penampilan mereka”.

Menurut The Wall Street Journal, Kotick mengetahui email tersebut. Seorang juru bicara Activision mengatakan bahwa Kotick telah mengatasi kekhawatiran mereka dengan menempatkan pelatihan keragaman dan inklusi untuk manajer tim Esports.

Ben Kilgore (mantan kepala teknologi Blizzard Entertainment) telah keluar pada tahun 2018 setelah penyelidikan atas berbagai tuduhan pelecehan seksual. Tetapi Michael Morhaime (mantan presiden Blizzard Entertainment) dalam sebuah email berterima kasih kepada Kilgore “atas banyak kontribusinya selama empat setengah tahun terakhir”.

Dan Bunting (presiden Treyarch) juga mengalami kasus yang sama. The Wall Street Journal melaporkan bahwa insiden pelecehan seksual tersebut terjadi pada tahun 2017 setelah adanya pesta alkohol. Departemen HR Activision menyelidiki tuduhan itu dan merekomendasikan agar Dan Bunting dipecat, tetapi Kotick memilih untuk tidak memecatnya.

The Wall Street Journal menambahkan bahwa Bunting hanya diberikan konseling dan diizinkan untuk tetap bekerja di Activision Blizzard.

“Setelah mempertimbangkan tindakan potensial sehubungan dengan penyelidikan itu, perusahaan memilih untuk tidak memberhentikan Bapak Bunting, melainkan untuk memberlakukan tindakan disipliner lainnya,” kata juru bicara Activision.

Tetapi Dan Bunting pada akhirnya keluar dari Activision Blizzard setelah The Wall Street Journal menyelidiki kasus tersebut.

Keluarnya Jen Oneal Telah Memunculkan Keraguan Integritas Activision Blizzard

Bobby Kotick Pelanggaran Seksual Activision Blizzard
Jen Oneal | Blizzard Entertainment

Di tengah tuduhan bahwa Bobby Kotick (CEO Activision Blizzard) menyadari kasus pelecehan di perusahaannya “selama bertahun-tahun”, laporan tambahan muncul bahwa Jen Oneal ingin mengundurkan diri karena masalah gaji yang lebih rendah dari rekan prianya, Mike Ybarra.

“Ketika Mike dan saya terpilih untuk mengambil peran pemimpin yang sama, kami masuk ke peran dengan kompensasi kami sebelumnya yang tidak setara. Itu tetap seperti itu untuk beberapa waktu setelah kami membuat beberapa permintaan yang Activision Blizzard tolak untuk mengubahnya menjadi adil,” tulis Oneal (via IGN).

“Sementara Activision Blizzard memberi tahu saya sebelum saya mengajukan pengunduran diri saya bahwa mereka sedang mengerjakan proposal baru, kami membuat penawaran yang setara hanya setelah saya mengajukan pengunduran diri.”

Oneal akan tetap menjadi karyawan di Activision Blizzard hingga akhir tahun nanti. Oneal mengatakan bahwa dia akan terus mencoba dan memperbaiki perusahaan “dengan itikad baik”. Dia tidak ingin ada “kesalahpahaman tentang kapan saya mendapat tawaran kompensasi yang setara”.

Bobby Kotick Menulis Email Dengan Menjadi Fran Townsend

Awal tahun ini, semua karyawan Activision Blizzard mendapakan sebuah email dari Fran Townsend (mantan sponsor eksekutif ABV Employee Women’s Network). Email tersebut muncul tepat di tengah-tengah tuduhan yang melibatkan Activision Blizzard dan menyebabkan sejumlah pemecatan dan pengunduran diri.

Isi email tersebut menyebut gugatan Activision Blizzard sebagai “gambaran yang menyimpang dan tidak benar tentang perusahaan kami”. The Wall Street Journal akhirnya membuka fakta bahwa Bobby Kotick yang menulis email tersebut, bukan Fran Townsend.

Seorang perwakilan Activision menanggapi laporan itu dengan mengatakan bahwa Kotick sekarang “bertanggung jawab atas insiden itu dan menyesalinya” dan “Ibu Townsend seharusnya tidak disalahkan atas kesalahan ini”. Kotick sebelumnya mengkritik email itu sebagai “tuli nada”, meskipun sekarang akhirnya terbukti bahwa dia yang menulis email tersebut.

Bobby Kotick Menyangkal Laporan The Wall Street Journal

https://twitter.com/ABetterABK/status/1460671347382755329

Setelah laporan The Wall Street Journal rilis ke publik, Kotick mengeluarkan pesan publik yang menyebut bahwa laporan mereka “tidak akurat dan menyesatkan” tentang Activision Blizzard dan dirinya sendiri.

Bobby Kotick juga mengatakan bahwa siapa pun yang “meragukan keyakinannya” untuk menciptakan tempat kerja yang paling inklusif “tidak menghargai betapa pentingnya hal ini bagi saya”.

Setelah pernyataan tersebut muncul, ABK Workers Alliance mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pemogokan kerja. Di antara tuntutan mereka adalah agar Kotick mundur sebagai CEO Activision Blizzard.

Saat karyawan Activision Blizzard sedang bersiap untuk melakukan pemogokan kerja, dewan direksi Activision Blizzard telah merilis pernyataan yang menegaskan kembali dukungannya untuk Bobby Kotick.

Laporan Game Developer menambahkan bahwa dewan direksi Activision Blizzard lebih lanjut membela diri dan Bobby Kotick dalam sebuah pertemuan pada tanggal 17 November 2021.

Dewan direksi Activision Blizzard telah mengonfirmasi bahwa mereka memutuskan untuk memberikan semua karyawan libur Thanksgiving setelah mengetahui bahwa laporan The Wall Street Journal akan rilis ke publik.

Kebijakan “zero-tolerancy” perusahaan yang baru terhadap pelanggaran tidak akan berlaku untuk perilaku Kotick karena itu terjadi lebih dari satu dekade yang lalu dan tidak ada bukti yang mendukung. Ini juga tampaknya mengabaikan perannya dalam mempertahankan Bunting di Treyarch.

Lebih dari 100 Karyawan Activision Blizzard Mogok Kerja Atas Laporan Tersebut

Pemogokan kerja dari karyawan Activision Blizzard akhirnya terjadi pada tanggal 17 November 2021. Pemogokan itu telah menghadirkan lebih dari 100 karyawan Activision Blizzard yang meminta petinggi untuk memecat Bobby Kotick.

“Kami tidak akan diam sampai Bobby Kotick turun jabatan sebagai CEO. Kami akan terus mempertahankan permintaan awal kami untuk peninjauan pihak ketiga oleh sumber yang karyawan pilih,” tulis ABK Workers Alliance di Twitter.

Selain pemogokan kerja, ABK Workers Alliance juga merilis sebuah petisi yang telah ditandatangani oleh lebih dari 1.500 karyawan yang menyerukan pemecatan Bobby Kotick sebagai CEO Activision Blizzard.

Investor Activision Blizzard Turun Tangan

The Washington Post ikut melaporkan bahwa Strategic Organizing Center (SOC) Investment Group yang memegang sekitar 4,8 juta saham di Activision Blizzard (dari sekitar 779 juta total saham) telah menulis surat kepada dewan Activision Blizzard untuk menuntut pengunduran diri Kotick.

Mereka juga meminta Brian Kelly dan Robert Morgado untuk mengundurkan diri pada tanggal 31 Desember 2021. Surat tersebut menjelaskan bahwa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, SOC tidak akan ikut memilih direktur saat ini pada rapat pemegang saham tahunan berikutnya dan meminta pemegang saham lain untuk mengikutinya.

PlayStation dan Xbox Berikan Pernyataan Mereka

Bloomberg melaporkan berita yang sangat mengejutkan bahwa Jim Ryan (CEO Sony Interactive Entertainment) menuliskan dia dan kepemimpinannya “berkecil hati dan terus terang tercengang membaca” kasus Activision Blizzard. Menurut Ryan, perusahaan itu “belum berbuat cukup untuk mengatasi budaya diskriminasi dan pelecehan yang ada dan mendalam”.

“Kami menghubungi Activision Blizzard segera setelah artikel itu rilis ke publik untuk mengungkapkan keprihatinan mendalam kami dan untuk menanyakan bagaimana mereka berencana untuk mengatasi klaim yang ada dalam artikel tersebut,” tulis Ryan. “Kami tidak percaya pernyataan tanggapan mereka mengatasi situasi dengan benar.”

Ryan menekankan kepada karyawannya bahwa Sony Interactive Entertainment “berkomitmen untuk memastikan komunitas pengembang dan gamer kami merasa aman, serta menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi setiap karyawan”. Dia meminta karyawan untuk melaporkan pelecehan atau diskriminasi dan berjanji bahwa Sony Interactive Entertainment akan menyelidiki tindakan apa pun.

Selain Jim Ryan, Bloomberg melaporkan Phil Spencer (presiden Xbox) mengatakan bahwa dia dan timnya “sangat terganggu oleh peristiwa dan tindakan mengerikan” di Activision Blizzard. “Jenis perilaku ini tidak memiliki tempat di industri kami,” tulis Spencer.

Setelah PlayStation dan Xbox memberikan respon mereka, Activision Blizzard telah merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mereka “menghormati semua umpan balik dari mitra kami yang berharga”.

“Kami menghormati semua umpan balik dari mitra kami yang berharga dan terlibat lebih jauh dengan mereka,” kata Activision Blizzard. “Kami telah merinci perubahan penting yang telah kami terapkan dalam beberapa pekan terakhir dan kami akan terus melakukannya. Kita berkomitmen pada pekerjaan untuk memastikan budaya dan tempat kerja kita aman, beragam, dan inklusif. Kami tahu ini akan memakan waktu, tetapi kami tidak akan berhenti sampai kami memiliki tempat kerja terbaik untuk tim kami.”

Bobby Kotick Berencana Untuk Keluar dari Activision Blizzard

The Wall Street Journal merilis laporan terbaru bahwa Bobby Kotick menyiratkan dia akan terbuka untuk keluar jika dia tidak dapat membantu Activision Blizzard mengatasi masalah pelanggaran seksual “dengan cepat”.

Kotick mengetahui bahwa beberapa karyawan Activision Blizzard tidak akan puas selama pertemuan berlangsung kecuali dia mengundurkan diri. Kotick juga telah memberi tahu para eksekutif bahwa dia “malu” atas beberapa insiden di bawah pengawasannya dan meminta maaf karena tidak dapat menangani situasi tersebut.

Masalah Bobby Kotick yang mengetahui kasus pelanggaran seksual di Activision Blizzard telah membuka mata kita mengenai realita industri video game.

Karena ini belum mencapai akhir dari cerita tersebut, kami sarankan kalian untuk mengikuti cerita ini. Semoga masalah mengenai Bobby Kotick tentang kasus pelanggaran seksual di Activision Blizzard ini tidak terjadi di industri video game Indonesia.

Nintendo Ikut Turun Tangan

Update 23 November 2021: Fanbyte melaporkan bahwa Doug Bowser (presiden Nintendo of America) melihat kasus Activision Blizzard ini sebagai sesuatu hal yang “menyedihkan dan mengganggu”.

“Bersama Anda semua, saya telah mengikuti perkembangan terbaru dengan Activision Blizzard dan laporan pelecehan dan toksisitas seksual yang sedang berlangsung di perusahaan,” tulis Bowser.

“Saya menemukan kasus ini menyedihkan dan mengganggu. Mereka bertentangan dengan nilai-nilai saya serta keyakinan, nilai, dan kebijakan Nintendo.”

Bowser menjelaskan bahwa Nintendo berkomitmen untuk memiliki tempat kerja yang terbuka dan inklusif di mana semua orang diterima. Bowser mengatakan perusahaan memegang standar ini dan mengharapkan hal yang sama dari industri dan mitranya.

Meskipun tanpa detail, Bowser juga mengatakan bahwa perwakilan di Nintendo telah “menghubungi Activision dan telah mengambil tindakan dan menilai yang lain”.

ESA Juga Berikan Pernyataan Mereka Mengenai Kasus Ini

Update 24 November 2021: Entertainment Software Association (ESA) telah mengomentari situasi yang sedang berlangsung di Activision Blizzard. Sementara ESA tidak menunjuk ke Activision Blizzard, organisasi itu memang membahas jenis tuduhan yang muncul terhadap penerbit Call of Duty dan kepala eksekutifnya.

“Pelecehan dalam bentuk apa pun di tempat kerja tidak dapat kami terima dan tidak boleh kami toleransi,” kata ESA kepada GamesIndustry.biz. “Ketika tuduhan muncul, orang-orang yang terkena dampak suaranya perlu kita dengar. Setiap tuduhan perlu kita akui dan selidiki secara menyeluruh, lalu kita tangani dengan konsekuensi yang berarti.”

ESA melanjutkan, “Vitalitas industri kami mengharuskan setiap orang di tempat kerja dan komunitas kami merasa dihargai dan dihormati. Sebagai asosiasi industri, ESA mengumpulkan perusahaan anggotanya untuk menciptakan dialog dan membentuk tindakan guna memastikan bahwa keyakinan ini terwujud.”

Kelompok Aktivis Politik Tuntut Pemecatan Bobby Kotick dari Dewan Direksi Coca-Cola

Update 1 Desember 2021: National Legal and Policy Center (NPLC), sebuah organisasi sayap kanan yang “mempromosikan etika dalam kehidupan publik”, telah menulis surat kepada James Quincey (CEO Coca-Cola).

NPLC meminta agar Quincey “segera meminta pengunduran diri” Bobby Kotick dari dewan direksi perusahaannya. “Jika Bapak Bobby Kotick menolak untuk meninggalkan jabatan direkturnya secara sukarela, kami meminta Anda untuk mengadakan rapat khusus para direktur untuk memberhentikannya,” tulis NPLC.

Jessica Gonzalez Telah Mengundurkan Diri dari Activision Blizzard

https://twitter.com/BlizzJess/status/1465714592189849613

Update 1 Desember 2021: Jessica Gonzalez, analis tes senior di Activision Blizzard yang telah berperan dalam upaya aksi kolektif karyawan telah mengundurkan diri. Dalam pesan yang khusus ditujukan kepada Bobby Kotick, Gonzalez mengatakan bahwa dia memiliki “banyak tahun untuk memperbaiki budaya” perusahaannya.

“Tidak adanya tindakan dan penolakan Anda untuk bertanggung jawab akan mendorong keluarnya bakat-bakat hebat, dan produknya akan terganggu sampai Anda dicopot dari posisi Anda sebagai CEO,” tulis Gonzalez.

Pejabat Pemerintah Mulai Mengancam Activision Blizzard

Update 2 Desember 2021: Beberapa bendahara negara bagian dari California, Massachusetts, Illinois, Oregon, Delaware, dan Nevada meminta Activision Blizzard untuk mengambil tindakan yang lebih keras dalam menangani kasus mereka saat ini.

Axios melaporkan bahwa mereka telah meminta untuk bertemu dengan anggota dewan direksi di Activision Blizzard pada tanggal 20 Desember 2021. Mereka juga mengancam akan mengambil tindakan terhadap perusahaan jika tidak mematuhi permintaan mereka.

Bendahara negara bertugas mengawasi masalah keuangan yang menyangkut negara dan warga negaranya. Beberapa negara bagian memiliki investasi aktif di Activision Blizzard yang memengaruhi dana pensiun yang orang gunakan di masa pensiun nanti.

Berinvestasi di Activision Blizzard juga berarti mereka memiliki kekuatan dalam menentukan apa yang akan perusahaan itu lakukan selanjutnya. Dan sekarang, bendahara negara tidak senang dengan kepemimpinan Activision Blizzard.

“Kami khawatir bahwa CEO dan dewan direksi saat ini tidak memiliki keahlian atau keyakinan untuk mengubah budaya mereka. Ini juga tentunya untuk memulihkan kepercayaan dengan karyawan, pemegang saham dan mitra mereka,” kata Michael Frerichs (bendahara negara bagian Illinois) kepada Axios.

Frerichs juga mencatat bahwa dia terganggu oleh berita gaji yang tidak setara di Activision Blizzard. “Jadi tidak semua hanya tentang jumlah dolar dan jumlah saham yang kita miliki,” lanjut Freirchs.

Deborah Goldberg (bendahara negara bagian Massachusetts) berbagi keprihatinan yang sama dengan Frerichs. Dia bingung bahwa anggota dewan direksi Activision Blizzard masih mendukung Kotick menyusul tuntutan pengunduran dirinya.

Goldberg mengatakan kepada Axios bahwa kasus pelecehan dan diskriminasi di Activision Blizzard membutuhkan “penyelidikan yang benar” dari “penyelidik luar”.

“Anda dapat menunjukkan, ‘Hei, kami membayar para korban, kami membuat mereka utuh,’” kata Frerichs. “Jika Anda melanjutkan budaya yang menciptakan korban baru di masa depan, Anda menciptakan lebih banyak risiko lagi untuk perusahaan.”

The Game Awards 2021 Tidak Akan Berpihak Pada Activision Blizzard

Update 4 Desember 2021: The Washington Post telah melaporkan bahwa Geoff Keighley masih memikirkan bagaimana cara “menavigasi” keterlibatan Activision Blizzard di The Game Awards 2021. Untuk saat ini, Keighley ingin memfokuskan diri untuk mengumumkan game terbaru dari industri video game.

“Kami ingin mendukung karyawan dan pengembang Activision Blizzard,” kata Keighley yang menambahkan bahwa dia mendukung orang-orang yang maju dengan cerita mereka, tetapi juga tidak ingin mengurangi peluang pengembang untuk menyoroti game mereka. “Kita harus berpikir sangat hati-hati tentang bagaimana melanjutkan di sini.”

Keighley memberikan konfirmasi bahwa acara The Game Awards 2021 tidak akan membawa Diablo IV dan Overwatch 2. Tetapi dia tidak menyebutkan apakah game Activision Blizzard lainnya akan muncul atau tidak sama sekali.

Activision Pecat QA Raven Software Setelah Dijanjikan Naik Gaji

Update 4 Desember 2021: Menurut Austin O’Brien (manajer komunitas Call of Duty) tim QA dari Raven Software telah mendapatkan janji kenaikan gaji selama berbulan-bulan oleh Activision. Ternyata, kenaikan gaji ini memiliki tanda buruk untuk mereka.

Activision berencana akan menyerap beberapa QA yang masih kontrak dari Raven Software dan mempekerjakan beberapa dari mereka secara permanen. Namun, sebagian besar pengembang di Raven Software akan kehilangan pekerjaan.

Sejauh ini, tim QA mengatakan bahwa Raven Software belum terlalu komunikatif tentang perubahan struktural ini. Pengembang mengetahui berita tentang PHK sebagian besar ini dari mulut ke mulut dan menambah kegelisahan di antara tim QA.

Departemen QA Raven Software Melakukan Mogok Kerja

Update 7 Desember 2021: Penguji jaminan kualitas (QA) dan pengembang lain di Raven Software keluar dari pekerjaan mereka untuk memprotes PHK mendadak yang diberlakukan pada karyawan mereka beberapa hari yang lalu.

“Mereka yang telah berpartisipasi dalam demonstrasi ini melakukannya dengan kesuksesan studio yang berkelanjutan di garis depan pikiran mereka,” tulis ABK Workers Alliance. “Departemen QA Raven Software sangat penting untuk fungsi sehari-hari studio secara keseluruhan. Mengakhiri kontrak penguji berkinerja tinggi dalam waktu kerja dan keuntungan yang konsisten menempatkan kesehatan studio dalam risiko.”

Activision lalu kemudian memberikan konfirmasi bahwa informasi mengenai PHK mendadak ini adalah benar adanya.

“Activision Publishing menumbuhkan investasi keseluruhan dalam pengembangan dan sumber daya operasinya,” kata juru bicara Activision kepada Kotaku. “Kami mengubah sekitar 500 pekerja sementara menjadi karyawan penuh waktu dalam beberapa bulan mendatang. Sayangnya, sebagai bagian dari perubahan ini, kami juga telah memberi tahu 20 pekerja sementara di seluruh studio bahwa kami tidak akan memperpanjang kontrak mereka.”

Departemen QA Treyarch Ikut Mogok Kerja

Update 8 Desember 2021: Setelah departemen QA Raven Software melakukan mogok kerja, departemen QA Treyarch ikut mendukung protes Raven Software.

Selain itu, pemogokan kerja dari studio lain Raven Software telah bergabung dari kantor di Texas, Minnesota, dan California, termasuk di kampus Irvine Blizzard Entertainment.

Pengacara Karyawan Blizzard Entertainment Minta Dana Kompensasi Korban

Update 9 Desember 2021: Seorang pengacara yang mewakili karyawan Blizzard Entertainment mengatakan bahwa perusahaan tersebut harus membentuk dana kompensasi 100 juta USD untuk mereka yang mengalami hal yang sama.

Ini adalah salah satu dari tiga tuntutan yang dibuat oleh pengacara Lisa Bloom. Dia menyebut Activision Blizzard “untuk memprioritaskan banyak korban pelecehan seksualnya”.

Selain dana kompensasi, Bloom mengatakan kliennya menginginkan “permintaan maaf yang nyata” atas pelecehan seksual yang diderita di Activision Blizzard dan pembalasan karena berbicara tentang pelecehannya. Tuntutan ketiga adalah peninjauan oleh pihak ketiga yang netral dan “bukan firma hukum besar” untuk menilai kerusakan karir yang para korban hadapi setelah angkat bicara.

“Berikan dia pekerjaan yang menjadi haknya, jangan tahan dia karena melaporkan pelecehan seksual terhadapnya,” kata Bloom. “Activision Blizzard harus memujinya karena dia ingin membuat perusahaan lebih baik.”

Activision Blizzard telah merilis pernyataan bahwa mereka akan bekerja sebisa mungkin agar kasus pelecehan ini tidak terjadi lagi di perusahaannya. Pernyataan lengkapnya bisa kalian lihat melalui artikel GamesIndustry.biz.

ABK Workers Alliance Buka GoFundMe

Update 10 Desember 2021: ABK Workers Alliance telah membentuk Strike Fund di mana orang-orang yang ingin berdiri dalam solidaritas dapat menyumbangkan dana mereka. ABK Workers Alliance berharap untuk mengumpulkan 1 juta USD melalui penggalangan dana ini.

https://twitter.com/BlizzJess/status/1469355855707475970

Update 11 Desember 2021: Jessica Gonzalez mendapatkan sebuah email yang mengatakan bahwa Brian Bulatao (kepala staf administrasi Activision) mendorong karyawan untuk berpikir tentang menandatangani kartu otorisasi serikat pekerja dengan Communications Workers of America (CWA).

37 Orang Dipecat atau Diusir Oleh Activision Blizzard

Update 18 Januari 2022: The Wall Street Journal melaporkan bahwa Activision Blizzard telah “memecat atau mendorong keluar” 37 karyawan dan mendisiplinkan 44 lainnya sejak bulan Juli 2021.

Menurut The Wall Street Journal, angka ini awalnya akan rilis pada bulan Desember 2021, tetapi perilisannya ditahan oleh Bobby Kotick karena kekhawatiran bahwa angka tersebut dapat membuat masalah tempat kerja perusahaan tampak lebih besar.

Helaine Klasky (juru bicara Activision) memberikan konfirmasi angka tersebut dan membantah klaim bahwa mereka telah mengumpulkan lebih dari 700 laporan tentang kekhawatiran karyawan terkait dengan pelanggaran dan masalah lainnya. Klasky mengklaim bahwa laporan sebelumnya termasuk pernyataan media sosial dan masalah tempat kerja yang tidak berbahaya.

Klasky juga membantah klaim bahwa Kotick telah menahan angka tersebut. Dia mengatakan bahwa “pernyataan mengenai Bapak Kotick tidak benar” dan “fokus kami adalah memastikan kami memiliki data dan analisis yang akurat untuk dibagikan”.

Selain itu, Activision Blizzard saat ini mengalami tekanan dari pemegang saham atas penanganan tuduhan ini. Fidelity International, sebuah investor Inggris yang memiliki sekitar 0,6% dari Activision Blizzard, dilaporkan mengirim surat yang mengatakan bahwa dewan harus mempertimbangkan untuk menempatkan Kotick pada cuti administratif. Pada saat yang sama, pihak ketiga meninjau masalah yang sedang berlangsung di perusahaan.

Fidelity juga menyerukan agar dewan lebih mandiri dan terdiri dari orang-orang non-Activision Blizzard. Pemegang saham memperingatkan bahwa mereka akan melakukan divestasi saham atau “mendapatkan dukungan dari pemegang saham lain” jika Activision Blizzard tidak mengatasi masalah ini.

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks