BeritaResmi

Antoine Henry Resmi Keluar dari Ubisoft

Antoine Henry telah mengungkapkan bahwa dia akan keluar dari Ubisoft setelah bekerja selama hampir 15 tahun di perusahaan tersebut.

Antoine Henry telah mengungkapkan bahwa dia akan keluar dari Ubisoft setelah bekerja selama hampir 15 tahun di perusahaan tersebut.

Informasi ini pertama kali muncul melalui artikel VGC. Jika kalian tertarik dengan kondisi industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Antoine Henry Resmi Keluar dari Ubisoft

Antoine Henry (Associate Game Director Skull & Bones) telah mengungkapkan di LinkedIn bahwa dia akan meninggalkan Ubisoft setelah bekerja selama hampir 15 tahun di perusahaan tersebut.

“Selamat tinggal, Ubisoft! Setelah hampir 15 tahun bekerja di sini, hari ini adalah hari terakhir saya,” tulis Henry. “Saya berterima kasih atas orang-orang yang saya temui dan apa yang mereka berikan kepada saya secara profesional dan pribadi. Semoga saya bisa memberi kembali sedikit.”

Kepergiannya dari Ubisoft Singapore menjadi kerugian lain bagi tim Skull & Bones yang tampaknya berjuang untuk merilis game tersebut sejak tahun 2017. Penting untuk dicatat bahwa kepergian Henry dari Ubisoft tidak serta merta melukiskan pengembangan Skull & Bones seperti apa.

Terkadang, pengembang game meninggalkan game mereka setelah pekerjaannya selesai. Mungkin pekerjaan Henry di Skull & Bones selesai dan dia merasa cukup percaya diri bahwa tim dapat menyelesaikannya sehingga dia memutuskan untuk pergi.

Masalah Pengembangan Skull & Bones

Kotaku melaporkan bahwa pengembangan Skull & Bones dimulai pada tahun 2013 sebagai ekspansi Assassin’s Creed IV: Black Flag. Ekspansi tersebut berubah nama menjadi Black Flag Infinite, lalu berubah lagi menjadi namanya yang sekarang yaitu Skull & Bones.

Skull & Bones seharusnya rilis pada akhir tahun 2018. Kemudian sampai sekarang, game tersebut mengalami pengunduran hingga bulan Maret 2023. Salah satu pengembang Skull & Bones mengatakan kepada Kotaku bahwa, “Tidak ada yang percaya Februari 2022 [untuk perilisan], tetapi Anda selalu berharap.”

Sumber Kotaku lainnya juga berkata bahwa Skull & Bones telah mencoba beberapa prototipe latar, seperti Kepulauan Karibia, Samudra Hindia, hingga dunia fantasi bernama Hyperborea. Ubisoft juga telah mencoba berbagai macam struktur genre, seperti ship-based multiplayer shootersurvival-likeroguelike, dan live service.

Singkatnya, inti dari Skull & Bones masih belum jelas. Tetapi apabila Ubisoft telah menyatakan bahwa game tersebut melewati masa Alpha, maka itu menunjukkan bahwa game tersebut sekarang memiliki bentuk akhir yang bisa diharapkan.

Kotaku mengungkapkan bahwa perkiraan biaya produksi Skull & Bones melebihi 120 juta USD atau sekitar 1,7 triliun rupiah. Kotaku juga mengatakan bahwa jika ini merupakan game Take-Two Interactive atau Electronic Arts (EA), mungkin mereka telah membatalkan game tersebut.

Untuk kasus ini, Ubisoft tidak bisa membatalkan Skull & Bones karena mereka memiliki kesepakatan dengan pemerintah Singapura. Sebagai gantinya, Ubisoft Singapore (pengembang Skull & Bones saat ini) harus merilis sebuah game asli mereka di tahun-tahun mendatang dengan imbalan pembayaran subsidi. Proses pengembangan yang sulit juga telah menyebabkan banyaknya karyawan Ubisoft Singapore keluar dan menjadikan lingkungan kerja yang tidak bersahabat.

Menanggapi laporan dari Kotaku, Ubisoft mengatakan bahwa, “Tim Skull & Bones bangga dengan pekerjaan yang telah mereka capai pada proyek ini sejak update terakhir mereka dengan produksi yang baru saja melewati Alpha. Kami bersemangat untuk berbagi lebih banyak detail ketika waktunya tepat.”

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks