BeritaNFTResmi

Netmarble: 70% dari Judul Baru Gunakan Blockchain

Netmarble mengumumkan bahwa 70% dari judul baru mereka akan menggunakan teknologi blockchain.

Netmarble mengumumkan bahwa 70% dari judul baru mereka akan menggunakan teknologi blockchain.

Informasi ini pertama kali muncul melalui artikel Forbes. Jika kalian tertarik dengan kondisi industri video game, kalian bisa melihat artikel kami lainnya di Gamedaim News.

Netmarble: 70% dari Judul Baru Gunakan Blockchain

Forbes melaporkan bahwa Netmarble saat ini sedang bersiap untuk meluncurkan 20 judul baru, di mana 70% di antaranya akan menggunakan teknologi blockchain. Game-game ini akan ditujukan untuk pasar luar, karena game play-to-earn saat ini dilarang di Korea karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kecanduan untuk judi di kalangan anak-anak.

“Jika sistem dalam game memungkinkan pengguna untuk menukar item dengan barang berbayar, mungkin ada kemungkinan spekulasi, di mana game tersebut mungkin termasuk dalam klasifikasi ‘usia 18+’ dan tidak tersedia untuk remaja di bawah 18 tahun,” kata Korean Game Rating And Administration Committee (GRAC) dalam sebuah pernyataan.

Apa Saja Judul-Judul Itu?

Salah satu game baru Netmarble bernama A3: Still Alive adalah game play-to-earn yang memungkinkan pengguna untuk memonetisasi aset tidak berwujud dalam game, seperti senjata, dengan cryptocurrency. A3: Still Alive akan menjadi game play-to-earn pertama Netmarble dan diharapkan akan rilis pada bulan Maret 2022.

Selain itu, ada juga game bernama Everyone’s Marble: Metaworld, di mana game ini akan menggunakan teknologi metaverse dan NFT. Game ini akan memungkinkan pemain untuk membeli tanah di dunia virtual. Pemain juga dapat membangun dan memperdagangkan real estat “NFTized”.

“Game berbasis blockchain yang dibuat oleh Netmarble akan mengintegrasikan kenikmatan game bersama dengan aset tidak berwujud melalui NFT. Saya percaya bahwa industri game akan tumbuh lebih besar dari sekarang,” kata Bang Jun-hyuk (Pendiri Netmarble) dalam konferensi pers.

“Metaverse tidak hanya akan mentransplantasikan berbagai elemen dari game tetapi juga menyatu dengan teknologi blockchain untuk menciptakan dunia nyata kedua di luar virtual,” lanjut Bang.

Kontroversi NFT dan Blockchain

70% dari Judul Baru Gunakan Blockchain
Image Credit: Netmarble

Game blockchain dan NFT memang telah menjadi sasaran inti kontroversi dalam beberapa bulan terakhir. Valve bahkan telah melarang game blockchain dan NFT dari Steam, tetapi Epic Games malah menerima ide itu dengan tangan terbuka di platform mereka.

Electronic Arts (EA) juga telah mengungkapkan bahwa game blockchain dan NFT merupakan “masa depan industri” mereka. Zynga malah sudah terjun ke dalam bisnis game NFT dengan memilih seseorang yang mengurus sektor tersebut.

Phil Spencer bahkan telah menyatakan kekhawatirannya akan pertimbangan game berbasis blockchain dan NFT.

GSC Game World selaku pengembang S.T.A.L.K.E.R. 2 mengalami hal yang sama, di mana mereka mendapatkan respon negatif ketika mengumumkan rencana NFT dan menyebabkan mereka membatalkan rencana itu. Tidak hanya mereka, Team17 juga mendapatkan respon yang serupa dengan proyek MetaWorms NFT-nya.

Di awal tahun 2022, Yosuke Matsuda (presiden Square Enix) telah mengungkapkan dukungan antusias terhadap teknologi baru seperti game blockchain, NFT dan metaverse.

Pada bulan Januari 2022 saja, beberapa kontroversi muncul kembali dalam industri video game. Perusahaan seperti AtariKonamiMoonton, dan Ubisoft menyerukan dukungan mereka terhadap NFT. Bahkan salah satu pengisi suara terkenal seperti Troy Baker ikut campur dalam topik kontroversial ini.

Realitanya, sebagian besar pengembang dan penerbit video game tidak tertarik dengan topik mengenai NFT dan cryptocurrency. Ada salah seorang responden dari survei State of the Industry 2022 milik GDC menyindir, “Saya lebih suka tidak mendukung pembakaran hutan hujan daripada memastikan seseorang ‘memiliki’ jpeg.”

Kita nantikan saja masa depan dari game blockchain dan NFT, apakah tren ini akan berlalu dengan cepat atau akan tetap di sini dan menetap dalam waktu yang lama.

Setelah lulus sebagai analis kimia, Fransiskus mengejar mimpinya untuk menjadi jurnalis dan telah meliput industri game sejak tahun 2020. Saat ini, ia fokus pada gelar Hubungan Masyarakat (Humas) dan tertarik dengan bagaimana para pemimpin industri game…

Related Posts

Leave Comment
Hidupkan Notifikasi OK No thanks