BeritaResmi

Akun Media Sosial Activision Blizzard Tidak Aktif Sejak Kasus Pelecehan Seksual

Menyusul tuduhan kasus pelecehan seksual, beberapa akun media sosial Activision Blizzard baru-baru ini menjadi tidak aktif.

Menyusul tuduhan kasus pelecehan seksual, beberapa akun media sosial Activision Blizzard baru-baru ini menjadi tidak aktif.

Informasi ini ditemukan oleh seorang pengguna Reddit bernama u/VolleNommer, di mana dia menemukan kejanggalan bahwa semua akun untuk game besutan Activision Blizzard mendadak tidak aktif sejak tanggal 21 Juli 2021. Jika kalian tertarik dengan perkembangan kasus ini, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Tiba-Tiba Hening, Ada Apa?

Beberapa akun seperti Call of Duty, Overwatch, World of Warcraft, Crash Bandicoot, dan Spyro mendadak berhenti membuat cuitan. Bahkan akun pengembang seperti Raven Software dan Treyarch juga ikut menemani kesunyian ini.

Semua akun tersebut benar-benar berhenti membuat cuitan sejak tanggal 21 Juli 2021, tanggal di mana tuduhan pelecehan seksual pertama kali muncul.

Meskipun beberapa game seperti Crash Bandicoot dan Spyro tidak mengejutkan karena keduanya adalah game single-player, tetapi beberapa game online seperti Overwatch, Call of Duty, dan World of Warcraft biasanya membuat cuitan setiap hari.

Menurut Nommer, update terbaru seputar Black Ops Cold War dan Warzone masih berjalan, hanya saja mereka tidak membuat cuitan di akun mereka secara terbuka. Keheningan ini juga tampaknya meluas ke semua pengembang Activision Blizzard dengan Treyarch, Raven Software, Toys for Bob, dan King semuanya diam.

Kasus Pelecehan Seksual & Tempat Kerja Yang Tidak Aman

Setelah penyelidikan 2 tahun oleh California Department of Fair Employment and Housing, mereka telah mengajukan gugatan terhadap Activision Blizzard karena mengembangkan budaya “frat boy”. Budaya tersebut menyebabkan karyawan wanita menjadi sasaran upah yang tidak setara dan pelecehan seksual.

Bloomberg melaporkan bahwa Activision Blizzard dituduh oleh negara bagian California karena melakukan diskriminasi terhadap karyawan wanita. California menuduh kepemimpinan Activision Blizzard telah gagal mengatasi salah satu dari masalah luar biasa ini.

Gugatan itu menyatakan bahwa Activision Blizzard menugaskan karyawan wanita untuk “dibayar lebih rendah dan tingkat peluang yang lebih rendah” dengan gaji awal yang lebih rendah.

Budaya “Frat Boy”

Blizzard Pelecehan Seksual
Image Credit: Activision Blizzard

Dokumen tersebut juga menuduh Activision Blizzard memupuk budaya “frat boy”. Karyawan pria meminum “alkohol dalam jumlah berlebihan” dan “sering terlibat dalam perilaku yang tidak pantas terhadap karyawan wanita”.

Karyawan pria hanya datang untuk bermain video game selama bekerja “sambil mendelegasikan tanggung jawab mereka kepada karyawan wanita”. Mereka terlibat dalam pembicaraan tentang hubungan seksual mereka, berbicara secara terbuka tentang tubuh wanita, dan bercanda tentang pemerkosaan.

Gugatan tersebut juga mengutip satu insiden tertentu di mana seorang karyawan wanita melakukan bunuh diri selama perjalanan kerja dengan seorang pria. Pria tersebut diduga membawa barang-barang seksual yang tidak pantas bersamanya.

J. Allen Brack (presiden Blizzard Entertainment) telah mengirimkan email kepada semua karyawannya bahwa perilaku tersebut “benar-benar tidak dapat saya terima”. Dia berjanji untuk membahas masalah tersebut dengan karyawan yang terkait untuk membantu perusahaan bergerak maju.

Brack mengakhiri email dengan mengatakan, “Saya merasa marah, sedih, dan sejumlah emosi lainnya. Tetapi saya juga merasa bersyukur bekerja bersama sekelompok pemimpin dan ribuan karyawan yang bergabung dengan saya dalam komitmen mereka untuk memperbaiki masalah ini. Terima kasih Blizzard.”

Kasus pelecehan seksual di Activision Blizzard ini telah membuka mata kita bahwa industri video game memiliki sisi gelap yang tidak banyak orang ketahui. Jika saja tidak ada laporan atau gugatan mengenai hal ini, maka budaya tersebut akan terus berjalan.

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks