Laporan terbaru telah mengungkapkan bahwa Blizzard bersikeras tidak memiliki rencana NFT, meskipun sebelumnya mereka merilis survei dengan topik NFT.
Informasi ini pertama kali muncul melalui respon Mike Ybarra (Presiden Blizzard Entertainment) kepada VGC. Jika kalian tertarik dengan kontroversi metaverse, blockchain, dan NFT, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.
Blizzard Bersikeras Tidak Memiliki Rencana NFT Setelah Adanya Survei NFT
Mike Ybarra telah membantahkan laporan bahwa Blizzard Entertainment memiliki rencana untuk NFT setelah pengguna Twitter mengunggah tentang survei mereka yang mengukur minat pada NFT.
“Tidak ada yang melakukan NFT,” tulis Ybarra sebagai tanggapan atas cuitan dari Andy Robinson (Jurnalis VGC) tentang survei yang dilakukan YouGov.
Survei itu sendiri dibahas di Twitter oleh para pemain Blizzard Entertainment (via Game Rant), dengan satu pemain menyertakan screencap dari sebuah pertanyaan yang meminta responden untuk menunjukkan minat mereka pada beberapa topik, termasuk “play-to-earn gaming” dan “NFTs” sebagai dua topik terpisah.
Topik lainnya termasuk streaming cloud, layanan berlangganan, permainan lintas platform, dan pengalaman bermain game metaverse.
Kontroversi Metaverse, Blockchain, dan NFT
Game blockchain dan NFT memang telah menjadi sasaran inti kontroversi dalam beberapa bulan terakhir. Valve bahkan telah melarang game blockchain dan NFT dari Steam, tetapi Epic Games malah menerima ide itu dengan tangan terbuka di platform mereka. Gabe Newell menyatakan bahwa orang-orang dari komunitas NFT bukan tipe yang ingin diajak berbisnis oleh Valve.
Phil Spencer bahkan telah menyatakan kekhawatirannya akan pertimbangan game berbasis blockchain dan NFT. Berbeda dengan Yosuke Matsuda (presiden Square Enix), di mana dia telah mendukung secara antusias teknologi baru seperti game blockchain, NFT dan metaverse. Atsushi Inaba dan Hideki Kamiya bahkan telah menyatakan ketidaktertarikan mereka terhadap NFT.
GSC Game World selaku pengembang S.T.A.L.K.E.R. 2 mengalami hal yang sama, di mana mereka mendapatkan respon negatif ketika mengumumkan rencana NFT dan menyebabkan mereka membatalkan rencana itu. Tidak hanya mereka, Team17 juga mendapatkan respon yang serupa dengan proyek MetaWorms NFT-nya. Salah satu game indie di Steam seperti Storybook Brawl mendapat perlakukan serupa.
Pada bulan Januari 2022 saja, beberapa kontroversi muncul kembali dalam industri video game. Perusahaan seperti Atari, Konami, Moonton, dan Ubisoft menyerukan dukungan mereka terhadap NFT. Bahkan salah satu pengisi suara terkenal seperti Troy Baker ikut campur dalam topik kontroversial ini.
Netmarble bahkan tidak takut untuk mengungkapkan tujuan bisnis mereka dalam metaverse, blockchain, dan NFT, di mana 70% game baru mereka akan mencoba semua teknologi tersebut. Zynga juga akan merilis game NFT pertama mereka di tahun 2022. SEGA tidak lupa mengumumkan niat Super Game yang nantinya akan mengimplementasikan NFT. Bandai Namco juga telah mengumumkan proyek NFT musiknya, yaitu World of Den-On-Bu.
Realitanya, sebagian besar pengembang dan penerbit video game tidak tertarik dengan topik mengenai NFT dan cryptocurrency. Ada salah seorang responden dari survei State of the Industry 2022 milik GDC menyindir, “Saya lebih suka tidak mendukung pembakaran hutan hujan daripada memastikan seseorang ‘memiliki’ jpeg.”
Kita nantikan saja masa depan dari metaverse, blockchain, dan NFT, apakah tren ini akan berlalu dengan cepat atau akan tetap di sini dan menetap dalam waktu yang lama.